The story
___________ starting ___________
Hyunsuk menatap nanar pagar dinding tinggi didepannya. Hari ini dia terlambat bangun. Dia terlalu asik bermain game sampai pagi, dan sang mama dengan senang hati mendongenginya sampai telinga Hyunsuk panas. Hyunsuk sudah berlari sekuat tenaga, tapi nyatanya secepat apapun dia berlari gerbang itu sudah terkunci rapat sejak sepuluh menit yang lalu. Hyunsuk tadinya akan memohon pada satpam agar mau membukakan gerbang untuknya, tapi saat melihat guru piket yang berkeliaran disekitar gerbang membuatnya mengurungkan niat
Hyunsuk tidak mau telinganya kembali panas karena diceramahi, belum lagi hukuman yang akan menunggunya sebelum masuk kelas
Jadi disinilah Hyunsuk sekarang, ditempat yang biasanya menjadi jalan untuknya dan teman-temanya jika ingin pergi dari sekolah atau istilah nakalnya bolos. Hyunsuk mendonggak, mencari cara bagaimana melewati pagar yang lebih tinggi darinya itu. Biasanya Hyunsuk akan dengan mudah melewati pagar itu karena dibantu teman-temannya yang lain. Tapi sekarang dia terlambat sendirian dan sialnya tidak ada kursi atau pun meja yang bisa ia jadikan sebagai pijakan
"eh! Ada bayi tuing-tuing gue disini. Tumben belom masuk kelas, telat ya~"
Hyunsuk mendelik sebal, bahkan tanpa melihatpun ia sudah tahu siapa pemilik suara dengan nada menyebalkan itu "ya menurut lo aja sih!"
"waduh.. bayi masih pagi udah marah-marah aja, belom minum susu ya"
Hyunsuk menggerling malas, berusaha mengabaikan eksistensi Jihoon dan teman-temannya yang terlihat menahan tawa. Daripada meladeni Jihoon, dia lebih memilih memikirkan cara untuk bisa masuk kelingkungan sekolah setidaknya sebelum bel istirahat berbunyi
Jihoon yang menyadari arah pandang Hyunsuk terkekeh kecil, "kenapa? Gak nyampe ya? Mau kakak bantuin nggak??" tawaran Jihoon kembali mendapatkan delikan tajam dari si manis
"gak usah!"
Jihoon tidak kesal mendengar nada ketus Hyunsuk, dia justru tertawa keras mengundang gelengan kepala dari teman-temannya
Diam-diam Hyunsuk melirik kearah teman-teman Jihoon yang dengan mudahnya meraih kepala pagar karena tinggi mereka yang diatas rata-rata. Mereka secara bergantian naik dan duduk diatas pagar yang bahkan tidak dapat Hyunsuk gapai dengan tangan pendeknya
Jihoon sudah berhenti tertawa, "beneran nih gak mau dibantuin??" dia sengaja menggoda yang lebih pendek "gue tinggal nih ya?"
Jihoon sudah mengambil ancang-ancang sebelum nada ketus Hyunsuk kembali menyapa rungunya
"hhh! Ya udah bantuin gue!"
Jihoon kembali tertawa gemas. Hyunsuk itu lucu, tentang bagaimana dia selalu mencoba mempertahankan egonya yang setinggi langit, membuat tingkat kelucuannya dimata Jihoon bertambah
"deketan dong sini, katanya mau dibantuin" dengan terpaksa Hyunsuk menghampiri Jihoon yang masih tersenyum menyebalkan
Awalnya Hyunsuk kira Jihoon akan membantunya dengan menjadikan bahu kokoh itu sebagai pijakan, tapi ternyata yang dilakukan oleh Jihoon agak berbeda dengan ekspetasinya. Jihoon dengan mudah meraih pinggang Hyunsuk, mengangkatnya sampai teman Jihoon yang sudah ada diatas meraih tangan Hyunsuk dan membantunya bergabung dengan mereka
Hyunsuk terkejut tentu saja, tapi dia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja sampai Jihoon menyusul naik dan duduk disebelahnya "gue turun duluan abis itㅡ"
Bruk!
Hyunsuk melompat sebelum Jihoon melanjutkan niat untuk membantunya. Well, itu mudah dilakukan mengingat ini bukan pertama kalinya Hyunsuk menggunakan pagar sebagai sarana penyebrangannya. Hyunsuk hanya tidak bisa naik tapi bukan berarti ia tidak bisa turun'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rollercoster [hoonsuk]
RandomOneshoot/twoshoot Jadi karena draftku banyak.. mau dikumpulin dulu di satu buku, nanti kalo ada story yang menarik mungkin ku kembangkan jadi book mandiri😁 Hoonsuk area Jihoon: dom!, Hyunsuk : sub! Karena aku suka hyunsuk tuing-tuing~