25 Desember 20xx, pukul 19.37 JST
Suara berisik terdengar dari arah dapur. Suara pisau yang bersentuhan dengan talenan mendominasi. Dua makhluk di sana sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sesekali mereka meributkan hal yang tidak penting.
"Potongan sayurnya kebesaran!"
"Itu apinya juga kekecilan, kapan masaknya kalau kayak gitu?!"
Seperti sekarang.
Namanya juga saudara. Tidak ada hari tanpa keributan. Hal kecil pun diributkan apalagi hal besar. Kalau tidak ribut sehari rasanya ada yang kurang gitu. Contohnya Sena bersaudara ini. Waktu berjauhan saling rindu, pas ketemu malah ribut terus.
TING TONG TING TONG
Suara bel rumah membuat mereka yang sedang meributkan masalah ukuran potongan bahan makanan langsung terdiam dan saling pandang.
"Mereka sudah datang. Buka pintu sana!"
"Kok aku? Kan temannya nii-chan."
"Kau yang mengajak mereka."
"Tapi mereka anggota seunit nii-chan."
Mereka saling menatap tajam. Padahal itu bukan hal yang harus diributkan juga.
"SENA! KAMI MASUK!"
Suara cempreng disusul dengan suara dobrakan pintu membuat kedua terperanjat kaget. Mereka menatap sang pelaku dengan tatapan horor. Bagaimana tidak? Pintu rumah mereka bisa saja lepas dari tempatnya jika didobrak seperti itu. Untungnya hal itu tidak terjadi karena bahan pintu yang kokoh.
"Ousama! Itu tidak sopan!"
"Sena lama sih!"
"Hoam~ Ousama benar, Secchan kelamaan buka pintunya."
"Chou uzai! Pintu rumahku bisa lepas kalau didobrak begitu!"
"Tapi tidak lepas tuh."
"Kau-"
Sena mulai menyeramahi Leo dengan rumus luas balok. Tsukasa mendekati (name) yang berdiri di dekat kompor, lalu menunduk.
"I'm so sorry, onee-sama. Ousama memang begitu, tolong maafkan dia."
(name) terkekeh pelan lalu menepuk bahu Tsukasa.
"Tidak apa Kasa-kun, kau tidak perlu meminta maaf seperti itu."
"Ba..ik..."
Tsukasa berkeringat dingin saat melihat (name). Bagaimana tidak? (name) tersenyum dengan tangan kiri di atas bahu Tsukasa dan tangan kanannya menggenggam pisau yang terangkat. (name) tidak menyadari itu dan malah menatap heran Tsukasa.
"Ada apa Kasa-kun?"
Tsukasa hanya bisa menggeleng kaku sambil mundur beberapa langkah dari orang yang dia panggil onee-sama itu.
Arashi hanya bisa tersenyum melihat teman-temannya. Menurutnya, hanya dia yang normal. Menurutnya.
Sesaat kemudian (name) mengambil alih kare yang tadinya dimasak oleh kakaknya. Untungnya tidak gosong karena api kompor yang kecil.
Izumi masih sibuk memberi siraman rohani kepada Leo dengan Ritsu dan Tsukasa yang menjadi penonton, berbeda dengan Arashi yang bergabung dengan (name) untuk melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda.
"Lain kali jangan begitu lagi! Mengerti?"
"Iya Sena."
Dan berakhirlah sudah sesi ceramah Sena Izumi. Lihatlah wajah Leo yang kusut bagaikan minta disetrika. Izumi kembali ke dapur untuk membantu adiknya dan Arashi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins?
DiversosSiapa yang menyangka seorang Sena Izumi memiliki saudara kembar? Perempuan pula! Apakah sifatnya sama seperti Izumi? Atau sebaliknya? Atau 50% 50%? Mari kita lihat~ ꒰⚘݄ cover by @valeriezii ꒱ » [Ensemble Stars ©Happy Elements] «