Dua pasang sepatu bergerak begitu cepat menembus lorong sepi di tengah hari tersebut. Jeongguk menarik lengan baju Taehyung begitu agresif, membawanya ke sebuah ruangan bertuliskan 'kamar mandi pria' dan mendorong pria itu masuk ke dalam salah satu bilik.
Punggung Taehyung menabrak dinding seiring dengan Jeongguk yang menabrakkan bibirnya pada bibir Taehyung. Ia mencium pria itu kasar, melumat bibirnya begitu panas dengan gairah yang memuncak.
Taehyung tak dapat mengelak, membalas ciuman Jeongguk dan melumatnya tak kalah bergairah. Lengannya memeluk pinggul Jeongguk, lidah menelusup masuk dan mengabsen barisan gigi putih sang kakak tingkat. Saling menghisap lidah satu sama lain dengan lumatan yang semakin dalam diberikan. Liur mengalir turun pada rahang Jeongguk dari betapa basah dan berantakan ciuman tersebut.
Atmosfer sekitar terasa semakin panas seiring dengan ciuman intens itu berlangsung. Sampai kemudian Jeongguk menjauh dan mencoba melepas ikat pinggang yang ia kenakan.
"Kak, anjing—serius? Sekarang?" Taehyung terbelalak, melihat pergerakan Jeongguk yang bahkan tidak terganggu dengan fakta bahwa mereka akan bercinta dalam toilet kampus.
"Please? Gue gak tahan Taehyung." Jeongguk menatap Taehyung, ada kilat birahi dan tatapan memelas di netra yang lebih tua.
"Shit. Yaudah." Taehyung berucap seraya mengunci bilik tempat mereka berada, ia ikut membuka celananya—menampakkan privasinya yang juga sudah mengeras.
Kemudian Taehyung membalikkan posisi mereka, mendorong Jeongguk yang telah melepas celana sepenuhnya pada dinding. Ia mengangkat pria itu dan Jeongguk segera melingkarkan kaki di pinggul Taehyung.
"Langsung aja? Gapapa sakit?" Taehyung bertanya seraya memompa miliknya.
Jeongguk mengangguk, "Gapapa, masukin aja cepet." Lengan ia lingkarkan pada leher Taehyung, berpegangan erat pada lelaki itu.
Lantas Taehyung mulai melesakkan kepemilikannya pada lubang Jeongguk, memaksa masuk menembus lubang sempit tersebut—menutup mata kala merasakan bagaimana si cantik meremas miliknya di sana begitu kuat.
"Fuck, baby." Taehyung mengumpat, terus berusaha melesakkan kejantanannya sampai titik terdalam Jeongguk.
Jeongguk menyandarkan kepalanya ke dinding, gelombang nikmat dan rasa sakit seolah menyetrum dirinya secara tiba-tiba. Ia menggigit bibir bawahnya kencang, menahan desahan dan erangan yang rasanya sulit sekali untuk ditahan.
Tanpa mengambil waktu terlalu lama untuk menyesuaikan ukuran, —sebab tentu saja Jeongguk telah sedikit banyak terbiasa dengannya— Taehyung mulai bergerak dengan tempo pelan. Untuk ke sekian kalinya menikmati bagaimana dinding Jeongguk menghimpitnya erat dan memberi friksi yang kian lama membuat nikmatnya semakin memuncak, napasnya berlangsung memberat dan geraman pelan terdengar dari mulutnya.
Sementara itu Jeongguk terus berusaha sebisa mungkin untuk menahan desahannya, namun pada akhirnya ia menyerah—erangan kencang terdengar dari ranum merahnya. "Ahh fuck Taehyung!"
Jeongguk mencengkram pundak Taehyung kuat, punggung terus menabrak dinding seiring Taehyung menghentak kejantanan di titik terdalamnya. "Ahh hng T-Tae!"
"Gatau malu banget ya Kak? Kaya gini di toilet umum kampus? Maba lagi pada ospek di luar, anjing." Taehyung berbicara, kasar memang, namun Jeongguk menyukainya.
"Ahh hng l-lagi Taehyung!" Jeongguk terus meminta lebih, seolah tiap hentak tak beraturan yang Taehyung berikan belum cukup membuatnya puas.
"Desah terus Kak, yang kenceng. Biar maba pada tau kalau ada kating yang rela disetubuhin dalem kamar mandi. Lo suka 'kan diomongin mereka?" Taehyung dapat merasakan lubang Jeongguk mengetat dan desahan pria itu semakin kencang setelah dirinya berucap serampangan.
"Iya suka, Kak? Suka dibilang suara lo cantik tapi berisik banget dan rela dipake di mana aja? Gimana kalau ada yang rekam desahan lo terus dipake onani, lo gak malu?"
"Hngh umh Taehyung." Tangan Jeongguk gemetar, air mata menuruni pipinya, kaki yang memeluk erat pinggul Taehyung terancam jatuh ke tanah jika saja yang lebih muda tidak menopangnya.
"Hm? Nangis, cantik? Lo suka?" Taehyung bertanya, seringai terbentuk menatap wajah Jeongguk yang memerah, pipi dengan jejak air mata, dan dahi yang berkeringat. Taehyung tak dapat menahan birahinya untuk tidak meningkat ketika melihat pemandangan berantakan yang menggoda nafsu tersebut.
"S-Suka, umh. Taehyung." Jeongguk menutup mata lagi, menumpu punggungnya pada dinding untuk membantu dirinya sendiri.
"Buka matanya baby, look at this." Taehyung berucap, entah merujuk pada apa tetapi Jeongguk menurut dan menatap pria itu.
"Look at what?" Jeongguk bertanya, matanya mengerjap polos.
Taehyung menunduk, meludahi penyatuan dirinya dalam Jeongguk dengan masih bergerak dengan tempo cepat dan keras. Jeongguk melihatnya, pipinya memanas dan perlakuan Taehyung itu semakin membawa dirinya pada ujung puncak kenikmatan.
"Fuck so hot Tae—shit gak tahan banget! Umh." Jeongguk mencoba menggerakan pinggulnya, membantu Taehyung yang sejak tadi tanpa henti menumbuk titik nikmat, memberi kian sejuta rasa begitu luar biasa yang hanya dapat ia rasakan bersama pria yang lebih muda.
"Kak jangan diketatin—ahh Kak Gguk. Baby, shit." Taehyung mengumpat, melampiaskan kenikmatan yang ia juga dapatkan dari sang kakak tingkat.
"K-Keluar." Taehyung hampir tak dapat mendengar ucapan Jeongguk—pria itu terus mendesah tanpa henti dan mengoceh kacau, tetapi ia dapat mendengar tanda bahwa Jeongguk sebentar lagi datang.
"Keluar Kak, kotorin diri lo sambil terus gue hentak. Teriak yang kenceng biar orang lain denger, jangan belagak punya malu lo, disetubuhin dalem kamar mandi gini aja mau."
Cukup, Jeongguk benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan segala apa yang Taehyung telah berikan. Omongan kasar dan panas itu, belum lagi bagaimana Taehyung bergerak kasar mengejar kenikmatannya sendiri tanpa memedulikan Jeongguk yang sekarang bak boneka pemuas nikmatnya.
"Sumpah Kak lo kerasa lebih nikmat dari apapun sekarang—beneran, anjing. Apa perlu gue setubuhin di luar kamar lebih sering? Perlu gue setubuhin di ranah publik? Padahal sebelumnya gue niat sexting lo buat bercanda aja, tau-tau lo maksa main di sini. Malu lo ilang Kak, cuma punya nafsu doang. Kotor abis, cuma tau enak bercinta."
"Ahh Taehyung ahh fuck fuck shit!" Jeongguk berteriak kasar dan mengumpat, cairan putih keluar mengotori bajunya dan Taehyung bahkan sampai mengenai wajah cantiknya.
"Pinter, akhirnya sampe juga Kak? Beneran ya lo lemah banget direndahin gini." Taehyung berbicara, masih tidak menghentikan pergerakannya bahkan ketika Jeongguk sudah keluar.
Lelaki yang lebih tua sekarang benar-benar kehilangan tenaga, tubuhnya melemas dan ia menutup mata, tak punya kekuatan lagi selain tetap berpegangan pada tubuh Taehyung.
Taehyung terkekeh melihatnya, beralih menjilat cairan putih yang berada di rahang Jeongguk, merasakan rasa asin itu menyentuh indra penyecapnya. Jilatan tersebut tergantikan oleh bibirnya yang mendekat pada bibir Jeongguk, lantas kemudian mencium ranum ceri sang pria Jeon dan melumatnya dengan gairah tak terbendung. Menggigit bibir bawah pria itu dan melesakkan lidah dalam mulutnya, Taehyung menutup mata—terus melumat bibir kenyal Jeongguk ketika cairan kenikmatannya keluar mengisi penuh lubang yang lebih tua.
Membuat Jeongguk yang kala itu membalas lumatan Taehyung, mendesah di antara ciuman mereka. Merasakan hangatnya pria itu memenuhinya dan membuatnya puas setelah permainan eksibisionis mereka.
Satu lumatan terakhir, hingga Taehyung menjauh dan mengeluarkan kejantanannya dari lubang Jeongguk dan mengakhiri penyatuan tubuh mereka. Ia menurunkan Jeongguk untuk berdiri pada kakinya sendiri, namun tampaknya pria itu masih membutuhkan pegangan, sehingga ia merangkulnya seraya Jeongguk memakai celananya kembali.
Taehyung ikut memakai celananya dan merapikan baju, memastikan bahwa tidak ada bukti bekas percintaan mereka yang terlihat. Setelahnya ia kembali memegang tangan Jeongguk, membantu pria itu berjalan keluar dari bilik tersebut.
"That was so intense Taehyung, gue pusing sekarang." Jeongguk berkata, kekehan terdengar di akhir kalimatnya.
"Sama Kak, lo beneran lebih suka main di luar kamar apa gimana?" Taehyung bertanya, menatap pantulan dirinya dari cermin seraya mencuci tangan.
"Mungkin? Ini pertama kalinya sih buat gue dan ya gue akuin, memang kayanya lebih enak dari semua yang pernah gue rasain," balas Jeongguk bersandar pada konter wastafel.
Taehyung menatap Jeongguk dan tersenyum tipis, "Such an exhibitionist huh?"
"Oh shut up, lo juga suka Taehyung." Jeongguk memutar matanya.
"Iya iya. Ayo keluar, jangan sampe ketauan maba, kasian masih polos."
Jeongguk tertawa pelan, kemudian mengulurkan kepada Taehyung untuk bergandengan—yang lantas senantiasa Taehyung terima. Keduanya berjalan keluar dari kamar mandi kampus, bertingkah seolah apa yang baru saja terjadi tidak pernah mereka lakukan. Membiarkan kamar mandi kampus dan bilik paling ujung menjadi saksi bisu kenakalan mereka.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRTY HABITS | oneshot
Fanfictioncollections of oneshot from my twitter account. 18+ nsfw please be a wise reader. follow @ilenoirr on twitter for more! Top!Tae Bot!Kook