Enam: Omega diatas Laut

1.1K 197 9
                                    

Ayo tinggalkan jejak

_._._

Sejak Jihoon mengumumkan bahwa dia telah tertawan, Hyunsuk menyadari bahwa dia tidak akan lagi tinggal di istana Jinju.

Selesai dengan perpisahannya dengan keluarga kerajaan Hoseki dan Seolgyu, kedua penjaga yang mengawalnya membawa Hyunsuk keluar menghampiri kereta kuda yang telah menunggu di depan istana. Tanpa kata Hyunsuk memasuki kereta tersebut dan duduk dalam diam.

.

Kereta kuda yang Hyunsuk tumpangi masih terus berjalan jauh bahkan setelah matahari lama terbenam membuatnya bertanya-tanya kemana sebenarnya dia dibawa. Seingatnya istana Jasujeong tidak sejauh ini.

Beberapa jam setelah bulan muncul menguasai langit kereta kuda tersebut memasuki hutan yang cukup lebat hingga berkas cahaya bulan hanya bisa mengintip melalui celah-celah dedaunan. Satu-satunya penerangan yang membuat empat ekor kuda di depan tidak tersesat hanyalah lentera yang terpasang di bagian luar kereta.

Perlu waktu kurang lebih satu jam sebelum kereta kudanya keluar dari hutan tersebut menuju sebuah bukaan berlantai karang. Kuda-kudanya terus berlari melewati bukaan tersebut, terus melaju menyeberangi sebuah jembatan panjang diatas laut yang tersambung ke sebuah karang besar yang berdiri sendirian dengan ombak yang menggempur bagian bawahnya. Diatas karang tersebut adalah istana. Tidak sebesar istana lain yang pernah dilihatnya namun letaknya cukup untuk meneriakkan kekuasaan pemilik istana tersebut.

Sebuah istana yang cocok sebagai tempat pengasingannya.

.

Empat pengawal, masing-masing dua berjaga di depan dan belakangnya, membawanya berjalan menyusuri kastil karang, demikian mereka menyebut istana pribadi milik pangeran pertama Jasujeong ini. Dua pengawal di depannya berhenti di depan sepasang pintu kayu besar.

"Ini kamar anda, Pangeran. Anda diizinkan untuk keluar dari bangunan istana namun hanya sebatas itu. Kami harap anda tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan anda sendiri. Jika anda membutuhkan sesuatu anda bisa memanggil kami. Akan ada pengawal yang berjaga di setiap sudut istana." Salah satu dari keempat pengawal itu menjelaskan. Hyunsuk mengangguk mengerti, menangkap pesan berisi peringatan yang tersirat di dalamnya.

Dua diantara mereka lalu membukakan pintu tersebut.

"Makan malam akan dihidangkan sebentar lagi. Sementara itu tunggulah sampai pelayan datang untuk membantu anda membersihkan diri."

"Terimakasih. Kalian boleh pergi." Empat pengawal itu membungkuk hormat sebelum kemudian dua diantaranya pergi kearah mereka datang semetara dua yang lain berdiri di sisi pintu.

Hyunsuk menghela napas lalu berjalan mendekati jendela dan menatap bulan diatas laut lepas.

.

.

.

"Pangeran Hyunsuk, bangunlah."

Hyunsuk mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya matahari yang menerobos masuk. Hyunsuk mengedarkan pandangan ke sekelling kamar; seorang pelayan sedang mengikat tirai yang tersibak, seorang pelayan lain tengah menata baju dari sebuah peti ke lemari (Hyunsuk curiga peti itu dan tumpukan peti-peti lain di sudut kamar berisi barang-barangnya yang barusaja tiba dari Jinju), dan dari suaranya Hyunsuk menebak beberapa pelayan lain tengah menyiapkan kamar mandi.

"Hidangan akan segera disiapkan. Apakah anda menginginkan sesuatu secara khusus?"

Hyunsuk mengarahkan pandangannya kepada pelayan yang membangunkannya. "Tidak," jawabnya, "buat saja seperti kalian biasanya membuat sarapan."

A Crown for Us (hoonsuk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang