"Pangeran Hyunsuk, aku mempunyai kabar yang entah baik atau buruk. Namun secara pribadi kupikir kabar ini tidak terlalu bagus," kata penasehat kerajaan kepada sang Pangeran Mahkota, pewaris tunggal Kerajaan Jinju.
"Sudah kukatakan berulang kali untuk memanggilku 'hyung', Yoshi, kenapa kau keras kepala sekali?" kata Hyunsuk bosan, mata masih tetap terfokus pada selembar kanvas yang tengah ia lukis di hadapannya.
"Aku suka mengganggumu, hyung," jawab Yoshi disertai senyum manisnya. Dia lalu mendudukkan diri di sebelah Hyunsuk.
"Kau tidak perlu memberitahuku." Hyunsuk menarik pelan telinga lebar si penasehat lalu kembali fokus pada lukisannya.
"Aish, telingaku akan lepas jika hyung terus melakukan itu," kata Yoshi pura-pura cemberut sehingga sekilas tampak seperti anak kecil yang eskrimnya jatuh daripada seorang penasehat, atau bahkan seorang pangeran.
Yep, Yoshi sebenarnya adalah seorang pangeran, putera mahkota dari Kerajaan Hoseki. Beberapa tahun lalu ketika perang hanya menyisakan beberapa kerajaan, Jasujeong berniat menakhlukkan Hoseki dengan menyandera sang pewaris dan menuntut kekuasaan atas Hoseki sebagai tebusan. Yoshi yang kala itu baru berusia sepuluh tahun tidak dapat melakukan perlawanan berarti demi membebaskan diri sendiri. Raja Yoongi yang tahu dirinya tidak memiliki cukup waktu untuk benegoisasi hampir saja mengabulkan tuntutan tersebut. Mengirimkan tim penyelamat pun tampak percuma karena Yoongi tahu kemampuan para samurainya tidak sebanding dengan kesatria dari Jasujeong.
Saat masa kacau inilah Raja Seunghyun dengan senang hati memerintahkan kesatria terbaiknya untuk menyelamatkan sang pangeran. Jinju yang terhitung memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan berhasil menyelamatkan Yoshi. Sebagai ungkapan terimakasih Yoongi menyerahkan Hoseki dibawah kepemimpinan Jinju. Hoseki masih berupa kerajaan namun titah dari Jinju adalah hukum bagi Hoseki.
"Tidakkah kau sadar kau akan semakin jelek jika memanyunkan bibir seperti itu?" kata sebuah suara yang tiba-tiba telah berada di sisi kosong Hyunsuk. Sang Pangeran menoleh mendapati adiknya yang lain duduk di sampingnya sambil melahap sepiring ayam dadu seakan ini adalah pertama kalinya dia memperoleh makanan dalam beberapa bulan terakhir.
"Kau berjalan kesana kemari dengan serat ayam yang tersangkut di gigimu dan bumbu yang belepotan di wajahmu. Aku heran apa yang adikku lihat dari dirimu yang menjijikkan itu," balas Yoshi menyindir. Yang diolok segera mengambil cangkir milik Hyunsuk untuk digunakan bercermin lalu merengek setelahnya. Faktanya tidak ada noda kecoklatan di wajah maupun giginya seperti yang diucapkan Yoshi.
"Hyung," panggilnya manja pada Hyunsuk sementara yang dipanggil hanya tersenyum geli.
"Yoshi memang seperti itu tapi kau masih tetap mempercayainya, Junkyu."
Yang dipanggil Junkyu hanya memanyunkan bibirnya sambil menunduk menatap ayamnya. Junkyu sedang menimbang apakah dia harus menumpahkan isi piringnya ke muka Yoshi atau tidak sebab ocehan Yoshi berhasil merusak selera makannya. Di sisi lain dia tidak ingin menyia-nyiakan ayam tersebut karena Mashiho lah yang memasaknya. Mashiho tersayangnya yang sayangnya adalah adik kesayangan dari orang menyebalkan di hadapannya.
Meski tampak tidak akur keduanya memiliki beberapa kesamaan diantaranya merupakan pewaris dari kerajaan yang mendeklarasikan diri berada dibawah kekuasaan Jinju. Hanya saja cerita Seolgyu, kerajaan Junkyu, tidak semenegangkan cerita Hoseki.
Sederhana saja. Raja Junmyeon ayah dari Junkyu menganggap perang yang terus berlangsung ini tidak akan membawa apapun untuk kerajaannya selain gugurnya pejuang tak berdosa dan terbuangnya harta yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun tanah airnya. Namun untuk menghentikannya pun jelas tidak mampu dia lakukan seorang diri dihadapan kerajaan-kerajaan lain yang terus saja meneriakkan ajakan perang. Akhirnya yang bisa dia lakukan adalah memperkuat pertahanan kerajaan tercinta dengan menyerahkan diri kepada salah satu dari dua kerajaan terkuat yakni Jasujeong dan Jinju. Pilihannya jatuh kepada Jinju karena kesamaan misi: menghentikan perang. Junmyeon sudah tidak peduli lagi dengan perluasan wilayah. Yang dia inginkan hanyalah menyelimuti rakyatnya dengan rasa aman yang lebih tebal.
"Kau kenapa Junkyu? Apakah ayamnya tidak enak?" suara baru kembali muncul.
"Mashi, Yoshi hyung jahat," rengek Junkyu pada omega tersebut yang ternyata adalah Mashiho. Dia lalu mendekap erat dan menyembunyikan wajahnya di perut sang kekasih. Mashiho balas memeluknya dengan salah satu tangannya mengusap pelan punggung Junkyu.
"Dasar kekanakan," gumam Yoshi sebal sambil menatap interaksi keduanya dengan tatapan tidak suka.
Persamaan antara Junkyu dan Yoshi yang lain adalah keduanya sama-sama mencintai Mashiho, dalam artian berbeda tentu saja. Semenjak bertemu dengan Mashiho Junkyu selalu ingin menjaga omega tersebut untuk dirinya sendiri, bahkan kalau bisa Junkyu ingin mengurung Mashiho agar tidak perlu berinteraksi dengan orang lain selain dirinya.
Lain Junkyu lain pula dengan Yoshi. Peristiwa penculikannya dulu membuatnya protektif terhadap sang adik. Yoshi selalu mengikuti kemanapun Mashiho pergi. Jika tidak bisa maka dia akan mengutus seseorang untuk menggantikannya. Yoshi selalu merasa waspada terhadap orang yang mendekati adiknya, terutama orang asing atau orang yang tampak memiliki maksud buruk. Dan Junkyu.
Yoshi menganggap bahwa Junkyu bukanlah seseorang yang dapat kau percayai menjaga saudara tercintamu. Sifatnya yang manja dan kekanakan hanya menguarkan aura merepotkan.
Namun sesungguhnya Yoshi hanya tidak suka perhatian Mashiho terbagi untuk orang lain. Tidak suka ada orang ketiga diantara hubungan persaudaraan mereka yang manis.
"Apa yang ingin kau sampaikan, Yoshi?" tanya Hyunsuk mengalihkan pembicaraan kembali pada alasan mengapa Yoshi menghampirinya.
"Oh itu," kata Yoshi, "Raja Jiyong meninggal tiga hari yang lalu. Pagi tadi Pangeran Jaehyuk telah mengambil alih tahta Jasujeong."
"Bukankah itu bagus? Kita bisa mengajukan perjanjian damai dengan Jasujeong," timpal Hyunsuk.
"Memang, kita tahu seperti apa Pangeran Jaehyuk itu. Tapi kita juga tidak bisa melupakan kakaknya. Pangeran Jihoon sama ambisiusnya dengan ayah mereka dan para pewaris Jasujeong sebelum mereka. Meskipun bukan raja Pangeran Jihoon tentu akan tetap memiliki pengaruh."
"Kau benar." Hyunsuk menghela napas dalam lalu melanjutkan, "apa kau sudah memberitahu Ayah?"
"Ayahku sedang berbicara dengan Raja Seunghyun saat ini." Yoshi mengangguk.
"Omong-omong, hyung, kenapa Pangeran Jaehyuk yang naik tahta? Bukankah seharusnya itu menjadi hak Pangeran Jihoon sebagai penyandang gelar putera mahkota?" tanya Junkyu.
"Itu karena Pangeran Jaehyuk telah menikah dan memiliki pewaris sementara Pangeran Jihoon tidak. Hal mendasar seperti itu pun kau tidak tahu." Yoshi menjawab sambil melemparkan lirikan pada Junkyu.
"Ya, aku bertanya pada Hyunsuk hyung, kenapa kau yang sewot?"
"Ssstt, diamlah," Hyunsuk menyela sebelum menjawab pertanyaan dari Junkyu. "Mungkin karena mereka menganggap Pangeran Jaehyuk lebih mampu menjadi pemimpin utama. Entahlah, itu menjadi rahasia Jasujeong."
_._._
KAMU SEDANG MEMBACA
A Crown for Us (hoonsuk)
Fiksi PenggemarKetika harga diri dan hati dipertaruhkan dari dua sisi meja yang berbeda.