Part 3

997 83 42
                                    

-Mencintaimu adalah pilihan, karena itu aku memilihmu-

Kelas 10 IPA 1 saat ini sedang kosong dikarenakan semua siswanya sedang berkumpul di lapangan.

Pelajaran kali ini adalah olahraga, jam yang tidak disukai sebagian besar siswi. Berbanding terbalik dengan para siswa, sebagain besar dari mereka menyukai pelajaran ini.

Di lapangan, Agil, ketua kelas sedang memberikan arahan.

"Karena pak Hanif lagi izin, katanya kita bebas mau olahraga apa," ucap Agil

Para murid bersorak, ada juga yang mengeluh kecewa.

"Main basket boleh?" Tanya Galang

"Boleh, yang penting tetap di lapangan selama jam pelajarannya berlangsung," tambahnya.

Mereka pun berpencar, memilih olahraga yang mereka minati.

"Gis, main basket yuk," Ajak Lia

"Gak ah, gue mau ngadem aja di pinggir lapangan," ucapnya

"Loh emang bisa?" Tanya Andis

"Bisa lah, kan katanya yang penting gak ninggalin lapangan."

"Masuk akal," ucap Gita

"Gue ikut Giska deh, tadi lupa pake sunscreen soalnya," ucap Andis

"Yuk, Gis!"

Andis dan Giska pun meninggalkan Lia dan Gita, mereka memilih pinggir lapangan yang cukup teduh untuk duduk dan memperhatikan sekitar.

Giska memilih membuka hpnya. Menjalani hubungan LDR memang cukup sulit mengingat rintangan yang mereka lewati sangat banyak, tapi saling percaya adalah kunci bertahannya hubungan mereka.

Lia menatap Gita dengan tatapan aneh

"Ape lu?" Sewot Gita

"Main basket yuk!" Ajaknya

"Biasa aja dong tatapannya, takut gue!"

"Duh lama, yuk!" Lia menarik Gita ke lapangan basket.

Di sana sudah terlihat Galang dan Agil yang sedang men-dribble bola.

"Eh ada My Dear Gita," ucap Galang dengan senyumnya.

Banyak wanita yang mengatakan senyum Galang indah, namun menurut Gita itu terlihat bodoh.

'Galang dengan senyum bodohnya' itu yang di pikiran Gita ketika melihat Galang tersenyum dengan memamerkan deretan gigi rapihnya seperti sekarang.

"APE LU?" Kesal Gita

Mereka sudah tidak asing dengan sikap Galang. Galang terkenal playboy dan Gita yang anti dengan mahluk seperti itu, tapi entah kenapa menggoda Gita adalah salah satu pekerjaan rutinnya. Melihat wajah kesal Gita sangat menyenangkan untuknya, itu terlihat menggemaskan.

"Utututu tayang, masih pagi loh dah marah aja."

Gita benar-benar ingin menampol wajah bodoh Galang dengan bola basket.

"Duuh my dear blushing, mukanya merah gitu hahaha, lucu bangettt," ucap Galang sambil menoel pipi tembem Gita.

Gita sudah di puncak amarahnya.

"GALANG MONYET, TANGAN LU BAU BALSEM ANJIR!"

Lia panik segera menahan Gita agar tidak menerkam playboy cap badak satu itu.

"Sabar Git, sabar."

Agil hanya menggeleng melihat tingkah ajaib teman kelasnya. Entah kenapa ini tidak seperti IPA 1 yang ia bayangkan sebelumnya.

CRUSH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang