3

175 17 70
                                    

Pagi pagi Basecamp milik The Maverick sudah rusuh karena Haris, Reihan, Juan, Ben dan Sion. Hari ini mereka berlima mendapat jadwal piket kelas. Sayangnya kemarin mereka lupa dengan hari ini dan kemarin malam mereka malah asik main kartu Uno. Jam sudah menunjukkan pukul enam. Sekolah mereka mulai pukul delapan. Dan keterlambatan mereka pukul tujuh tiga puluh.

"TWINS LU LIAT KAOS KAKI ABANG GA?!."

"JUAN ITU BAJU GUE NGAPA LO PAKE! NAME TAG NYA AJA NAMA GUE BEGO!."

"HAH?! MASA?! TAPI BAJUNYA PAS DI BADAN GUE!."

"TAPI NAME TAG NYA NAMA GUE BEGOOOOO, LIAT DONG ITU BACAAN NYA REIHAN."

"BEN LU PAKE SEPATU GUE SEBELAH, MASA IYA GUE PAKE SEPATU LU JUGA SEBELAH?!."

"Pengen aja biar keren gitu, kan lucu pake sepatu beda sebelah."

"LUCU MATA LO! BALIKIN KAGAK?!."

"IYA IYA IH DASAR BIBIR DOWEL!."

"GELUD YUK BEN!."

"DASI GUE MANA HEH?!."

Hiro Tiba-tiba datang dan memberikan kaos kaki pada Haris, baju milik Juan, dan dasi milik Sion.

"Lain kali jangan bergadang, ngga bagus." Juan menatap Hiro.

"Sejak kapan lu ada kantong mata gitu? Lu bergadang?." Tanya Juan

Hiro gelagapan, bagaimana menjawab nya? Ia memang tak bisa tidur karena memikirkan reaksi Gia nantinya. Apalagi saat terlintas memori dia mengecup kening gadis itu. Pikiran kotor mulai mengotori otak nya. Bagaimana tidak? Dia malah membayangkan bagaimana jadinya jika ia mengecup bibir gadis itu?. Hiro berkali-kali menampar pipi nya. Bahkan ia memukul kepala nya dengan bantal guling.

"O-oh i-itu gue.... Insom! Iya insomnia." Kata Hiro gugup. Juan memicingkan matanya. Membuat Hiro reflek menampol pipi pemuda itu.

"Aduh! Sakit anjir! Lu kira kira dong kalo mau nampol jangan muka gue, ntar kalo kegantengan gue pindah ke tangan lo gimana?." Sion memutar bola matanya daripada dia ikutan pusing meladeni Juan, mending dia berangkat sekolah saja kan?.

"Eh eh! Ayang tunggu aku yang!." Teriak Juan pada Sion dan dibalas tatapan jijik dari Sion. Ayang pala lu! Pikir nya

"Sekali lagi lu manggil gue ayang gue robek mulut lo!." Juan hanya menyengir lebar mendengar itu, lalu merangkul bahu Sion. Kedua pemuda itu disusul oleh pemuda lain nya yang tak lain adalah Reihan, Ben dan Haris.

"Twins! Gue duluan yah. Oh ya jangan lupa bilang bang Geral gue sama si udel satu ini yah!." Kata Haris sambil menunjuk Reihan.

Reihan yang dikatain udel pun langsung menggeplak kepala Haris. Ganteng begini dikatain udel.

"Iya jangan mampir kemana-mana! Atau gue aduin lo berdua ke Papa." Kata Hiro

"Ck. Iya iya ngga keluyuran kok suwer!." Kata Haris sambil menunjukkan pose peace nya

"Woi! Ini ngga ada yang mau bantuin gue gitu, gue masak sendiri berasa jadi single parent anjir!." Kata Felix dari arah dapur

Kasihan sekali nasib bujang bule satu ini. Tadi saat baru bangun ia tak sengaja mencium bau gosong dari arah dapur. Segera ia melompat dari kasur dan langsung melesat keluar dari kamarnya. Saat sampai didapur ia malah melihat Ben dan Juan yang mencoba memasak telur diatas panci.

Segera saja ia menghentikan aksi dari duo julid itu. Kalo ngga habis dapur basecamp kebakar. Mana panci punya mama nya lagi yang dipake. Udah gitu gosong pula. Mampus sudah habis ini Felix di ceramahin Mama nya kalo pulang.

"Mau gue bantuin kagak, Lix?." Tanya Hiro

"Boleh, lo bantu gue cuci piring yah?." Segera Hiro melesat ke arah wastafel. Namun gerakan nya terhenti saat mendengar langkah kaki menuju arah dapur. Ia terkejut melihat siapa yang datang.

TWINS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang