Pamit[End]

141 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gue pamit ya?"

Mahen berlarian di lorong rumah sakit begitu juga di ikuti dengan anggota inti dari geng dream juga Anaya dan ayu. Wajah mahen begitu panik mendengar bahwa Harsa  mengalami kecelakaan.

Sesampainya di ruang IGD, ada bang tio dan bang Yuda yang tengah duduk dengan tangan menggenggam kuat. Kedua cowok itu berdiri ketika menyadari kehadiran mahen dan yang lainya.

Gimana.... Bang....kondisi harsa, ujar mehen dengan ngos-ngosan.

"Masih di tanganin sama dokter kita berdoa aja semoga Harsa baik-baik aja." Ujar bang Yuda

Mahen mengacak rambutnya kasar, ia berjalan mondar-mandir di depan pintu IGD, perasaan cemas selalu menghantuinya.

Anaya dan ayu juga tak kalah cemas, Anaya duduk disebelah ayu yang dari tadi termenung, dengan merapalkan doa agar harsa baik-baik saja.

"Sa, Lo harus kuat kal demi Anaya demi geng dream juga kal" ujar ayu dalam hati

"Tuhan...tolong lindungilah dan kuatkanlah harsa, kami sangat meminta pertolongan darimu." Anaya berdoa dalam hati

Ardika berlarian bajunya yang acak-acakan wajahnya juga terlihat cemas saat Tio dan juga yuda mengabarkan bahwa Harsa mengalami kecelakaan.

"MAHEN! GIMANA KEADAAN HARSA? HA GIMANA!" Teriak kakak dari Harsa tersebut rasa cemasnya menghantuinya sedari tadi ia takut akan kehilangan harsa lagi.

"Tenang bang Harsa lagi di periksa sama dok-"

Pintu ruang IGD terbuka. Seorang perawat keluar sambil menyuarakan sesuatu.

"Apa ada keluarga dari Harsa Aditama? Dokter ingin bicara"

Luka pada kecelakaan sangatlah parah apalagi di bagian kepala pasien yang mengakibatkan ia mengalami penurunan kesadaran.

Mahen berdiri mematung di sebelah bangkar ruang IGD RS Fatmawati, menatap sendu kearah seorang laki-laki yang setia memejamkan mata.

Harsa yang merasakan elusan lembut di kepalanya sontak perlahan membuka matanya ia terkejut saat melihat anaya dan teman-temannya sekaligus abangnya berada disini.

"Sa maafin Abang ya bahkan saat kamu kecelakaan pun ayah sama bunda gak Dateng kesini buat liat  kamu" Dika mulai bicara sembari menggenggam tangan sang adik

Harsa tersenyum, "ga-k pa-pa bang, Harsa udah terbiasa." Harsa menghembuskan nafas perlahan, "Abang ada disini aja Harsa udah seneng" ujarnya sembari tersenyum

Ardika yang mendengar itu menundukkan kepalanya dalam menahan rasa sesak di dadanya yang semakin bergejolak.

adiknya ini sama sekali tidak marah atas perlakuan ayah dan bundanya, adiknya ini selalu memaafkan kesalahan orang tuanya, walaupun mereka memperlakukannya dengan sangat tidak baik.

BUNGA TERAKHIR [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang