Setiba nya Gia disekolah ia langsung di sambut teriakan cempreng milik Ika dan Naya. Sebenarnya hanya Ika doang sih, karena Naya cuma senyum doang kaya lagi kerasukan setan belakang sekolah.
"Giaaaaa!!!! Akhirnya lo dateng juga." Naya dan Gia memutar bola matanya malas. Bukan gimana, suara nya Ika tuh keras banget. Gia aja bisa denger suara nya dari ujung lorong lho :)
"Jangan teriak teriak Avika cantik. Kasian penunggu sini jadi budeg dadakan denger lo teriak kenceng banget." Ika hanya menyengir menunjukkan gigi nya.
"Makasi lho pujian nya. Gue emang cantik dari dulu btw." Gia maupun Naya sama sama menunjukkan wajah geli nya.
"Eh lo tau ga, Gi. Si Hiro katanya kecelakaan dan ga masuk hari ini." Langkah Gia menuju ke kelas terhenti saat mendengar perkataan Ika. Ia menatap Naya dan Ika bingung.
"Lo serius?! Keadaan nya gimana? Udah sadar belum?." Tanya Gia bertubi-tubi
"Dia udah sadar kok, Gi. Lo tenang aja." Gia menoleh ke belakang dan mendapati anggota The Maverick termasuk Yoshi yang kini tersenyum tipis.
"Hai, Mbak pacar!." Ujar Haris genit pada Naya. Naya hanya memutar bola mata nya malas.
"Alay banget anak nya pak Gio ini." Cibir Sion.
"Julid banget anaknya Pak Jordan."
"Idih kasian ga punya ayang, kasian jomblo." Ledek Haris pada Sion
"Nay, lo kok mau mau aja sama modelan kek Haris? Dipelet lu yah?." Haris mendelik pada Sion. Dia ganteng gini dikatain pake pelet :v
"Udah ayo ke kelas, Pak Jo dah otw kelas katanya." Kata Sean si paling waras katanya padahal sama aja :)
Mereka masuk ke kelas bersama sama dan menjalani pembelajaran seperti biasanya. Namun ada hal mengganjal di hati Gia. Ia merasa sedikit lebih sepi tanpa Hiro. Padahal biasanya dia akan memberikan Hiro nasi goreng buatan nya.
"Lo napa, Gi?." Gia menoleh ke arah Naya dan tersenyum
"Bukan apa apa. Ke kelas yuk! Telat ntar kita." Kata Gia lalu berjalan bersama Naya,Ika dan Alya mendahului anggota The Maverick.
Ah ya masih ingat Alya? Sahabat mereka yang merupakan anak tunggal kaya raya yang rendah hati. Dari belakang Felix memperhatikan Alya. Sebenarnya Felix tertarik pada Alya yang pemalu tapi malah jadi reog kalo udah ngumpul sama Ika dan Gia.
"Woy! Liat apa sampe kaya gitu?." Felix menggeleng sebagai jawaban. Sean yang bertanya hanya mengangguk sebagai jawaban. Lain dengan Juan dan Ben mereka malah cengar-cengir ga jelas liat bestie nya. Terutama si Ben udah kaya orang gila nyengir mulu.
"Masa sih Lix?." Kata Ben dengan nada tengil nya
"Beneran Lix?." Tanya Juan yang sama tengil nya dengan Ben
Felix memutar matanya malas. Walau dalam hati nya deg degan ga karuan. Gugup cuy ditanya kaya gitu. Kalo ketahuan malah dicepuin lagi ntar. Ga lucu dia di confess in sama temen laknat nya ini :)
"Sudahlah ayo ke kelas. Nanti kita terlambat." Semua pun menurut pada Yoshi dan ke kelas menyusul ke empat gadis tadi.
*******
Sedangkan di rumah sakit, Hiro merasa bosan dengan sekitarnya. Ayah nya keluar bertemu sahabat nya. Bundanya tidur dengan Reiva disampingnya. Hiro sudah dibelikan ponsel baru oleh sang ayah. Nomor ponsel pertama yang dia save setelah ayah dan bunda nya adalah nomornya. Siapa lagi kalau bukan Agia Valencia Hanin. Gadis yang berhasil menarik perhatian Hiro sejak menginjakkan kaki di tingkat menengah atas.
Saat sedang asik menatap ponsel nya netra tajam Hiro menangkap siluet orang yang menurut nya aneh lewat didepan kamarnya. Segera ia membawa infus nya dan keluar menoleh orang tersebut. Ia membuka pintu dengan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS!
FanfictionHiro seorang siswa SMA yang terkenal bad boy dan cuek terhadap sekitar. Putra bungsu dari tiga anak kembar keluarga Arkanya yang merupakan keluarga yang terkenal akan bisnis dan kekayaan nya. Tapi siapa sangka dibalik sikap dingin dan kasarnya tersi...