Long Long Time After Class - CLASS Part 2

5.7K 145 0
                                    

Setelah lima tahun menikah, Jeongguk dan Taehyung masih menjadi pasangan yang harmonis. Sekian banyak hal yang berubah di antara mereka, sekian pertentangan yang berhasil mereka lewati namun keduanya masih menjalin hubungan layaknya pasangan yang baru jatuh hati. Seperti saat mereka masih menjadi remaja SMA.

Ada banyak faktor yang menjaga hubungan keduanya tetap harmonis, salah satunya adalah intimasi. Bagi pasangan itu, intimasi adalah suatu hal yang krusial. Yah, bagaimanapun, keduanya adalah manusia yang mempunyai nafsu dan butuh menyalurkan rasa itu.
Taehyung dan Jeongguk sama-sama sering mengeksplor berbagai macam kink dan permainan yang sekiranya dapat membuat 'permainan' mereka menjadi lebih panas dan menantang.

Vanilla bukan style mereka lagi, kata Taehyung.

Rough dan cepat itu lebih menyenangkan, kata Jeongguk.

Apa lagi yang harus dikatakan? Tidak ada.

Terdapat beberapa banyak tantangan dalam berhubungan seksual yang keduanya ingin lakukan, namun kesibukan keduanya sebagai model dan CEO perusahaan ternama membuat kegiatan mereka tertunda.

Seperti hari ini juga, banyak hal yang harus Taehyung kerjakan di kantornya, membuat Jeongguk harus datang dan menyantap makan malam bersama Taehyung sementara pria itu menyelesaikan beberapa laporan.

Tetapi, ada satu hal yang mengganjal di hati Jeongguk seiring dengan langkah tegasnya memasuki lobi bangunan kantor Taehyung. Hal mengganjal ini berkaitan dengan pakaian yang sekarang ia kenakan. Begini, bagi Jeongguk, pakaian yang dikenakannya adalah hal paling krusial dari penampilan—bagaimanapun, ia adalah seorang model. Pakaiannya menentukan sifat apa yang akan ia tonjolkan pada hari itu, dan hari ini, Jeongguk sedang memakai pakaian yang menurutnya cukup seksi.

Sebuah rok yang jatuh pas di lututnya dengan kemeja putih berkancing yang cukup ketat. Ia jarang sekali memakai rok untuk bekerja, tetapi ia menggunakannya hari ini karena sedang ingin.

Saat Jeongguk merasa seksi, rawan bagi dirinya untuk merasa horny. Rawan pula bagi Taehyung untuk tidak berakhir bercinta dengan Jeongguk—sebab Jeongguk yang terangsang adalah Jeongguk yang sangat seduktif. Lebih menggoda dan lebih memikat dari biasanya, lebih binal. Taehyung tidak protes kok, Taehyung justru menyukainya. Namun terkadang Jeongguk sendiri yang protes karena bokongnya terasa sakit keesokan hari.

Ah, intinya hari ini, Jeongguk merasa harinya dan Taehyung akan berakhir dengan bercinta. Bagaimana tidak? Saat Jeongguk melangkah masuk ke dalam kantor Taehyung saja—ia langsung naik dan duduk di atas paha Taehyung.

"Kenapa sayang? Aku lagi kerja, jangan ngalangin." Ucapan Taehyung berbanding terbalik dengan tindakannya, karena sekarang pria itu melingkarkan lengannya pada pinggul Jeongguk.

"Kangen," ujar Jeongguk dengan sedikit merengek, ia melingkarkan lengannya di leher Taehyung dan menatap netra pria itu.

"I know baby, tapi saya lagi kerja, turun dulu," balas Taehyung.

"Kamu minta aku turun tapi ngomongnya pake saya-kamu, 'kan kamu tahu aku suka lebih manja kalau kamu ngomong pakai 'saya'." Jeongguk memajukan bibirnya sedikit.

"Hum, nyalain lagu dulu. Tiga menit aja, habis itu aku turun," tawar Jeongguk.

"Oke. Mau lagu apa?" Taehyung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pemutar musik, menuruti permintaan kesayangannya.

"Lana Del Rey, yang judulnya Cola," balas Jeongguk.

Taehyung terkekeh mendengar lagu yang Jeongguk pinta. Suaminya ini sedang needy, ya? Terlihat dari bagaimana ia meminta diputarkan lagu yang liriknya cenderung eksplisit. Meski begitu, Taehyung tetap memutar lagu yang Jeongguk pinta tadi dan seketika lagu itu terputar mengisi ruangan kantor. Lagunya mendukung suasana kantor Taehyung yang sepi dan sedikit temaram, yang menyinar ruangan kebanyakan terdiri dari cahaya lain dari gedung di luar. Kota metropolitan, tidak pernah tidur dan kantor-kantor bahkan belum tutup kala jam menunjuk pukul 8 malam.

Jeongguk menutup mata mendengar alunan lagu, tubuhnya bergerak pelan, dan ia mulai memberikan sebuah lap dance di posisinya yang berada di pangkuan Taehyung. Ia menggulirkan pinggulnya, tubuhnya ia naikkan sedikit—membuat bokong bergesekan dengan selangkangan Taehyung, mana lagi ia memakai rok yang dengan mudahnya tersingkap.

"Jeonggukie, sengaja ngasih saya lap dance gini?" Taehyung menatap Jeongguk nyalang.

Jeongguk mengangguk, "Uhm, suka nggak? Jarang-jarang aku begini."

Taehyung terkekeh, "Suka. Tapi kamu nakal. Saya gak ngasih persetujuan untuk kamu melakukan ini, 'kan?"

Jeongguk terdiam. Tetapi oh—persetan dengan persetujuan. Yang spontan terkadang lebih nikmat.

"Aku gak perlu persetujuan kamu, toh, this lap is mine. You are mine," balas Jeongguk dengan sedikit menggunakan nada yang mendominasi. Ia masih saja menggerakan tubuhnya mengikuti alunan lagu, mengangkat pinggulnya lebih tinggi dan bergerak menggoda di atas Taehyung.

Bertepatan dengan lagu yang mulai mencapai akhir, Taehyung menggapai rahang Jeongguk dan sedikit mencengkramnya. "Sengaja mencari masalah, doll?"

Jeongguk mendecih, "Masalah atau nggak, I don't fucking care."

Dalam hati Jeongguk tertawa. Jelas saja ia mencari masalah.

Taehyung pun terkekeh dalam hati. Jeongguk memancingnya, dan ia sadar akan itu. Sang suami ingin bermain dengan kasar, dan ia sepenuhnya mengerti. Maka selanjutnya yang Taehyung lakukan adalah menarik pinggul Jeongguk dan mengikis jarak antarkeduanya, dan mulai mencium bibir merah ceri yang lebih muda.

Tak bisa dipungkiri, Taehyung rindu. Pagi tadi ia belum mencium sang suami sebelum pergi bekerja, dan sekarang saat ia berhasil menyicip bibir itu lagi—Taehyung tak dapat menahan diri untuk tidak melumatnya nafsu. Lumatan-lumatan bergairah yang Taehyung berikan dengan senantiasa Jeongguk balas sama bergairahnya, pun dengan sengaja Jeongguk membuka mulutnya untuk mempersilakan lidah Taehyung menyelami gua hangat dengan barisan gigi rapinya itu.

Taehyung menghisap lidah Jeongguk dan menyecap bibir pria itu. Sudah bertahun-tahun Jeongguk merasakan permainan bibir Taehyung dan sampai sekarang pun Jeongguk masih saja mengeluarkan desahan tipis atas nikmat yang Taehyung berikan hanya dengan cumbuan.
Dirasa permainan bibir sudah cukup, Taehyung melepas tautannya dengan Jeongguk. Pria itu langsung mencium rahang sang kesayangan dan memberi jilatan kecil pada lehernya.

"Tae, jangan bikin kiss mark, aku ada pemotretan besok," ujar Jeongguk.

"Okay then. Tapi kamu mau bermain di sini, doll? Saya nyimpen tali, saya bisa ikat kamu di atas meja ini. We can use vibrator too, if you want it rough. How does that sounds?" Taehyung melancarkan pertanyaannya sembari menjilat dan mengiggit cuping telinga Jeongguk, membuat tubuh sang pria Jeon berdesir karena stimulasi yang Taehyung berikan serta suara berat pria itu yang terdengar begitu seduktif.

Tawaran yang Taehyung berikan terdengar menyiksa. Tetapi Jeongguk suka dengan ide itu. Maka ia memberi anggukan, dan turun dari pangkuan Taehyung.

"Di atas meja kamu? Nanti berantakan, gimana?" Jeongguk berucap, netranya menatap meja kerja Taehyung yang berisi dengan tumpukan berkas dan beberapa peralatan elektronik—juga tiga pigura foto berisi foto Jeongguk dan foto keduanya saat bulan madu.
"Makanya ini diberesin dulu, sayang. Kamu duduk dulu di sofa, opens up your clothes for me."

Jeongguk mengangguk menurut dan duduk di sofa ruangan, ia membuka kancing kemeja putihnya dan melepas dalam yang ia pakai. Kemeja itu tak ia lepas, tetap ia pakai namun dengan kancing yang terbuka, rok juga tidak ia lepas—Jeongguk lebih suka bercinta dengan tetap memakai pakaian. Seksi, menurutnya, dan lebih merangsang.

"Baby, come here." Kala Taehyung memanggilnya, maka Jeongguk yakin permainan panas ini akan segera dimulai.
Taehyung melepas dasi yang dipakainya —Jeongguk sendiri dibuat mematung karena itu, Taehyung terlihat tampan kala dengan kasarnya ia melepas dasi yang tadi pagi Jeongguk simpulkan di kemejanya— setelah itu ia berdiri di belakang Jeongguk dan, "Saya tutup mata kamu, ya."

Perintah Taehyung. Jeongguk tidak bisa menolak.

Lalu Taehyung menutupi kedua mata Jeongguk dan mengikat dasi itu, membuat penglihatan Jeongguk sepenuhnya tertutup dan gelap. Kemudian sang pria Kim menuntun Jeongguk untuk duduk di atas meja kerja yang sekarang sudah kosong, Taehyung menidurkan Jeongguk di atasnya lalu mengambil kedua tangan pria itu. Kedua tangan berada di samping sisi tubuh—Taehyung mengambil tali dan mengikat lengan Jeongguk pada kaki meja. Kaki dibiarkan tak terikat, agar Jeongguk lebih mudah membuka paha nantinya dan mereka dapat bermain dengan lebih mudah.

Taehyung menyempatkan diri memberi satu kecupan di bibir Jeongguk, lalu mengambil cairan pelumas dan sebuah vibrator yang sengaja ia simpan di laci meja kerjanya untuk kegiatan seperti ini yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Ia membalurkan cairan pelumas itu pada vibrator, kemudian membuka paha Jeongguk—membuat posisinya sekarang mengangkang lebar. Jeongguk hanya diam dan menerima perlakuan Taehyung, ia memercayakan sang suami.

"Ready, doll?" Taehyung bertanya sebelum memasukkan vibrator.

"Yes daddy," jawab Jeongguk. Maka dengan begitu Taehyung mulai melesakkan benda panjang itu ke dalam lubang Jeongguk, membuat yang lebih muda sedikit meringis, dan kemudian Taehyung langsung menyalakan vibratornya.

Alat itu bisa dikontrol jarak jauh melalui aplikasi di ponsel, sehingga Taehyung memilih duduk di sofa ruangan sembari matanya memperhatikan bagaimana panasnya Jeongguk hanya bisa mendesah dan melenguh tanpa bisa melakukan apa-apa di bawah dominasi tidak langsungnya.

"Ungh, T-Tae," lenguh Jeongguk, membuka paha semakin lebar kala meski masih detik pertama Taehyung sudah menaikkan getaran vibrator di dalamnya.

Sial, sudah lama Jeongguk tidak bermain menggunakan alat pendukung seperti ini.

Taehyung hanya terkekeh, ibu jari bergerak tak beraturan untuk bermain dengan intensitas getaran vibrator, permainan jahil Taehyung itu berhasil membuat Jeongguk merengek dan mendesah—sebab getaran tak beraturan, dan Taehyung cenderung kejam karena mengatur intensitas di tingkat paling tinggi.

"Ahh Taehyungie! Hng." Jeongguk benar-benar dibuat tak berdaya. Kedua tangannya diikat dan matanya tertutup, ia tidak tahu apa yang terjadi dan apa yang Taehyung sedang lakukan. Tetapi Jeongguk yakin, bahwa Taehyung pasti sedang bermain sendiri dengan tangannya.
Tebakan Jeongguk benar. Kala desahannya semakin keras dan needy, Taehyung melepas ikat pinggang yang dipakainya dan membuka resleting celana—mengeluarkan kepemilikannya dan tanpa malu mulai memompa benda itu.

"S-Shit Taehyungie! Jangan terlalu k-kencang, hngh. Aah!" Jeongguk terus mendesah, dan Taehyung berhenti bermain dengan intensitas getaran, memutuskan untuk mempertahankan getaran paling tinggi yang membuat Jeongguk berisik sementara ia fokus memompa kepunyaannya.

Stimulasi dari vibrator terlalu banyak, Jeongguk tidak tahan. "Ahh ungh daddy, wanna cum!"

Taehyung berhenti bermain sendiri dan beralih berdiri, berjalan menuju Jeongguk yang tampak membuat dasinya basah atas air mata yang turun dari matanya. "Don't cum until I say you can, doll," ujar Taehyung seraya membelai paha polos Jeongguk.

Pasangan sehidup sematinya itu tampak begitu indah. Kedua tangan terikat dengan dasi yang menutupi mata, dirinya yang masih menggunakan kemeja dan rok, serta bagaimana kakinya terbuka lebar dengan vibrator yang terlihat memenuhi lubangnya.

"Ungh b-but, sakit!" Jeongguk merengek.

"No is a no, dollie."

Taehyung menyebalkan sekali. Jeongguk benar-benar butuh pelepasan sekarang, vibrator di dalamnya terus memberikan stimulasi dan kenikmatan lebih dari yang Jeongguk butuhkan, dan ia tidak bisa menahan untuk mencapai pelepasan.

"Ahh ngh please!" Pinta Jeongguk lagi.

"No."

Sial, pelepasannya sudah berada di ujung. Ia butuh keluar. Ah, kalau begitu persetan dengan perintah Taehyung.

"S-Shit, ahh! Ngh." Jeongguk keluar. Pahanya bergetar dan cairannya mengenai perutnya dan pakaian Taehyung.

Melihat apa yang pasangannya baru saja lakukan, Taehyung mendecih jengkel. Ia menampar paha Jeongguk.

"Nggak bisa nurutin apa yang saya bilang, hm?"

Jeongguk terdiam. Masih mengejar napasnya setelah mencapai pelepasan tadi.

"Bahkan nggak bisa jawab pertanyaan saya. What a brat."

"Well then, a brat must learn his lesson, right?" Lanjut Taehyung.

Jeongguk menahan diri untuk tidak menyeringai, oh, ia sengaja kalau Taehyung sudah memberinya hukuman seperti ini. Ia dapat merasakan Taehyung mendekat, dan selanjutnya yang Taehyung lakukan adalah melepas dasi yang menutupi mata Jeongguk. Sekarang pria itu bisa melihat.

Dan ketika ia bisa melihat, Taehyung melangkah menuju pintu ruangan dan membuka pintu itu cukup lebar untuk membuat orang lain mendengar apa yang terjadi di dalam ruangan Taehyung.

"T-Tae? Kenapa dibuka?" Jeongguk menatap Taehyung dengan heran.

"Saya tahu kamu paling nggak suka dipermalukan. Jadi saya buka pintunya biar karyawan di luar bisa dengar bagaimana kamu teriak di bawah saya. Saya juga tahu kalau kamu orangnya berisik. Jadi, ini punishment yang pantas untuk seorang doll yang tidak bisa menurut, benar?" Jelas Taehyung.

Sial. Taehyung benar-benar menghukumnya.

"No please Tae, I'm sorry! Kamu tahu aku nggak suka mereka dengar suaraku," balas Jeongguk.

"I know, makanya aku jadikan hukuman. Now accept the taste of your own medicine, dollie." Taehyung berucap, ia memberi satu kecupan di bibir Jeongguk dan selanjutnya mengeluarkan vibrator yang ada di dalam pria itu.

Taehyung memompa kepemilikannya sesaat, lalu menatap Jeongguk dan bertanya, "Siap?"

Jeongguk menggeleng, "Tutup pintunya dulu, please! Masih ada yang lembur di luar, Taehyung!"

"No, dollie." Dan dengan begitu, Taehyung mulai melesakkan kepunyaannya di dalam Jeongguk—menggeram dan menutup mata kala kejantanannya berhasil masuk sepenuhnya dalam lubang sempit sang suami.

Sementara itu yang lebih muda berhasil dibuat mendongak dan mendesah, matanya berputar atas bagaimana milik Taehyung jauh lebih besar dari vibrator yang tadi memasukinya. Ia menikmati bagaimana milik Taehyung memenuhinya dan meregangkan lubangnya begitu nikmat.

"Ahh~ Tae!"

Tanpa aba-aba, Taehyung mulai bergerak. Kedua tangannya mencengkram pinggul Jeongguk untuk menahan posisinya. "Ahh baby, fuck," umpat Taehyung kala akhirnya merasakan berada dalam surga Jeongguk lagi setelah beberapa lama.

Taehyung tidak bergerak dengan tempo lambat terlalu lama, toh, ia sedang memberi Jeongguk hukuman. Ia menggerakan miliknya dengan tempo yang dipercepat, menumbuk titik manis Jeongguk yang sudah ia hapal dengan betul di mana letaknya.

"Ahh ahh Taehyung! S-Shit hngh, umh." Jeongguk mendesah dengan keras, ia yakin karyawan di luar dapat mendengar suaranya dan suara meja yang berdecit.

"Taehyungie! Ungh, s-so good." Jeongguk tak dapat menghentikan desahannya meski ia malu dengan para karyawan yang masih lembur. Gerakan Taehyung di dalamnya terlalu nikmat untuk Jeongguk memberi peduli terhadap orang lain.

"Ahh Jeonggukie, fucking tight." Taehyung bergerak semakin cepat seraya menunduk untuk menyesap dua bongkah dada Jeongguk yang sebelumnya terabaikan.

"Umh Tae! Y-Yeah ngh!" Merasakan dua stimulasi bersamaan secara berturut-turut membuat Jeongguk kewalahan—ia hilang akal, terlalu nikmat rasanya dimanjakan oleh Taehyung seperti ini.

Tanpa malu desahan Jeongguk terus mengeras, ia terus merengek dan melenguh. Indah. Bagai sebuah melodi bagi pendengaran Taehyung.

"Taehyungie mau keluar! Ahngh!" Jeongguk melenguh, kakinya ia buka semakin lebar agar Taehyung dapat bergerak semakin dalam.
Maka Taehyung mempercepat temponya, bergerak semakin liar dan dalam serta menyesap dada Jeongguk semakin nafsu. Taehyung terus menghentak, sesekali menampar bokong Jeongguk dengan tangan besarnya. Sial, Jeongguk tidak bisa tahan lagi.

"Please! Wanna cum!" Teriak Jeongguk.

Taehyung menjauh dari dada Jeongguk dan mengangguk, "Cum, baby."

Dan beberapa hentakan selanjutnya, Jeongguk keluar. Teriakan nikmatnya terdengar begitu keras dan nyaring, orang-orang di luar ruangan Taehyung dapat mendengarnya. Lalu disusul dengan Taehyung yang keluar di dalam Jeongguk, ia menggeram dan mendesah pelan. Cairan sang pria Kim sangat banyak—bahkan sampai mengalir keluar dari dalam Jeongguk. Keduanya terengah. Sesi bercinta itu begitu intens.

"Mau lanjut di rumah, doll?"

Pertanyaan Taehyung lantas segera dibalas anggukan tanpa ragu oleh Jeongguk.

Keduanya menghabiskan sisa malam di rumah mereka, dan Jeongguk tak bisa melupakan tatapan-tatapan dari para karyawan kala keduanya keluar dari ruangan kerja Taehyung. Ia malu, tetapi juga terangsang karenanya.

DIRTY HABITS | oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang