Ku tuliskan ini untukmu semesta,
Hidup kelabu, bagikan tak ada secuil harapan dan impian.Dia...
Seorang anak Adam yang sedang hancur dengan luka dan harapan.
Semua harapan yang coba ia bangun selama ini hancur lebur tak tersisa.
Bagaikan kaca yang pecah, yang tak lagi bisa disusun kembali.Kepadamu semesta aku hanya meminta tolong buatlah dia bahagia. Apakah satu kata "Bahagia" untuknya terlalu sulit untuk dilabulkan.
.
Setelahnya kejadian dimana Harsa menangis di pantai kini dia kembali kerumahnya,
Harsa menatap hidangan makan malam di atas meja makan tanpa minat. Sedangkan sebelah tangannya entah sudah berapa lama mengaduk sup daging itu.
Ada kala dimana ia sangat ingin mengajukan keberatan pada takdir atas apa yang dia alami, Mengapa dia tidak bisa merasakan apa yang dialami oleh orang lain! Mengapa dirinya yang selalu di bandingkan oleh kedua orang tuanya, dan mengapa dia tidak bisa merasakan sedikitpun kebahagian dan kasih sayang di rumahnya ini bahkan rumah ini tak bisa di sebut dengan rumah ini adalah neraka bagi haikal.
Kalau ia harus berakhir di telan rasa kesepian dan luka yang mereka berikan secara terus-menerus bukankah lebih baik dulu membiarkan Harsa pergi saja?
Tak! Sendok dalam genggamannya dilemparkan begitu saja, Harsa memilih mengatupkan kedua matanya pada lipatan tangan di atas permukaan meja, meresapi kekesalannya yang telah menjelma menjadi rasa sakit di ubun-ubun.
" Bibi nam! Kenapa hari ini kau memasak sup daging ini!" Tanya Arinka adik dari Harsa dengan nada tinggi.
Harsa perlahan mengangkat kepalanya dan menatap adiknya dengan wajah datar.
Bibik nam juru masak keluarga dirgantara tampak tergopoh-gopoh dari arah dapur, "saya pikir anda belum pulang jadi hari ini say-
" Kalau kau tak suka, jangan makan nona Arinka yang terhormat" ucap Harsa dengan nada dingin dan tatapan datar.
"Bajingan ini aish"umpat Arinka yang masih di dengar oleh Harsa
Harsa sungguh ingin terbahak, wajahnya bahkan hampir memerah menahan marah " Apa? Kenapa kau tidak pergi mencari makanan dengan teman-temanmu itu"
Arinka melempar salah satu piring hingga menghantam salah satu kursi meja makan, keadaannya sangat kacau hari ini ia kalah taruhan dengan teman-temannya, lalu kenapa sekarang malah di hadapkan dengan kakaknya yang tidak berguna ini!
"Kenapa kau tidak mengurung diri saja! Dasar bocah sok depresi!"
Berani-beraninya kau! Harsa menegakan diri, melangkah cepat hingga berdiri tepat di hadapan Arinka "Sok depresi? Coba katakan sekali lagi" ucap Harsa dengan nada tinggi
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA TERAKHIR [SELESAI]✅
FanfictionHATI-HATI TYPO BERTEBARAN‼️ Tolong biarkan dia merasakan kebahagiaan walau hanya sesaat, Tolong, sekali saja dengarkanlah rintihannya. •Bunga Terakhir "Dia sedang terluka, kenapa semesta tidak mengizinkannya untu...