Twelve

814 104 4
                                    

Suasana kota yang ramai, dipenuhi canda tawa penuh kebahagiaan dari pasangan dan keluarga yang sedang menikmati malam natal di kota.

Berbeda dengan dua orang Sena yang hanya diam satu sama lain tanpa ada yang ingin memulai percakapan.

Langkah demi langkah mengantar mereka di depan pohon natal besar di tengah-tengah kota.

"Indahnya..." gumam sang adik.

Mata biru melirik gadis yang lebih pendek darinya itu lalu kembali menatap kedepan.

Sudah lama Izumi tidak merayakan natal dengan adik satu-satunya yang dia miliki.

Terakhir saat kelas 3 SMP sebelum (name) bersekolah di Florance.

Sebuah paperbag terulur di depan wajahnya membuat Izumi tersadar dari lamunannya.

"Apa ini?"

"Tentu saja hadiah" (name) memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kau membelikannya untukku?"

"Banyak tanya."

Izumi terkekeh mendengar jawaban ketus dari adiknya lalu menerima paperbag itu.

Sebuah tangan besar terulur mengusap kepala (name) membuatnya langsung menatap ke arah sang pelaku.

"Jangan menyentuh rambutku sembarangan, tatanan rambutku bisa berantakan."

"Hahaha kau menggemaskan."

"Aku bukan anak kecil yang akan senang dengan pujian seperti itu!"

"Kau tetap anak kecil dimataku."

"Apa-apaan itu? Kalau aku anak kecil, nii-chan juga anak kecil!"

"Aku sudah besar, cuman kau yang anak kecil."

Tangan Izumi mencubit pelan pipi adiknya itu.

"Tidak adil, kita lahirnya di waktu yang sama hanya berbeda 15 menit!"

"Itu tidak menentukan (name)."

Akhirnya perang mulut pun terjadi.

~~~

Dua pasang kaki berjalan beriringan hingga salah satu dari mereka berhenti berjalan dan yang satunya pun ikut berhenti.

"Ada apa Yuta-kun?"

"Aniki, bukankah itu Sena-senpai?"

Yang dipanggil 'aniki' itu pun mengikuti arah pandangan Yuta.

"Benar, tapi siapa gadis itu?"

"Pacarnya?"

"Bukankah Sena-senpai menyukai si 'megane'?"

"Kalau begitu ayo kita tanyakan langsung!"

"Ayo!"

"Sena-senpai!!!"

Mereka berdua berteriak sambil berlari ke arah Izumi dan (name).

~~~

Merasa nama mereka dipanggil, Izumi dan (name) berhenti berdebat dan menoleh ke arah suara.

"Hinata-kun? Yuta-kun?"

"Siapa?"

Hinata dan Yuta langsung berhenti di hadapan mereka berdua.

"Ada apa?"

"Kami melihat Sena-senpai berjalan dengan seorang gadis!"

Tangan Hinata menunjuk ke arah (name).

"Jangan salah paham dulu, dia saudariku."

"Saudari? Ku kira Sena-senpai anak tunggal." ucap Yuta sambil menatap (name).

"Kalian tidak bertanya dulu kepadaku."

"Lagipula kami juga seperti kalian."

Hinata dan Yuta saling menatap mendengar perkataan (name). Seperti mereka? Apa maksudnya?

"Seperti kami?"

"Kalian kembar?!"

"Begitulah."

"Berarti ada dua Sena-senpai."

Izumi hanya bisa menghela nafas, sedangkan (name) menatap mereka bingung. Melihat (name) yang kebingungan akhirnya Izumi pun mulai menjelaskan kepadanya.

"Mereka kouhai ku di Yumenosaki."

(name) ber-'oh' ria mendengarnya lalu menatap Aoi twins.

"Siapa nama kalian tadi?"

"Aoi Hinata desu."

"Aoi Yuta desu."

"Kami dari unit 2wink."

"Kalian sangat mirip, bagaimana cara membedakannya?"

"Dengan membedakan warna dari jepit rambut dan headphone kami." Hinata menunjuk jepit rambutnya dan Yuta menunjuk headphone di lehernya. 

"Jika kau sering bertemu dengan mereka, kau akan terbiasa membedakan mereka."

"Sena-senpai benar! Lalu siapa nama Sena-senpai yang perempuan?"

"Ah- aku lupa memperkenalkan diri, aku Sena (name)."

"Senang berkenalan denganmu, Sena-senpai perempuan! Kalau begitu kami pergi dulu!"

"Semoga kita bisa bertemu lagi."

"Dan selamat natal Sena-senpai dan Sena-senpai."

Aoi twins pergi dari sana. (name) menatap punggung mereka yang mulai menjauh dan menghilang oleh kerumunan orang ramai.

"Bagaimana kalau kita makan di restoran? Sudah terlalu malam, kita tidak sempat jika harus memasak sendiri." ucap Izumi memecahkan keheningan di antara bisingnya jalanan Tokyo.

"Tentu, ayo ke restoran biasanya."

"Ya, sudah lama kita tidak ke sana bersama."

Langkah kaki mereka berjalan beriringan menuju restoran yang dulu selalu mereka kunjungi. Jika orang yang tidak tau kalau mereka kembar, mungkin mereka dikira sepasang kekasih.

"Pulang nanti kita belanja dulu ya, besok aku ingin mengajak teman seunit nii-chan untuk makan bersama di rumah."

"Knights? Ku rasa besok akan sangat merepotkan, tapi aku tidak akan menolaknya."

Padahal barusan tadi mereka bertengkar tapi sekarang sudah akur kembali, begitulah saudara.

~~~

Setelah berbulan-bulan menghilang, aku balik dengan chapter yang pendek karena inspirationku tiba-tiba hilang.

Sebenarnya aku ga up karena diculik uchuujin- maksudnya lagi banyak tugas dan sering ke luar kota.

Sedikit peringatan, jangan berharap ceritanya jadi incest soalnya aku mau bikin cerita yang pamili prenli dan Izumi disini ku buat sering ngomong lemah lembut sama mbak nem, gimanapun juga mereka saudara apalagi saudaranya Izumi itu cewek.

Kalau ngerasa char disini banyak yang ooc tolong maafkan saya karena manusia tidak jauh dari khilaf dan salah.

Sekian, aku mau menghilang lagi tapi bakal tetap up walaupun bakal slowup.

Twins?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang