Cinderlla Without Glass Shoes

1K 130 61
                                    

The story






____________ starting ____________
















"kamu dipecat!"

"tapi pakㅡ!" sang owner pergi begitu saja tanpa menunggu Hyunsuk melakukan pembelaan

Simanis hanya bisa mengusak rambutnya kasar. Dia dipecat karena keributan yang dibuatnya didalam restoran, salahkan saja si pelanggan kurang ajar yang mencari perkara dengannya. Hyunsuk tahu dia tidak bisa dibenarkan karena bersikap kasar tapi itu bukan berarti menjadi kesalahan Hyunsuk sepenuhnya

"heh perdant!" Hyunsuk berjengit kaget saat cairan pekat kopi mengotori kemeja putihnya "salam perpisahan dari gue.. haha bye loser!"

Hyunsuk menggeram marah. Kalau saja dia tidak ingat didalam restoran itu masih ramai karena pengunjung ditambah aksinya tadi, sudah pasti Hyunsuk akan berlari kedalam dan mengacak-acak wajah menyebalkan rekan kerjanya itu. Sayangnya tidak ia lakukan karena jika Hyunsuk kembali membuat kegaduhan, bisa saja sang owner tidak akan membayar upahnya bulan ini

"nenek lampir sialan! Awas aja kalo gue udah kaya, dia bakalan jadi orang pertama yang gue injek-injek harga dirinya!" Hyunsuk marah-marah dijalan sambil memakan roti yang sempat ia beli di minimarket

Kaos hitam polos sudah menggatikan kemejanya yang kini tersampir dibahunya, ditangan kirinya ada plastik belanjaan berisi minuman dingin untuk meredam emosinya. Tungkai kecilnya berjalan menyusuri trotoar disebuah jembatan besar yang dibawahnya terdapat sungai jernih nan lebar. Hyunsuk berhenti sebentar, memejamkan matanya menikmati semilir angin malam yang menerpa wajahnya

Seolah belum cukup mengalami hari berat, ponsel Hyunsuk bergetar menandakan penderitaannya akan bertambah setelah terpampang nama si penelpon dilayar ponselnya. Hyunsuk menghela nafas kasar sebelum menjawab panggilannya

"kirimin papa uang!"

Hyunsuk kembali menghela nafas, "gak ada pa.. aku lagi gak pegang uang"

"gausah bohong kamu! Kamu pikir papa gatau kalo mamamu itu sering kirimin kamu uang bulanan!"

Hyunsuk jengah "pa! Itu uang kuliahku!"

"papa gak peduli! Papa lagi butuh! Cepetan transfer!"

Sambungan diputus secara sepihak membuat Hyunsuk menggeram kesal. Dengan sangat terpaksa dia harus merelakan uang semesternya untuk dikirimkan kepada sang ayah, karena jika tidak orangtua itu akan datang kerumahnya dan bisa saja mengambil semua tabungan Hyunsuk yang sudah dia kumpulkan susah payah

"halah anjing! Kapan sih gue bisa hidup tenang! Kenapa hidup gue gini banget yatuhan!!!!! Gue juga pengen bahagia!" Hyunsuk naik melewati pagar pembatas

Rencananya dia ingin duduk dipinggiran jembatan yang menghadap langsung kesungai besar dibawah sana, Hyunsuk juga sudah membeli minuman bersoda favoritnya untuk menemani keluh kesahnya nanti. Tapi semua itu terurungkan saat tiba-tiba tubuhnya terangkat dan kembali turun ke trotoar padahal dia baru saja naik untuk melewati pagar itu

"bukan cuma lo yang punya masalah di dunia, jangan berlagak jagi orang paling tersakiti dan berakhir ngelakuin hal-hal gila!"

Hyunsuk bingung melihat orang mengomel didepannya "...hah?"

"hidup lo masih panjang, gak semua masalah bisa selesai gitu aja kalo lo mati"

Sekarang Hyunsuk mengernyit tak suka, "siapa juga yang mau mati! Tujuan hidup gue masih banyak! Gue masih pengen jadi orang kaya! Pengen nonton ronaldo sebelum dia pensiun! Pengen liat gedung avanger terus foto sama ironman! Pengen kenalan sama peter parker biar gue bisa pamer punya temen spaidermen! Ngapain juga gue mati sekarang!"

Rollercoster [hoonsuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang