Chapter 17 - masalah selesai

1K 44 0
                                    

Hai guys
Apakabar kalian?? Sehat sehat terus ya
Maaf kalo ada typo atau kurang jelas
Selamat membaca.....

Apartemen

"Dari mana kamu?" Tanya Calvin.
"Mba tolong bawa Bryan ke kamar ya, suapin makan trus kasih obat supaya tidurnya lebih pulas" Ucapku ke Kiki, bisik-bisik.
"Kita ke kamar dulu, disini gak enak" Jawabku.

Di kamar

"Kamu dari mana, malam malam begini?" Tanya Calvin.
"Harusnya aku yang tanya sama kamu dari mana? Tadi udah janji mau makan siang sama kita, tapi malah makan sama cewek lain alias mantannya, dan dari siang Bryan gak mau makan, maunya bareng kamu sampe tadi dia demam, kamu tau gak? Mungkin kamu sibuk dengan cewek lain" Jawabku.
"Hah serius dia demam trus gimana?" Tanyanya, panik.
"Gak usah, sok peduli dia udah baik baik saja sekarang" Ucapku.
"Aku beneran panik loh, aku aja gak tau apa yang di maksud kamu" Ucapnya.
"Liat (aku menunjukkan ponselku) itu foto kamu kan sama mantan kamu" Ucapku.
"Aku gak tau, apa apa tentang itu serius deh" Ucapnya.
"Tapi memang bener tadi aku sama dia makan siang bareng, maaf aku juga lupa sudah janji sama kamu dan Bryan" Ucapku, belum selesai ngomong, omonganku sudah di potong.
"Trus kenapa kamu bohong ke aku katanya ada urusan penting dan bukan ke aku aja, kamu juga bohong ke sekertaris kamu" Ucapku.
"Hah aku gak ngechat apa apa dari tadi, yang aku inget setelah makan aku minum lemon tea trus abis itu aku ngantuk ke tiduran di restoran, bangun bangun sudah di apartemen Chintia dan ponselku lagi dimainkan sama dia" Ucapnya.
"Kok dia bisa tau, sandi ponsel kamu?" Tanyaku.
"Mungkin dari jari aku kalo gak dari wajah ku" Jawabku.
"Ya sudah, saya minta maaf dan saya akan buktikan ke kamu kalo saya tidak salah" Ucapnya.
"Ya sudah terserah saya mau tidur di kamar Bryan, kamu jangan ganggu saya" Ucapku.
Aku langsung ke kamar Bryan untuk tidur sedangkan mas Calvin masih bingung mengapa dia bisa ada di apartemen Chintia.

Pagi hari

"Papa" Ucap Bryan.
"Anak papa, sudah bangun kirain belum" Ucap Calvin.
"Udah....dong papa, makanya kalo sudah bangun ke kamar anaknya dong, jangan main ponsel di kamar" Ucapku.
"Bryan.....ke meja makan duluan ya sayang, papa sama bunda mau ngobrol dulu" Ucap Calvin.
"Maksud kamu......apa sih ngomong kayak gitu, saya sudah bilang sama kamu semalem tapi kamu gak percaya malah, tidur dikamar Bryan" Ucapnya.
"Mana ada orang salah mengaku salah" Ucapku.
"Saya akan buktikan, kalo yang kamu lihat kemaren tidak benar..... saya akan ngajak kamu ke restoran yang saya datengin kemaren, membuktikan ke kamu kenapa saya bisa di apartemen Chintia" Ucapnya.
"Kamu cari aja bukti sendiri, ngapain ngajak aku" Ucapku.
"Pokoknya kamu harus ikut, agar kamu gak marah sama aku" Ucapku.
Aku dan mas Calvin langsung sarapan, setelah itu kita berdua pergi ke restoran yang kemaren mereka berdua kunjungi.

Restoran

"Mas....maaf masih ingat saya?" Tanyanya.
"Oh ya pak .....saya ingat, istrinya mana pak yang kemaren?" Tanya pelayan.
"Itu bukan istri saya, kemaren itu mantan saya" Ucapnya.
"Ini baru istri saya" lanjutnya, menarik tanganku.
"Tapi kemaren, mba itu bilang bapak suaminya" Ucap pelayan.
"Trus kok bisa....dia yang bawa minuman itu ke meja saya?" Tanyanya.
"Karena mba itu bilang ke saya kalo bapak itu suaminya dan lebih suka yang bawa istrinya dari pada pelayan disini, jadi saya kasih saja" Jawab pelayan.
"Boleh liat....cctv?" Tanyanya.
"Boleh....pak silahkan" Jawab pelayan.
Aku dan mas Calvin melihat cctv restoran itu ternyata benar Chintia memasukkan obat tidur ke minumannya mas Calvin.
"Dasar..... perempuan licik" Ucapnya.
"Kita langsung ke apartemennya Sekarang.....saya mau dia tidak ganggu keluarga kita lagi" Ucapnya.
Langsung menarik tanganku, "mas.... makasih ya" Ucapku.
"Iya Bu, sama sama" Ucap pelayan.

Dimobil

"Sudah mas, jangan kenceng kenceng" Ucapku.
Dia tidak menjawab apa apa.
"Aku juga....mau jujur kemaren Chintia ngedm aku" Ucapku.
Membuat Calvin kaget, "DM apa?" Tanyanya.
Aku langsung menunjukkan ponselku ke mas Calvin.
"Ya sudah, ini terakhir bertemu dengan dia, saya tidak mau Chintia mengganggu keluarga kita lagi" Ucapnya.

Apartemen Chintia

"Eh kalian mau ngapain ke sini" Tanya Chintia.
"Pasti kamu mau bilangkan Calvin....kamu masih cinta sama aku" Ucapnya.
Aku langsung masuk ke apartemen itu, ternyata ada seorang laki-laki yang bersamanya di apartemen itu.
"Kalian mau ngapain kesini?" Tanya laki laki itu.
"Saya hanya mau menyelesaikan masalah sama perempuan itu" Jawab mas Calvin, menunjuk Chintia.
"Ya sudah, silahkan duduk" Ucap laki laki itu.
"Saya mau kamu jujur sama saya, apakah kamu kasih obat tidur ke minuman saya?" Tanyanya.
"Gak kamu jangan fitnah ya" Jawab Chintia.
"Ini buktinya" Ucapnya.
Mas Calvin memberi lihat rekaman cctv di restoran tadi.
"Ya sudah, saya ngaku..... memang saya ngasih obat tidur ke minuman kamu, karena saya masih sayang dan cinta sama kamu, saya takut kehilangan kamu" Ucap Chintia.
"Hah....saya tidak salah dengar, saya tulus loh sama kamu...kamu malah menghianati saya, saya sudah menerima kamu apa adanya loh" Ucap laki laki itu.
"Saya juga.... sayang sama kamu" Ucap Chintia.
"Mba.... menurut saya lebih baik mba menikah saja sama laki laki itu, dari pada merebut suami orang.... jangan sampai mba nanti menyesal.... kehilangan laki laki yang bisa menerima mba apa adanya" Ucapku.
"Saya dan istri saya permisi....dan kamu jangan menunggu keluarga saya lagi" Ucapnya.
"Calvin....saya minta maaf" Ucapnya.
Aku dan mas Calvin langsung menuju ke mobil dan langsung pulang ke rumah.

Hai guys
Gimana ceritanya seru gak????
Makasih ya udah mampir ke ceritaku
Maaf kalo ada typo atau kesamaan nama
Jangan lupa untuk baca
Thedoctorandsweetsecretaries
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.....

Singgle Dad'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang