Chapter 4

387 52 2
                                    

SEMAKIN JATUH HATI

848

Rintikan hujan berpadu dengan angin yang berhembus kencang. Hingga dedaunan pohon berjatuhan.

D U G H!

"[Name], hati-hati!" Aku hampir saja terjatuh, namun Jean dengan sigap membantuku.

...

Tangannya masih terus memegangi pundak ku. Angin kembali berhembus kencang. Dan tangannya itu semakin erat memegang pundak ku, di tambah dengan posisinya jadi berada di depanku. Menutup jalan angin agar tak terlalu menusuk kulitku yang sudah kedinginan dari tadi.

Tangannya meraih jubahku, lalu membetulkan bagian yang tidak rapi. Kemudian tangannya menyentuh pipiku, "dingin sekali! Kau bisa membeku disini."

"Kau harus tetap berada di belakang ku, angin bertiup dari depan."

Meskipun aku sudah berada di belakang, tangannya tak henti untuk terus menggenggam tanganku, "terimakasih..," lirihku.

...

Aku berpegangan pada gagang pedang. Menembakkan kabel pengait pada pohon, lalu menariknya. Melayang secepat kilat menyambar melewati dahan pohon yang begitu besar.

Melihat adanya target yang di tuju, aku langsung mengaktifkan gas pendorong agar bergerak lebih cepat lagi. Aku langsung menebas bagian tengkuk Titan replika.

S R A A T!!

Setelahnya aku kembali mengamati sekitar sembari menyeimbangkan diri agar terus berayun ke depan dengan lincah. satu lagi dan aku akan berhasil..

...

Beberapa meter sebelum aku sampai pada jangkauan target. Seseorang melaju kencang dari arah depan dan menebas tengkuk Titan replika.

Sejak kapan, dia?

Dia seolah tak melihat keberadaan ku dan tetap melaju dengan kencang.

B R U K!!

Dari arah berlawanan, dia menabrakkan tubuhnya kepadaku. Tak lupa dengan pedangnya yang menggores pergelangan tangan kiri ku.

"Aahh maaf!" Dia melempar pedangnya lalu memeluk tubuhku dan mengubah posisi tubuhku menjadi di atasnya.

Pedangku pun ikut terjatuh, lalu akhirnya kami pun sampai pada permukaan tanah.

Tubuhku aman karena Jean yang menjadi tumpuannya, hanya saja aku salah gerakan dalam mendaratkan kakiku ke tanah.

Deru nafasnya memburu. Terdengar jelas oleh telingaku, jantungnya berdegup kencang, sama halnya denganku.

Aku kembali tersadar dan langsung bangkit dari tubuhnya dan memposisikan diriku agar duduk di sebelahnya.

"Punggungmu terasa sakit?"

"Sudah mendingan, kita hanya jatuh dari ketinggian beberapa meter saja."

"5 meter itu tak biasa, tulang mu bisa saja patah!"

"Kau menghitungnya?"

"Hanya mengira-ngira."

...

Dia beranjak dari tempatnya, mengambil 4 buah pedang yang tergeletak di sembarang tempat. Lalu kembali kepadaku dengan mengulurkan tangannya, "ayo!"

GO HOME [Jean X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang