25 - AM

206 15 4
                                    

Berjalan di samping-nya Abi, membuat gue jadi pusat perhatian semua orang termasuk para santri putri,tapi yang anehnya ada aja manusia yang caper ke suami gue contohnya Annisa. Anjirlah gue pengen treak

DIA ITU SEKARANG UDAH JADI PUNYA GUE ANJIR! LO NGGA USAH CAPER!!! JANGAN DEKET SATU METER PUN SAMA LAKIK GUE, NGGAK USAH NANYA-NANYA! NGGAK USAH JUGA SOK AKRAB LO!

"Ehh Annisa, lo bisa nggak jarak sama su.a.mi gw? Minimal jarak 3 meter kek! Trus ngapain juga lo nanya sama suami gw? kenapa nggak di noh! Si Hafizh atau Thoriq aja"

Mendengar itu, Annisa cuma diam sambil senyum kikuk

"Tadi di masjid saya belum sempat--"

"Gw bilang tanya ke--- Tunggu! Masjid?lo ngapain di masjid? Abi kamu ngapain sama dia di masjid?"

"Aku sama Annisa ditunjuk oleh Abi untuk menjadi penanggung jawab mengenai kegiatan malam ini"

"Terus kenapa kamu nggak bilang sama aku?"

"Itu hanya beberapa kata dan tidak ada yang perlu dijelaskan"

"Tapi kan aku istri kamu"

"Ketika berumah tangga, bukan berarti kita harus membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang lain, apalagi ini masalah kepentingan umum, bukan pribadi"

Tapi... AKHHH ngeselin, yakali gue harus diem saat tahu lo sama Annisa ngomong apa dibelakang gue?! Secara Annisa itu saingan terberat gue dan bisa dibilang dia kaya mantan

Dan setelah ngomong gitu Abi langsung pergi bareng Annisa sambil bahas sesuatu, ninggalin gue yang lagi bengong kaya kambing coeg

Asem asem asem!!!

~~~

Disepanjang perjalanan pawai obor keliling area sekitar, gue cuma diem. Yaiyalah! Gue kaga punya teman anjir! Zara sama inaya lagi sibuk di pesantren dan Abi, itu manusia bener-bener ya!

Masa iya dia ninggalin gue sendirian di tengah keramaian orang-orang yang nggak ada satupun orang yang gue kenal,

Untung gue bawa handphone, jadi nggak nganggur-nganggur amat. Gue kira malam ini gue bisa romantis-romantisan ternyata sebaliknya,ngenes banget. Pe'a!

Entah berapa lama berjalan, sekarang kaki gue benar-benar terasa kesemutan,belum lagi pinggang gue sakit, Heh:v nggak enak jadi remaja jompo.

Setelah lama berpikir, gue akhirnya memutuskan untuk istirahat di trotoar yang ada pedagang kaki lima lagi jualan es Kelapa muda. Sekarang masalahnya cuma, gue kaga punya duit

"Pak,saya beli pakei cincin emas mau nggak?" Tawar gue ke bapak penjualnya sembari memperlihatkan cincin pertunangan gue

"Kamu jangan berani tipu saya. Jelas cincin itu cuma cincin yang didapat dari snack harga 1000"

"Dih! Enak aja! Ini saya beli di toko lah,ORI kok"

"Mana ada orang yang mau tukar cincinnya pake es kelapa muda"

Walaupun gini-gini, tapi sekarang gue holang kaya anjir!

"Ayolah pak,saya haus ni"

"Nggak bisa!"

"Masa gak boleh?!"

Dan Setelah berdebat cukup lama, si bapak penjualnya tetep nggak mau ngasih gue beli pake cincin. Perasaan muka gue nggak kaya orang miskin apalagi penipu deh

Abi Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang