Part 11

892 69 10
                                    

-Sikapmu membuatku bertanya sepenting apakah diriku bagimu?-


Gadis mungil berhodie kuning sedang menunggu temannya selesai latihan basket. Ia menekuk wajahnya kesal saat melihat grub chat latihan teaternya dibatalkan namun ia sudah berada di sekolah. Kalau tau duluan, ia lebih memilih tidur daripada ke sekolah sore.

"Dis, sini ikut main!" Ajak Lia

Tak terasa, ia menghabiskan 3 jam lebih untuk menumpahkan kesalnya. Lapangan basket yang tadinya ramai pun tersisa Lia, Galang, dan Agil.

Gadis itu menatap kesal pada sahabatnya.

"Lo masih kesel sama kemarin? Maap deh, gue ketiduran."

"Enteng banget mulutnya, mbak," sindir Andis.

"Gue beliin yupi deh nanti."

"Dimaafkan!"

Andis beranjak dari duduknya dan ikut bergabung.

"Nih!" Galang melempar bola dan ditangkap dengan sempurna oleh Andis.

"Kampret si Galang! Kalo kena muka gue tadi gimana?" Andis sempat terperanjat, untung saja refleknya cepat.

"Kan nggak," jawab Galang tenang.

"Coba lo masukin tuh bola di ring," ucap Agil

Andis dengan polosnya maju tepat di bawah ring

"Yakali di situ, Dis! Munduran woy," kesal Galang

Lia tertawa melihat tingkah polos sahabatnya.

"Jauh banget, ini gak mungkin masuk sih!" Gumamnya

"Bisa, Lia aja yang lebih tinggi 5 Senti dari lu bisa, masa lo kagak," kompor Galang

"Kalo Lia bisa, kenapa harus gue?"

"Lo tau gak, mindset elu tuh mindset orang susah!" Ucap Galang menirukan pembicara webinar.

"Hubungannya mindset orang sama main basket apaan?"

"Hubungannya itu lo gak bakal tinggi kalo gak main basket."

"Kok malah bawa-bawa tinggi sih? Wah, body shamming lo!"

"Buset, ngelempar bola basket doang pake adu urat dulu," ucap Agil.

"Galang duluan!" Adu Andis

"Iya, Galang tuh!," ucap Lia memojokkan Galang.

Galang memilih diam, tidak ingin membalas karena sudah pasti akan kalah telak.

"Udah buruan lempar bolanya. Inget-inget aja materi penjas kita waktu semester 1 yang pertemuan ke 2 tuh bahas basket.

"Widiihh, hapal banget Lo, Gil," takjub Galang

"Iyaa dong," bangganya.

Andis melempar bolanya asal karena tidak ingat sama sekali materi penjas yang dibahas Agil.

Dan ya, hasilnya sudah pasti bisa ditebak. Tidak masuk tentu saja.

"Andis lu lanjut nulis puisi aja dah kalo gini," ucap Galang

"Jangan gitu lah," ucap Andis memelas

"Yaudah sini gue ajarin. Kakinya dibuka selebar bahu, terus agak ditekuk dikit sampe tumit Lo sedikit terangkat dari lantai. Tatapan lurus ke depan, bola dipegang 1 tangan dengan sikunya ini di bawah bola terus tangan lain di samping terus shoo~" masuk. Tembakan Galang sangat sempurna.

Andis menatap kagum.

"Nih Lo coba." Galang memberikan bola basket.

Andis melakukan semua tahap yang telah diterangkan Galang. Percobaan pertamanya gagal.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang