"Kak lo—"
"Ssh. Diem, gue bilang." Ia berbisik pada yang lebih muda, bersandar lebih dekat dengan kepala berada di atas dada telanjang pria itu dan tangan diletakkan di perutnya.
Taehyung diam. Mengikuti apa yang Jeongguk perintahkan, memutuskan untuk mengalihkan fokus dan menatap wajah sang kakak tingkat begitu khidmat. Tangan berada di punggung pria itu, ibu jari bergerak lembut memberi usapan menenangkan. Keduanya berada di ranjang, diam di sana setelah dua ronde sesi bercinta.
"Gue suka keheningan." Jeongguk berbisik, menjaga suaranya sepelan yang ia bisa agar tak mengganggu keheningan yang sedang ia nikmati.
Gue suka lo.
Itu, balasan yang langsung melintas di pikiran Taehyung. Balasan yang jelas tidak berani ia ucapkan sekarang.
"Gue juga." Jadi Taehyung hanya dapat membalas sesingkat ini dengan berbisik.
"Jam dua pagi, waktu paling enak buat berdiam diri. Sama pikiran masing-masing, gausah peduli apa-apa," celetuk Jeongguk lagi, matanya masih tertutup dan ia masih berbisik.
"Sekalian tidur aja Kak." Netra Taehyung masih menatap lekat pada Jeongguk.
Jeongguk menggeleng, detik setelahnya ia membuka mata dan bangkit dari posisi tidurnya. Mendudukkan diri dan melihat Taehyung, berucap, "Lagi, boleh? Gue di atas lo, lo diem aja gue yang gerak." Kali ini tanpa bisikan.
Taehyung mengangguk, tak membalas namun tersenyum. Netranya menatap Jeongguk seolah membisikkan kata, "Be my guest."
Jeongguk tersenyum, membuka selimut yang menutupi keduanya dan duduk di paha Taehyung. Ia berdiam sebentar di sana, tangan menyentuh ujung selatan yang lebih muda dan memompanya pelan untuk membuatnya mengeras sebelum ia kembali memulai permainan mereka.
"Lube?" Taehyung bertanya, menawarkan Jeongguk untuk memakai pelumas pada permainan mereka.
Jeongguk mengangguk, mengambil pelumas yang Taehyung ulurkan dan melumurinya pada kepemilikan pria itu. Agar lebih lancar bergerak nantinya.
"Dingin," celetuk Taehyung merasakan pelumas tersebut mengenai privasinya yang perlahan mengacung tegak.
Jeongguk hanya memberi anggukan tipis, memilih fokus menggerakan tangannya pada kejantanan Taehyung. Licin sekali pergerakannya begitu memakai pelumas, menghasilkan suara kecipak basah yang tak begitu keras.
"Ssh—Kak." Taehyung mendesah pelan, menutup matanya begitu merasakan tangan milik Jeongguk yang mulai memberinya stimulasi.
"Enak ya?" Jeongguk bertanya, menatap raut wajah kenikmatan Taehyung.
"Iya, you work your hands so well," balas Taehyung.
Jeongguk terkekeh pelan, terus memompa milik Taehyung dengan tangannya, sesekali memberi remasan dan bermain pada bagian kepalanya.
"Kak, kalo lo gini terus gue bisa keluar." Taehyung berucap, membuka matanya dan menatap Jeongguk.
"Cepet banget keluarnya?" Jeongguk mengerutkan dahinya bingung.
Taehyung menggeleng, terkekeh, "Masih lama keluarnya. Tapi kalo lo gini terus ya gue bisa keluar. Tangan lo aja enak, Kak."
"Ooh gue kira lo udah mau keluar? 'Kan lo biasanya lama."
"Nggak." Taehyung menjawab.
"Gue masuk ya sekarang?" Jeongguk bertanya. Lubangnya berkedut ingin, lantaran milik Taehyung terlihat begitu tegang dan keras—Jeongguk tidak tahan ingin merasakan pria itu mengisinya begitu penuh di dalam.
"Do as you wish."
Maka, Jeongguk mengangkat pinggulnya, mengarahkan lubangnya sejajar dengan milik Taehyung dan mulai menurunkan tubuh—memasukkan kepemilikan besar yang lebih muda melesak penuh dalam lubang sempitnya.
"Mmh." Jeongguk menutup mata, menggigit bibir bawahnya, dan menggeram pelan.
"Pelan-pelan aja Kak." Taehyung menyeletuk, melihat Jeongguk yang menahan napasnya.
Kemudian ia mengeluarkan napasnya tersebut kala sepenuhnya dari Taehyung telah berada di dalamnya.
Ia terdiam, membiasakan dirinya di sana. Tak tergesa, menatap Taehyung yang juga menatapnya, begitu saja sampai waktu berjalan beberapa menit.
"Kapan gerak—"
"Ssh diem. Gue lagi nikmatin." Jeongguk membalas.
Maka Taehyung kembali diam menurut. Pandangannya masih tertuju pada Jeongguk, tak dilepasnya. Jeongguk terlihat begitu indah. Cantik. Bagaimana pria itu berada di atasnya seolah ia berada pada tahta miliknya, seolah Jeongguk sedang menempati tempat di mana ia seharusnya berada.
Jeongguk terlihat begitu elok. Rambutnya yang mulai memanjang, paras indahnya yang tak ada dua, dan tubuh polos tanpa seutas benang yang menutupi membuatnya terlihat begitu rapuh dan rentan—namun juga membuatnya terlihat begitu kuat dan tampan dengan bisep berotot yang terpampang jelas.
Seluruh dari pria itu seolah terbuka untuk Taehyung kagumi, tiap inci dan tiap bagian darinya seolah terbuka untuk dijamah oleh netra tajam yang lebih muda. Dan hanya untuk pria itu, Taehyung, satu-satunya.
"Once again, take a picture Taehyung, it will last." Jeongguk berucap begitu menemukan Taehyung terus menatapnya bagai melihat sebuah karya seni langka dalam sebuah museum.
Taehyung terkekeh, "You're so beautiful Kak. Really."
"I know." Jeongguk tersenyum, ia mulai menggerakan pinggulnya, perlahan bergerak naik-turun di atas Taehyung.
"Ssh, Tae." Jeongguk mendesah pelan, merasakan bagaimana milik Taehyung bergesekan dengan dindingnya, merasa sensitif meski belum menyentuh titik manis.
"So fucking pretty Kak. Such a good boy, terusin. Lo cocok gerak di atas gue," ujar Taehyung, memuji Jeongguk yang langsung merasakan pipinya memanas begitu mendengar ucapan sang adik tingkat.
"Uhh." Jeongguk melenguh, menggigit bibir bawahnya pelan sementara masih menjaga tempo pergerakannya stabil—tak bergerak menghentak, tak membuat Taehyung menyentuh titik manis terdalamnya dahulu.
"Iya kaya gitu, Peach. Keep it going, gapapa pelan-pelan. Bagus kaya gitu, so good Jeongguk, so good for me." Taehyung terus memuji, kedua tangannya berada di pinggul Jeongguk, memberi usapan lembut untuk mendukung pria itu.
"T-Tae, jangan gitu." Jeongguk membuka mata, menatap Taehyung.
"Gimana hm? You're so pretty, Baby. Cantik, indah, ayo terusin ya? Gapapa lebih cepet." Taehyung terus berucap, mengetahui jika Jeongguk menyukai pujian-pujian yang ia utarakan meski pria itu tidak mengakuinya.
Benar saja, Jeongguk mulai mempercepat temponya. "Good baby, good. Hit your sweet spot, make yourself feel good for me little one. Make yourself feel good."
"Hngh, Taehyung." Jeongguk melenguh, ucapan-ucapan yang lebih muda seolah memberi stimulasi dan dorongan pada dirinya untuk bergerak lebih. Lebih dalam dan lebih cepat.
"Gapapa Kak Jeongguk, jangan malu. Make yourself feel good on me Kak."
Maka dengan begitu Jeongguk mulai menghentak. Melempar kepalanya ke belakang kala merasakan kepemilikan Taehyung menyentuh titik manisnya begitu tepat dan kuat. "Ohh s-shit Tae—ahh."
"Kaya gitu Kak, terus. Do it again, more, for me Baby."
Jeongguk kembali mempercepat gerakannya dan terus menghentak, membuat kejantanan Taehyung mengenai titik manisnya berkali-kali. Terus menerus, membuat mendesah dan melenguh.
"Is it good, Kak? Tell me." Taehyung berucap, berusaha menahan geramannya sebab Jeongguk meremas miliknya di dalam sana begitu nikmat.
"S-So good Tae ngh," desahnya tanpa malu.
Jeongguk terus bergerak, lebih cepat dan lebih dalam, menghentak lagi dan lagi sampai di tahap ia begitu kewalahan dengan gelombang kenikmatan yang kerap mendatanginya tanpa henti.
"Oh yes Kak, you make me feel so good. Kakak cantik, Kak Jeongguk paling indah. Do it more."
Taehyung begitu menikmati pemandangannya saat ini, bagaimana Jeongguk bergerak di atasnya tanpa malu—hanya mempedulikan kenikmatannya sendiri dan terus mengejarnya tanpa henti. Pemandangan yang tak ada duanya di dunia ini.
"T-Taehyung mau keluar, hngh, shit." Jeongguk mengumpat, bergerak semakin cepat dan terus menerus menghujam titik manisnya tanpa ampun.
Lantas Taehyung mulai membantu Jeongguk, menghentakkan pinggulnya dan terus bergerak. "Cum for me, Kak. Don't be shy."
Jeongguk mengangguk, ia meremat seprai di bawah mereka dan membiarkan Taehyung yang mengambil alih pergerakan. "Ahh shit Taehyung uh like that fuck—yes ahh."
Jeongguk keluar. Cairannya mengotori perutnya dan perut Taehyung. Tak ada keindahan yang dapat mengalahkan pemandangan Jeongguk yang mencapai pelepasannya, Taehyung jamin. Bahkan pemandangan itu sendiri berhasil membuat Taehyung sampai di ujung.
"Kak. Gue mau keluar." Taehyung berucap.
Begitu Jeongguk mendengar, pria itu justru memberhentikan pergerakan Taehyung. Ia melepas penyatuan tubuh mereka dan berpindah duduk ke samping sang pria Kim.
"Kak? Bantuin gue anjir." Taehyung memprotes.
"Bentar." Jeongguk berucap, kemudian menunduk, tangannya memompa milik Taehyung yang memerah dan berurat—tanda ia sebentar lagi benar akan keluar.
"Cum in my face, Tae."
Shit. Jeongguk terlihat sangat panas ketika berucap seperti itu, Taehyung tidak tahan.
Maka seiring dengan tangan Jeongguk yang memompa dirinya, memberi remasan pelan yang nikmat serta sesekali menjilat kejantanannya dengan lidah mahir pria itu—Taehyung mencapai puncak.
Mengeluarkan cairannya tepat di wajah Jeongguk, mengotorinya namun juga menghiasinya secara bersamaan.
"Ahh fuck, Kak." Taehyung mendesah kala ia keluar.
Jeongguk terkekeh kala merasakan cairan milik Taehyung. "Tae, liat." Ia berucap, menunjuk pada wajahnya yang penuh dengan cairan putih kental.
"Lo cantik banget Kak."
"Iya tau." Jeongguk membalas, menjilat dan merasakan cairan Taehyung yang berada di dekat mulutnya.
Kemudian ia membersihkan wajahnya sendiri dengan jari, sisa cairan yang berada di jarinya ia hisap—ia telan sampai bersih. Taehyung hampir mendesah lagi karena pemandangan erotis itu.
"Thanks, Kak," ujar Taehyung.
"No need to, that's what friends with benefits are for. Or should I say, kakak tingkat with benefits?" Jeongguk berucap, terkekeh setelahnya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRTY HABITS | oneshot
Fiksi Penggemarcollections of oneshot from my twitter account. 18+ nsfw please be a wise reader. follow @ilenoirr on twitter for more! Top!Tae Bot!Kook