10 - AM

137 18 0
                                    

"Abi" panggilku setelah membuatkannya secangkir teh madu kesukaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abi" panggilku setelah membuatkannya secangkir teh madu kesukaannya

Dia baru aja pulang dari masjid dan sekarang lagi ngasih makan AMI sama MIA di teras depan

"Kemanisan?"

"Ngga"

"Tadi umi suruh aku belajar Fathul izar sama kamu"

Raut wajahnya berubah jadi datar

"Aku bilang masih belum bisa baca kitab, tapi umi jawab umurku udah pas,itu maksudnya gimana?"

Jadi,Abi itu lebih tua beberapa bulan dari gue yang baru aja bulan lalu sebelum masuk pondok naik jadi 17 tahun

"Minta ajarin ke ustadzah"

"Nggak mau!" Tekanku

"Aku nggak bisa ajarin kamu"

"Ishh bukan itu! Tapi aku nggak mau belajar Fathul izar Abi!"

"Kenapa?"

"Nih,umi yang kasih. Mana bisa aku baca kitab yang isinya cuma huruf Al-Qur'an Begini!" Gue serahin buku yang tadi umi kasih setelah dia pulang arisan.

Abi ngusap wajahnya kemudian masuk ke dalam rumah, kayanya dia lagi cari umi

"Umi...kanza ngga bisa ajarin Fathul izar ke dia"

"Kenapa?dia tunangan kamu jadi harus kamu sendiri yang ajarin dia!" Kata umi dengan tegas yang tidak bisa dibantah

"Kenapa harus kanza?"

"Kamu kan calon suaminya" lanjut umi lalu kembali fokus memotong sayuran

"Umi ngga khawatir?umi tahu kan..."

"Nanti kalo kamu mau melewati batas ya tinggal nikah"

"Nggak bisa umi..."

"Abbiya Aathif Arkanza! Umi bilang kamu yang ajarin jadi turuti kata umi. Dulu juga umi diajarin sama Abi kamu pas masih tunangan"

"Tapi kasusnya beda"

"Udah umi lagi nggak mau diganggu"

Suami cuma menghela nafas panjang karena jawaban umi, Dia anaknya patuh banget kalo sama uminya, nadanya saat ngomong sama umi selalu rendah dan sangat lembut

Selama gue tinggal disini nggak pernah tuh gue denger suara Abi yang meninggi kepada umi

Beda banget sama gue ke mama yang setiap harinya bertengkar sampai geger satu rumah cuma gara-gara gue hilangin Tupperware-nya. Ibu apaan tuh! Cuma Perkara Tupperware juga! Mana seneng banget ceritain aib gw ke tetangga

"Jadi,kamu mau belajar Fathul izar?" Tanya Abi dengan wajah datar

"Kalo nggak belajar boleh? Kan baru iqro 3, jadi belum bisa baca"

Abi Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang