Prolog

497 38 94
                                    

Pandangan nya hanya terfokus pada bintang di langit gelap itu. Netra tajam nya menatap sendu kamar yang sekarang ia tempati. Ia menghembuskan nafas panjang. Seharusnya malam nya tak sesepi ini, ia memang senang dan terhibur dengan kerusuhan yang dibuat sepupu dan salah satu kembaran nya. Ya salah satu dari mereka bertiga hilang karena insiden tak terduga beberapa tahun silam.

"Hiro, kamu ga makan malem nak?." Tanya seorang wanita cantik yang tak lain sang ibu dari pria yang dipanggil Hiro. Hiro tersenyum menatap sang Ibu.

"Bentar Bun, Hiro belum laper." Katanya sambil tersenyum manis.

"BUNDAAAAA, HIROOOO YUHUUUUU KEMBARAN GANTENG KUUU~." Teriak seseorang yang memiliki wajah serupa dengan Hiro.

"Hush, Haris jangan teriak gitu. Nanti dimarah Ayah lho." Kata Wendy sang bunda. Haris yang merupakan kembaran Hiro itu menyengir.

"Hehehehehe, iya bun iya, Janji ngga ngulang lagi deh. Suer!." Katanya

"Oh ya, Reihan mana?. Kok ngga keliatan?." Tanya Wendy yang tak melihat keponakan yang sudah ia angkat menjadi anak nya itu.

"Ohhh, si kang ngegas dia mah lagi ngitungin jejak kaki nya cecak di tembok, Bun."

"NGOMONG LAGI GUE SLENDING LU YAH?!." Kata Reihan yang masih menahan marah karena perkataan Haris tadi masa iya dia disamain sama wendy cagur? Ya kali lah, orang dia kaya Renjun NCT gini :).

"Lu berdua kagak ribut sehari aja bisa kagak? Kagak capek apa ribut mulu?." Tanya seseorang yang ikutan muncul dari balik pintu bersama Sang Ayah.

"Bang Geral mah gitu~."

"Kita bukan ribut bang, cuma debat aja kok." Kata Haris yang dibalas jitakan dari Reihan. Heran Reihan tuh, kok bisa sih paman nya yang jenius dapet anak yang bego nya mendarah daging?.

"Udah udah Reihan, Haris. Ayo kebawah kita makan malam. Kamu juga Hiro. Jangan nunda makan malem." Kata Gio sang Ayah

"Iya Yah." Balas mereka

*****

"Hiro, Haris, Reihan. Bekal nya jangan lupa ditas yah!." Teriak Wendy mengingatkan ketiga remaja itu.

"IYA BUNDA." Balas mereka bertiga

Haris, Hiro dan Reihan masuk kedalam mobil milik Geral. Geral sudah kuliah. Dia mengambil jurusan hukum dan berniat menjadi pengacara. Gio tak melarang hal tersebut, dia membebaskan anak-anak nya dengan pilihan mereka.

"Bang, kita naik motor aja yah? Biar kagak telat. Bener ngga, Rei?." Dan Reihan menyetujui hal itu.

"Ngga usah alesan, kalian mau naik motor biar dapet mampir ke tempat lain kan?." Sarkas Geral

Reihan dan Haris memanyunkan bibirnya. Niat mereka mampir ke warung milik Mbok Weni. Padahal kan mereka mau beli gorengan disana.

"Udah, nanti kita bisa ke basecamp kok. Bang, ntar ijinin ke Bunda yah, kalo gue ama dua curut ini mau ke basecamp." Kata Hiro

"Iya nanti gue ijinin. Sekarang cepet masuk, ntar kalian telat." Kata Garel menyuruh ketiga adiknya itu masuk

"Kak Hilo!!!!."

Keempat remaja itu menoleh ke arah anak kecil yang sangat cantik itu. Hiro tersenyum menatap gadis kecil itu. Ia berjongkok lalu merentangkan tangan nya dan mendekap tubuh mungil adik Reihan itu.

"Reiva kok keluar? Udah makan belom?." Tanya Hiro

"Udah, tadi Iva udah makan kok, nih dali bunda, tadi katanya ketinggalan dimeja makan." Katanya sambil menyerahkan sebuah kalung kepada Hiro dan Haris.

TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang