Crazy Little First Meet

5.7K 176 1
                                    


Kalian tahu, bagaimana rasanya ketika melihat seseorang dengan pesona yang begitu menakjubkan dan memikat perhatian, bahkan dalam satu kali pandangan dapat membuat terpukau hingga pada akhirnya menarik seluruh perhatian kita dan membuat hati begitu berdebar? Seolah ketika mendapati seorang 'dia' hadir dan ada di dunia, eksistensi kita serta-merta menjadi lengkap dan utuh.

Jika kalian tahu rasanya, maka kalian akan mengerti bagaimana perasaan Jeongguk ketika ia mendapati seorang Taehyung ada di dunia dan berada di pesta yang sama dengannya.

Pada awalnya, Jeongguk tidak mengetahui siapa itu Taehyung dan siapa pemilik nama itu. Ia tidak terlalu update dengan influencer-influncer baru dan dirinya terlalu sibuk untuk menaruh sepercik perhatian berharganya pada hal-hal seperti itu. Selama influencer tersebut tidak mengancam karir dan eksistensi hebatnya, Jeongguk tidak akan peduli.

Yah, Jeongguk merupakan seorang influencer besar, memiliki total 10 juta pengikut di sosial media dengan segudang bakat yang membuatnya menjadi seorang selebriti medsos yang begitu disukai banyak orang. Hidupnya sibuk. Pun jika soal kekasih dan cinta, ia masih menunggu mereka yang pantas untuk datang.

Hingga seseorang tersebut benar-benar datang dalam wujud sosok influencer baru yang menggebrak dunia sosial media. Jeongguk mendengar nama pria itu sedikit, namun tak pernah melihat wajahnya dan mencari tahu akun-akun media sosialnya. Itu terjadi sampai kemudian, sebuah pesta ulang tahun di mana para selebriti dan influencer termasuk dirinya dan Taehyung diundang.

Jeongguk kala itu sedang bercengkrama dengan teman-teman sesama influencernya. Lalu matanya melirik pada wajah seseorang baru yang ia lihat sedang mengucap selamat ulang tahun pada pemilik pesta tersebut, wajah yang begitu memikat dan membuat jantungnya berhenti berdegup sepersekian milisekon berikutnya.

"Itu siapa?" tanya Jeongguk pada salah satu temannya.

"Hah? Lo gatau? Itu Taehyung. Selebgram baru, yang viral karena ganteng banget, pesona selangit."

Ah ... setelahnya Jeongguk mengangguk paham. Ia sedikit banyak mengerti dan menyetujui pernyataan tentang pesona Taehyung yang selangit itu. Setelah mengetahui pemilik nama dari wajah tersebut, Jeongguk segera mencari tahu akun sosial media pria itu dan mengamatinya.

Ia tidak memiliki niat untuk mendekati—tidak untuk saat ini ketika ia baru mengetahui identitas sosok tersebut. Namun kemudian, ketika malam berlanjut semakin larut dan Jeongguk berdiri sendiri di ujung pesta dengan hampir tiga gelas alkohol yang sudah ditenggaknya, ia tak yakin dapat menjauh saat pria yang tidak ingin ia dekati itu datang menghampirinya.

Ia masih memiliki kesadaran penuh, tetapi entah kenapa alkohol tersebut membuatnya sedikit malas untuk berpikir dan menjauh. Lantas dengan begitu, pertemuannya dengan Taehyung secara resmi telah terjadi. Mereka berkenalan dan bercengkrama, Taehyung adalah seorang pembangun obrolan sehingga rasanya nyaman dan mudah untuk Jeongguk berbicara.

Hanya dalam obrolan singkat tersebut, Jeongguk merasa bahwa ia telah menemukan seseorang yang tepat untuk bersanding dengannya dan melengkapi seluruh aspek diri yang ia inginkan untuk menjalin hubungan dekat dengannya. Taehyung itu menakjubkan, pesonanya yang tidak main-main, pengetahuannya yang begitu luas dan bagaimana ia pintar berbicara dan membuat seseorang tertarik untuk mendengarkan lebih.

Apalagi, fakta bahwa keduanya seolah begitu klop dan satu frekuensi, sehingga rasanya Jeongguk terlena dalam setiap tindakan dan ucapan yang dilakukan pria itu karena benar-benar seluruhnya sesuai dan terasa begitu tepat untuk melengkapi sisi dirinya yang hilang.

Kalian tahu, rasanya mengobrol berdua dan entah bagaimana, ketika malam semakin gelap dan orang-orang tidak sadar dengan sekitar mereka, sehingga untuk mendekatkan diri dan menjadi intim terasa lebih mudah dari seharusnya? Yah, itu yang terjadi sekian belas menit kemudian.

Mungkin karena suara musik yang semakin keras dan menulikan pendengaran Jeongguk, mungkin karena alkohol yang dalam kadar sedikitnya itu dapat membuat Jeongguk menjadi lebih tidak peduli dengan tindakannya, atau mungkin karena pesona Taehyung yang semakin lama merasuk diri Jeongguk semakin dalam. Yang pasti, ia tidak tahu hal apa yang membuatnya kala itu menyetujui bibir Taehyung untuk menyentuh bibirnya dan lantas mencumbunya kemudian.

Hal itu terjadi begitu saja. Jeongguk tak menolak, entah apakah itu tindakan bodoh atau pintar untuk dicium seorang lelaki yang sebenarnya begitu menawan di kali pertama mereka bertemu dan bercengkrama. Tetapi pada akhirnya, Jeongguk tak menyesal.

Pun, ia tak menyesal ketika setelah ciuman tersebut Taehyung menggamit tangannya dan berkata, "Dollie, ke hotel, mau?"

Dengar, Jeongguk bukanlah seorang suci. Ia bukan seorang yang polos ataupun seorang yang istilahnya, 'kalem.' Tidak. Ia familier dengan kegiatan-kegiatan liar di luar sana. Dan ia jelas tahu apa ide yang Taehyung cetuskan kala itu. Jeongguk bisa berpikir dengan jernih, tetapi bagaimana ... ya. Rasanya tanggung sekali, apa yang ia dan Taehyung telah lakukan saat itu, dan Jeongguk pun sudah terlanjur tenggelam dalam segala daya tarik dan kepribadian Taehyung yang menggugah dirinya untuk percaya dan sadar bahwa pria ini adalah seorang yang menakjubkan dan sayang untuk dilewati begitu saja.

Jeongguk orang yang pintar, kok. Ia bukan orang yang ceroboh yang tidak tahu apa yang baik atau tidak untuknya. Jeongguk tahu, dengan keberadaan Taehyung di sisinya dan kedekatan mereka berdua, itu akan menjadi suatu hal yang menyenangkan sekaligus menguntungkan untuknya. Pun, dari bagaimana Taehyung berbicara dan bagaimana pria itu seketika merangkul pinggangnya dengan aura dominan yang begitu terasa di sekeliling Jeongguk, ia langsung tahu bahwa—keputusannya mengucap 'iya' adalah suatu hal yang tepat.

Malam itu, di sebuah kamar hotel mewah dekat klub malam di mana pesta diadakan, Taehyung dan Jeongguk sama-sama menemui ruang penyatuan dan keintiman yang jauh lebih memabukkan dari beberapa gelas Captain Morgan yang mereka teguk beberapa waktu sebelumnya.

Jeongguk merasakan sensasi itu—sensasi asing yang terasa menggetarkan diri dan membuat hatinya berdebar begitu kencang kala Taehyung berucap, "What kind of sex do you like, Kak?" Ia menarik napas dalamnya ketika mendengar suara berat Taehyung bertanya seperti itu.

"Gue lebih muda dari lo, Taehyung. Gausah panggil pake 'Kak.'"

Taehyung terkekeh pelan, melanjutkan aktivitasnya mencumbu perut Jeongguk dan pinggul pria itu.

"Gue tahu. Tapi bukannya lo suka dianggap lebih besar dan berkuasa, Kak? You like having people under your control." Dengan ucapannya itu, Taehyung memberi remasan kencang pada pinggul Jeongguk.

Remasan itu membuat Jeongguk mendesah pelan—ia menyukainya, bagaimana tangan besar Taehyung menyentuh dirinya dan seolah menguasainya. Hanya dengan remasan di pinggul, sesederhana itu Jeongguk dibuat ke awan.

"Lo tahu ... darimana?" Pasalnya, yang Taehyung bilang itu benar. Ia suka mempunyai kontrol terhadap orang lain. Apakah dirinya terlihat setransparan itu untuk Taehyung berhasil menebak?

"Lo suka dibesar-besarin, suka ketika someone looks up to you. You talked so much about how great you are as an influencer, I bet lo suka juga dipuji, 'kan?"

Jeongguk terdiam. Ia tidak ingin mengiyakan pernyataan Taehyung meski hal itu benar.

"Jeongguk, dollie, the cutest—prettiest one. Badan lo bagus banget, look at this curve, fuck. Even your thigh, sekal banget ya?" Satu tamparan Taehyung berikan pada paha telanjang Jeongguk.

"Gue beruntung banget bisa cium tubuh lo kaya gini. So lucky to touch a hot thing like you," Taehyung menjeda ucapannya dan bergerak mendekat dengan telinga si manis. "Let me feel you, ya, Sayang? Biarin gue bikin lo senang, Jeongguk. Biarin gue jadi yang menuhin pikiran dan tubuh lo, saat ini."

Tepat di saat itu juga, Jeongguk mendesah untuk pertama kalinya di malam itu. Tolong—ia sangat tidak dapat menahan dirinya ketika ucapan pujian dan petnames diberikan secara bersamaan.

"T-Taehyung."

"Oh, look? langsung desah gitu aja. And fuck, lo makin keras, Baby. Cuma gitu doang?"

"Shut up." Pria yang disebutkan memutar matanya, ia malu, tolong.

Taehyung hanya tergelak pelan, beralih membuka kaki Jeongguk dan menjilat bibirnya melihat pemandangan yang tampak di hadapannya saat ini.

"Menurut lo, mending gue langsung ke inti atau main-main dulu?" Pertanyaan Taehyung tidak terdengar tulus, justru terkesan memancing Jeongguk—pun dari bentuk seringai pria itu yang terlihat picik.

Jujur, Jeongguk tidak ingin terlihat menyedihkan atau bagaimanapun. Tetapi ia butuh Taehyung, sekarang. Sebelumnya Taehyung telah sempat melesakkan dua jari di dalamnya untuk membuat ia terbiasa, ditambah lagi dengan ucapan-ucapan yang semakin merangsang libido Jeongguk. Ia tak dapat menahannya lagi, tubuhnya terasa panas meminta lebih—membutuhkan lebih.

"Langsung, sekarang." Ia berucap tegas. Jeongguk tidak memerlukan Taehyung yang bermain-main sekarang.

"So stern, no?" Sang pria Kim menyeringai semakin lebar, tangannya menyentuh dan menelusuri tubuh Jeongguk, bergerak ke bawah hingga sampai pada ujung selatan dan meremasnya pelan.

"Beg for it."

Hening. Jeongguk terdiam menatap Taehyung.

"Lo gak denger, Jeongguk? Beg for it." Ia berucap lagi, kali ini seraya mengambil kedua tangan Jeongguk dan mencengkram pergelangannya, menaruhnya di atas kepala pria itu.

Jeongguk menggeleng dengan cepat. Ia tidak akan memohon untuk seorang seperti Taehyung yang—jelas-jelas sebenarnya ... lebih junior daripada dirinya. Ia tidak tunduk seperti itu untuk seorang yang baru pertama kali bertemu dengannya, meskipun seseorang itu semenarik Taehyung. Ia masih punya harga diri dan ego yang tinggi.

"Diem aja? You're a tough little one are you?" Taehyung berucap lagi.

"If you're not going to beg, then I'm going to make you."

Begitu dominan, bagaimana Taehyung berucap dan lantas membuat Jeongguk merasakan gelenyar asing rasa takut yang mendebarkan. Dan kemudian pun, pria itu dengan mudahnya menarik tubuh Jeongguk untuk bangun dari ranjang, membawanya berdiri sehingga sekarang keduanya berada di depan cermin—dengan Taehyung yang berada di belakang Jeongguk dan tubuh keduanya yang sama-sama polos.

Apa yang Taehyung lakukan selanjutnya, memang benar membuat Jeongguk frustasi. Sebab, Taehyung menahan pinggulnya erat, dengan tangan memompa kepemilikannya dan kejantanan yang berada tepat terapit oleh bongkahan kenyal bokong Jeongguk, bergerak menggesek hanya untuk menggoda secara langsung. Sungguh, Taehyung benar-benar bermaksud membuatnya memohon untuk dilesakkan dan disetubuhi.

"Taehyung, hng—stop, please."

"Gue gak bakal stop sampai lo mohon, Jeongguk. Kalo lo mau bercinta sama gue, you have to be fully under my control, understood? Lo mungkin punya lebih banyak followers dari gue, lebih banyak influence dari gue. But I'm gonna make you beg and scream, gonna own all of you just for tonight. Maybe you're great outside, but here? You're just my little toy, my little perfect pretty slut to use. Paham?"

Jeongguk terkekeh pelan, "Kalo lo mau itu, I'm not gonna give it to you. I'm not your little slut."

"Kalo lo gamau mohon untuk mulai, gue bikin lo mohon buat stop, oke?" Taehyung berucap, mencengkram rahang Jeongguk di saat yang sama. Seolah mengancamnya, tetapi Jeongguk tidak takut dan tersentak sedikit pun.

Lantas selanjutnya, Taehyung dengan tanpa aba-aba dalam detik selanjutnya, menyentak masuk dalam Jeongguk. Begitu dalam dan penuh, membuat sang pria Jeon berteriak dan memekik. Seketika kakinya terasa lemas, dan sensasi gelombang yang tak pernah ia rasakan sebelumnya terasa di sekujur tubuhnya.

"Ah! Hng, Taehyung—shit, shit."

"How does it feel, Baby? Sakit? Atau malah lo suka? You should've beg for it, mungkin gue bisa lebih pelan."

Faktanya, Jeongguk tidak ingin pelan. Ia menyukai ini, sungguh.

Taehyung sedikit mengangkat tubuh Jeongguk dan bergerak semakin dalam pada pria itu. Netranya melihat pada cermin bagaimana Jeongguk menutup mata dan mendongak, tangan mencengkram lengannya dengan tubuh yang tersentak tiap hentakan yang dirinya berikan.

Taehyung menutup mata, menggigit bibir merasakan bagaimana Jeongguk terasa begitu ketat dan merematnya begitu nikmat di tiap gerakan dan bahkan sampai membuatnya mendesah berat. Jeongguk—dollie, benar-benar memiliki begitu banyak bakat, bahkan bakat dalam bercinta sendiri.

"Angh, uhng—uhh." Tiap hembusan napas dan lenguhan yang Jeongguk keluarkan terdengar begitu sinkron dengan suara kulit yang beradu dengan satu sama lain.

Jeongguk tak memiliki cukup kekuatan untuk membuka mata, sebab ia tahu, bagaimana dirinya dan Taehyung yang sedang bercinta dengan posisi ini dan terlihat begitu berdosa dapat membuatnya semakin dekat dengan puncak. Apalagi, dari bagaimana Taehyung semakin bergerak dengan cepat, tempo yang berantakan, dan wajah pria itu yang terlihat sangat menggetarkan iman. Tidak masuk akal, sungguh.

Tanpa melihat pun, ia dapat tahu jika Taehyung terlihat semakin panas, mendongak menutup mata dengan bibir yang digigitnya, wajah yang ketara sekali sedang menikmati bagaimana rasa Jeongguk membuatnya sampai pada langit terjauh di atas awan. Ia bahkan tak menaruh peduli lagi yang lebih muda, bahkan tak bersuara ataupun mengeluarkan ucapan pujian atau ucapan merendahkan.

Tidak. Seluruh ucapannya yang begitu berani dan percaya diri ia ucapkan tadi, tergantikan oleh tindakannya yang terlampau buas. Taehyung menghentak tanpa henti, seolah menggunakan Jeongguk seperti boneka pemuas yang tak memiliki jiwa. Bahkan, ia mengabaikan suara si manis yang begitu berisik dan melengking, membiarkannya berteriak gila.

Seisi ruangan diisi dengan suara gesekan kulit dan desahan dua lelaki itu yang sama-sama menikmati sesi percintaan mereka. Jika adegan ini direkam, pasti akan mencapai jajak trending sebagai video dewasa paling panas tahun ini.

"Ahh Jeonggukie, baby. Shit."

Really, this is beyond what Jeongguk imagined it must be. Taehyung is a fucking animal in terms of fucking.

"Fuck fuck fuck, ahh! Taehyu—ngh, please. Gonna cum!"

Jeongguk berteriak kencang, ia tidak bisa menahannya lagi. Puncaknya datang dengan cepat, memaksa untuk sampai, dan telah benar-benar berada di tepi kenikmatan.

Di saat itu. Seketika, Taehyung berhenti bergerak. Temponya melambat. Ada suara gelakan yang begitu indah terdengan di telinga Jeongguk.

"Lo harus mohon, ingat? If you're not going to beg in the start, you have to beg in the end."

Jeongguk hampir saja menangis dibuatnya.

"Fuck you Taehyung, fuck you! Gue butuh keluar, shit."

"No, Baby. No."

Jeongguk ingin menangis rasanya. Rangsangan dari hentakan dan gerakan dalam yang Taehyung berikan membuatnya ingin menghilang dari sana saja. Nikmat, memang. Tapi terlalu nikmat hingga membuatnya menyiksa sampai seluruh tubuhnya bergetar pelan dengan peluh membasahi. Apalagi dengan bagian selatannya yang semakin terasa basah karena pre-cum milik sang pria Kim.

"Mau keluar, Taehyung~" Rengek Jeongguk. Lucu dan menggemaskan, sebenarnya. Hampir membuat Taehyung ingin berhenti dan membiarkan si manis mencapai puncaknya. Namun, ia masih berusaha menahan diri.

"Beg more, beg like you're a pet of mine, Darling. My pretty cupcake, wanna be a good little toy, huh? Too bad, a good little toy must learn how to beg and submit to his Master."

Jeongguk sungguh ingin melepas dirinya, meminta Taehyung berhenti dan membiarkannya menikmati orgasme dengan tenang tanpa harus merasakan stimulasi yang terus membuatnya gila dan tersiksa.

Tapi ia tidak bisa.

Sehingga hal ini, terjadi selanjutnya dan selanjutnya. Sampai pada akhirnya, butuh satu jam kemudian dengan Jeongguk yang telah melalui total tiga kali orgasme, serta Taehyung yang mencapai puncaknya dua kali—di mana Jeongguk melalui overstimulation yang begitu menyiksa hingga pada akhirnya memilih untuk memohon dan menurunkan egonya agar Taehyung bisa berhenti menyetubuhinya.

Gila, Jeongguk benar-benar hilang akal oleh Taehyung yang jelas, jauh, sangat, sungguh lebih di luar akal.

[]

DIRTY HABITS | oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang