13

87 10 20
                                    

Gia benar-benar dibuat pusing dengan tingkah Hiro. Hari ini pria itu dengan wajah polos nya malah menjemput nya. Bukan, bukan masalah dia di jemput, tapi pria ini malah mencari masalah dengan muncul didepan kakak laki-laki nya.

Gideon Victorio Alexander. Kakak dari Agia Valencia Hanin. Pria itu kini bersidekap dengan tangan nya terlipat didepan dada. Ia menatap tajam pria yang mendekati adiknya.

"Jadi lo yang namanya Hiro?." Hiro menatap datar pria didepan nya. Ia mengangguk sebagai jawaban. Ia turun dari motor nya dan tersenyum pada Gideon.

"Gue Hiro, Hiro Varelle Arkanya pacar nya adik lo." Gia melotot begitu pula Gideon. Ia terkejut. Wah gede juga nyali nya. Pikir Gideon.

"Lo serius sama adik gue ? Lo yakin bisa membahagiakan adik gue? Lo se-."

"Bang, gue beneran serius sama Gia. Bahkan gue udah bawa Gia ketemu bokap nyokap gue." Gideon tersenyum. Syukurlah orang didepan nya ini serius.

Ia menepuk pundak Hiro. Gideon sangat mengkhawatirkan adik semata wayang nya. Ia akui ia sangat brengsek menjadi seorang pria. Terbukti dari berapa banyak mantan yang ia punya. Tapi dibalik itu semua, Gideon ingin adik nya baik-baik saja. Ia mungkin bukan contoh pria yang baik, tapi sebagai kakak yang baik ia patut dicontoh.

Gideon beralih pada adiknya. Gia sudah menampilkan wajah takutnya. Gideon terkekeh saat Gia menutup matanya karena takut mereka berkelahi. Gideon memeluk adiknya. Tinggal di kota besar dan jauh dari keluarga membuatnya merindukan masa masa ia selalu menjahili adiknya.

"Udah buka mata kamu, kakak ga apa apain cowo kamu kok." Kata nya sambil melepaskan pelukan nya. Gia menghela nafas dan menatap kesal Gideon. Gia memukul lengan Gideon, membuat pria itu meringis di sela sela ia terkekeh.

"Ishhh! Nakutin tau ga?! Aku kira tadi kakak bakal mukulin Hiro. Mana tampang kakak nyeremin lagi. Takut banget serius." Gideon lagi lagi terkekeh. Adiknya masih sama. Masih sering panikan, ovt an, mageran. Pokoknya ga berubah.

"Kakak ga sebodoh itu buat mukul anak orang sembarangan. Kamu tadi takut bener yah pacar nya kakak pukul? Cieeee adik nya kakak udah dewasa nih yahh." Kata Gideon menggoda adiknya.

"Ngga gitu aku cuma ta-."

"Kakak paham, Gi. Udah sana berangkat, ditungguin tuh sama pangeran nya."

"Pangeran apaan sih? Udah lah! Aku berangkat, yah." Gideon mengangguk

"Belajar yang bener, jangan keluyuran sama si Hiro mulu. Dan, Lo jagain adik gue, karena kalo sampai lo bikin dia nangis pas pulangin dia ke gue. Lo habis ditangan gue." Hiro tersenyum maklum

"Jangan khawatir, gue bakal jagain adik pentakilan lo ini. Dia ga akan gue buat nangis, lo bisa pegang kata-kata gue."

"Kak! Udah ih jangan gitu, aku berangkat. Bye bye!." Gideon melambaikan tangan nya dan tersenyum

Sepergi nya Gia dan Hiro dari hadapan nya, Gideon menatap langit yang cerah. Walau ia tau keseriusan Hiro pada Gia. Entah kenapa Gideon sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada adiknya.

"Kakak harap kamu baik-baik aja, Gi." Lirih nya

********

"Apa apaan nih?! Lo ngapa jadi borong semua isi kantin?!!!!." Anggota inti the Maverick menutup telinga mereka saat mendengar pekikan Gia yang melengking.

"Biar lo ga susah buat makan, lo keliatan kurus gue ga mau abang lo ngira gue ga ngasih lo makan."

"Eh? Si Gia punya abang? Kok gue baru tau." Kata Juan

"Punya, abang gue kerja di luar kota. Dia baru balik kemarin dan bakal tinggal seminggu disini soalnya dia minta cuti."

"Buset dah lo ga diapa apain kan Twins? Lo ga di bogem sama abang nya si Gia kan?." Hiro tersenyum saat Haris dengan paniknya mengecek pipi nya

TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang