Anaya, menahan rasa sesak di dadanya, ketika dia melihat wajah harsa yang membengkak akibat terlalu banyak menangis. netranya beralih menatap pria yang kini tidur di kasur miliknya.Sebelumnya, setelah kejadian tadi. Anaya memutuskan membawa Harsa ke rumahnya dan disambut hangat oleh kedua orang tua anaya.
Perempuan itu mengelus lembut kening harsa, tanpa sadar ia menjatuhkan bulir air mata yang membasahi pipi perempuan itu.
"Harsa......"
Rasanya sakit sekali, saat melihat pria yang sudah bersamanya bertahun-tahun hancur. Kenapa bisa takdir pria ini sangat malang.
Lagi dan lagi, Anaya harus melihat laki-laki kesayangannya terluka, semesta kau sudah terlalu jahat padanya.
Anaya terisak
"Maaf untuk semua lukanya, maaf karna selama ini aku belum bisa bahagiain kamu, Harsa aku udah gagal buat bahagiain kamu, Maaf". Ucap Anaya dengan nada yang bergetar.
Tiba-tiba Harsa mengerang kesakitan matanya terpejam suhu tubuhnya semakin panas, dia juga berkeringat.
"Bunda"gumamnya
"Harsa Bangun" ucap Anaya berusaha menyadarkan bumi
"Ayah"gumamnya Harsa bergumam dalam keadaan tidak sadar
"Bunda, ayah....maafin Harsa dengan matanya yang terpejam, Harsa menangis dalam tidurnya, suaranya bahkan terisyarat bahwa dia sedang sangat terluka.
Kenapa semesta, begitu jahat pada pria ini.
Kepada semesta tolong sekali saja dengarkanlah rintihannya, karna dia sudah terlalu rapuh untuk menerima segala luka.
Kepada awan tolong lindungilah dia, sebagaimana matahari yang menerangi semestanya. Tolong jangan mendung, karna perjalanannya masih terlalu jauh, kumohon tetaplah cerah, agar dia mampu berjalan tanpa adanya hujan dan badai.
Kumohon buat dia merasakan kebahagiaan, walau hanya sesaat itu sangat berarti baginya.
TBC
Hai! Gimana kabarnya baik? Buat yang udah baca silahkan tinggalkan komen dan vote ya makasih 🙏😉
Dadah para pembaca tersayang ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA TERAKHIR [SELESAI]✅
FanfictionHATI-HATI TYPO BERTEBARAN‼️ Tolong biarkan dia merasakan kebahagiaan walau hanya sesaat, Tolong, sekali saja dengarkanlah rintihannya. •Bunga Terakhir "Dia sedang terluka, kenapa semesta tidak mengizinkannya untu...