Untuk kesekian kalinya, Harsa hanya bisa terdiam sedari menangis. Sebelumnya ia dimarahi oleh kedua orang tuanya prihal peringkat kelas, terutama bundanya kaila.
Hari ini kedua orang tua harsa ke sekolah untuk mengambil hasil raport Harsa awalnya mereka bahagia sampai akhirnya wajah mereka memperlihatkan kemarahan di wajah keduanya. Alasanya adalah peringkat Harsa tidak sesuai dengan keinginan kedua orang tuanya. Padahal Harsa mendapatkan juara dua, namun tetap saja ia dimarahi.
"Memang bener apa yang dikatakan bunda kamu, kamu itu gak berguna Harsa Aditama. Makanya kalo disuruh belajar ya belajar ngerti enggak" ucap Adikta sang ayah Harsa
"Udahlah yah gak usah dimarahin, biarin aja dia" ujar sang bunda Harsa dengan tatapan tajam kearah Harsa
Sedangkan Harsa? Anak itu hanya diam menunduk ketakutan, dia bahkan merasakan sesak di dadanya saat ini.
Adikta dan kaila pun pergi dari sana dan di ikuti dengan putra dan putri kesayangan mereka, Ardika dan Arinka.
"Aduh kasihan di marahin sama ayah, bunda makanya kalo belajar tu yang bener! bodoh banget" ucap Arinka dengan nada tinggi
Sedangkan Ardika dia hanya menatap Harsa dengan tatapan biasa saja, setelah Arinka melangkah dan pergi dari sana Ardika menepuk pundak haikal memberi semangat kepada sang adik.
"Udah jangan sedih, gak papa kok nilai kamu udah bagus kamu udah ngelakuin yang terbaik sa, jangan dengerin omongan ayah bunda sama Arinka ya" ucap Ardika tepat di telinga haikal setelah itu Ardika pun pergi
Harsa hanya bisa melihat punggung sang kakak dan tersenyum tipis, ya setidaknya dia mendapatkan sedikit dukungan dari sang kakak walaupun rasa sesak di dada Harsa. belum hilang sepenuhnya.
Waktu pukul tiga sore,
Harsa pergi dari sekolah dan pergi kesuatu tempat ketika dia merasa sedih,
Hanya perlu beberapa menit ia sampai ketempat tujuannya anak itu lalu berjalan menyusuri tepian pantai sambil sesekali mengagumi keindahan langit sore itu.
Harsa mendudukkan dirinya di tepi pantai, ia tersenyum ketika melihat beberapa orang di sore itu tertawa bersama, seolah-olah tidak pernah merasakan beban berat dan rasa sakit.
Tanpa sadar ia menjatuhkan air matanya, dadanya sesak sekali rasanya. Kata-kata kedua orang tuanya dan adiknya Arinka berputar begitu saja di otaknya.
*Di sekolah*
Anaya berlarian di koridor sekolah, matanya mencari sosok lelaki yang sudah bersamanya bertahun-tahun, tapi dia tak kunjung menemukanya.
Anaya sedang mencari seseorang tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang,
"Har- Ayu? " Ucap Anaya
"Iya ini gw, lha Lo pikir siapa nay?" Ucap ayu
"Gw kira Lo harsa" ucap anaya lirih
"Lah emang ke mana harsa? Kok Lo sampe nyariin dia?" Tanya ayu heran
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA TERAKHIR [SELESAI]✅
FanfictionHATI-HATI TYPO BERTEBARAN‼️ Tolong biarkan dia merasakan kebahagiaan walau hanya sesaat, Tolong, sekali saja dengarkanlah rintihannya. •Bunga Terakhir "Dia sedang terluka, kenapa semesta tidak mengizinkannya untu...