12

96 11 53
                                    

Hari ini Hiro sudah diijinkan pulang dari rumah sakit, bukan nya istirahat pria tampan itu malah mengenakan seragam sekolah nya dan berniat sekolah. Tujuan nya sih bukan cuma buat belajar, tapi juga untuk melihat kekasih nya.

"Widih sekolah lo bos?." Ujar Ben

"Dah baikan? Emang bunda tadi ngijinin lo sekolah?." Hiro mengangguk mengiyakan pertanyaan Haris.

"Hiro kamu sudah sehat kan? Aku minta maaf karena tidak bisa menjenguk mu lebih lama." Hiro tersenyum pada Yoshi

"Ngga papa, gue baik baik aja. Lagian lo dah mau jenguk gue aja, gue dah seneng." Ujar Hiro

"Eh, lo pada liat cewe gue ga?." Tanya Hiro

"Cewe lo? Lo punya cewe? Gue kira lo belok anjir gara-gara ga pernah deket ama cewe." Kata Jion dan dibalas tatapan datar oleh Hiro

"Hiro~astaga are you okay baby? Aku tuh panik banget pas tau kamu dirawat. Kamu udah sehat kan, by? Mana yang sakit? Kasi tau aku by jangan die-."

"Bawel banget lo! Bi bi dikata Hiro Babi apa!." Kata Juan julid.

"Lo kenapa sensi banget sama gue sih? Gue tuh cuma mau mastiin my boyfie baik-baik aja!." Kata gadis yang saat ini bergelayut manja di lengan Hiro.

"Sena mending lo pergi deh! Eneg gue liat lo nempelin kembaran gue!." Kata Haris

Dia Sena. Cewe centil yang benar-benar terobsesi pada Hiro. Hiro menghempaskan tangan Sena yang memeluk lengan nya. Ia menatap tajam gadis itu.

"Jangan deket deket gue! Gue risih!." Kata Hiro dan segera meninggalkan Sena

Dia melihat Gia yang menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan. Cewe itu pergi menjauh dari tempat Hiro berada.

"GIA! TUNGGU!." Teriak Hiro.

Hal itu membuat Sena kesal. Apa sih istimewa nya cewe kampung itu? Sena menghentakan kakinya bak anak kecil. Ben dan Juan langsung menatap geli tingkah Sena yang sok imut itu.

"Lo mending berhenti terobsesi sama Hiro, gue ga akan pernah setuju lo jadian sama kembaran gue." Jelas Haris

"Ups! Sorry, tapi apapun yang gue mau bakal gue dapetin apapun caranya." Kata Sena lalu berlalu dari tempat itu.

Disisi lain, Gia menghindari Hiro. Entah kenapa ia merasa sangat kesal melihat Hiro berdekatan dengan Sena.

"Gia! Tungguin gue! Berhenti dong~." Gia berhenti dan berbalik menatap Hiro

"Apa?." Kata Gia

"Lo ga usah cemburu sama dia. Dia ga berarti apa-apa buat gue." Jelas Hiro

"G-gue ga cemburu kok! Lo kan bebas mau deketin siapa aj-."

Grep!

"Lo harus percaya sama gue, gue ga main main sama lo Agia."

"W-woy jangan peluk peluk ntar yang lain salah paham sama kita, Hiro!."

"Gue ga peduli, malah bagus mereka salah paham jadi gue bisa ungkap hubungan kita ke publik." Gia melotot menatap Hiro galak

"Lepas ga? Gue mau ke kelas telat ntar!." Hiro melepas pelukan nya dan tersenyum

"Ayo, barengan. Kita ke kelas bareng-bareng yah mbak pacar." Gia bergidik geli. Entah apa yang direncanakan Hiro yang pasti Gia ga boleh jatuh hati sama Hiro kalo mau lulus baik-baik di sekolah ini.

Tanpa disadari, seseorang menatap sendu interaksi mereka berdua. Ia memegangi dada nya yang mendadak sesak. Ia berbalik dan bersandar di tembok tempat ia bersembunyi. Sangat sesak melihat interaksi mereka. Tapi ia tidak boleh berharap banyak. Ia meremas erat seragam yang melapisi tubuh nya.

TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang