Eleven

1K 132 12
                                    

Sorak penonton menggema menyambut indra pendengar saat para idola mereka naik ke atas panggung. Kursi penonton diwarnai oleh cahaya dari lightstick yang dipegang oleh masing-masing orang.

"HAHAHAHAHAHA SENANG BERTEMU DENGAN KALIAN, OHIMESAMA~"

"KYAAAAAAAAAAAAAGUGCKGKXDBVJLKNGKNCKHFLKLDHFKRHGKRSBKFS"

Alunan musik terdengar menggema di seluruh area panggung. Mereka(Knights) mulai menari dengan indah menyatu dengan irama. Membran timpani menangkap suara nyanyian merdu mereka yang membuat hati terasa senang.

Para penonton menggerakkan masing-masing lightstick mereka sambil menatap kagum penamplan di panggung sana.

~~~

Berdiri di antara banyaknya penonton yang bersorak.

Pemandangan yang baru pertama kali ia lihat secara langsung.

Pemandangan yang dulunya hanya ia lihat dari layar monitor.

Pemandangan yang sangat ingin ia lihat dengan mata kepala nya sendiri.

Tatapan matanya terkunci ke atas panggung yang gemerlap itu. Matanya berbinar menatap kagum mereka yang ada di atas panggung, terutama ke arah pemuda yang memiliki warna rambut dan mata yang sama dengan nya.

"Nii-chan sugoii~"

Bibir mungilnya terus menggumamkan kata yang sama berulangkali. Mata sejernih lautan itu memancarkan kekaguman yang tiada tara. Cahaya dari lampu sorot menerangi panggung dan para member Knights yang tampil di atas panggung.

~~~

Setelah penampilan semua selesai, (name) segera menuju ke belakang panggung. Kakinya melangkah menuju ruangan yang Knights tempati.

Tangannya memutar knop pintu lalu membukanya secara perlahan. Matanya mengintip ke dalam ruangan, manik biru itu menangkap para Knights yang sedang beristirahat dan mengobrol ringan.

Tiba-tiba matanya bertemu dengan mata yang berwarna sama dengannya, terlihat pemilik mata tersebut menghela nafas lalu berjalan menuju pintu membuat (name) panik dan segera menutup kembali pintu tersebut.

~~~

Langkah kaki Izumi terhenti ketika pintu ruangan tersebut ditutup.

"anak itu..."

"apa ada seseorang Izumi-senpai?"tanya adik kelasnya yang menyukai manisan itu.

"sepertinya begitu"

"siapa itu Sena?"

Tangan Izumi membuka pintu kembali dan menatap seorang gadis yang berdiri di depannya yang juga menatap dirinya dengan wajah kaget.

"kenapa kau berdiri disini? masuk!"

"ngomongnya yang santai aja ih"

(name) masuk ke dalam dengan wajah ditekuk, Izumi kembali menutup pintu lalu mengikuti langkah sang gadis.

"(NAME)!" sang surai senja langsung menerjang (name).

(name) hanya pasrah ketika tubuhnya diterjang oleh Leo, setidaknya ia dapat menahan tubuh mereka agar tidak terjatuh.

"ara~ ternyata (name)-chan yang mengintip~"

"aku tidak mengintip, Naru-kun!"

"seharusnya kau langsung masuk bukannya malah mengintip"

Manik biru sang gadis menatap kakaknya tajam.

"sudah ku bilang aku tidak mengintip kalian"

"lalu apa?"

"hanya memastikan apa kalian ada di dalam atau tidak"

"ck terserah kau saja, chou uzai~" ia melangkahkan kaki menuju sofa lalu duduk di situ.

"Sena-senpai seharusnya lebih lembut dengan seorang lady!"

Izumi hanya menatap malas Tsukasa lalu fokus ke layar hp nya. Tsukasa yang merasa diabaikan cemberut lalu melangkahkan kaki ke arah (name).

(name) dari tadi ngapain? kenapa diam saja? dia sudah duduk di lantai dengan Leo memeluknya sambil mendusel dan Ritsu yang tidur di atas pahanya, kenapa dia tidak melarang mereka? (name) terlalu malas.

"onee-sama, bagaimana dengan performance kami tadi?"

"sangat bagus, kalian terlihat keren"

"HAHAHAHAHA AKU MEMANG KEREN"

(name) kaget mendengar tawa Leo apalagi tepat ditelinganya, bahkan Ritsu sampai menutup kedua telinganya.

"ousama berisik~"

"thank you onee-sama, saya senang onee-sama menikmati performance kami dan Leo-san, tolong jangan membuat onee-sama kaget dengan suara tawamu"

"a-ahaha tidak apa-apa Kasa-kun"

"tapi onee-sama...-"

"(name) tidak mempermasalahkannya tuh" Leo menatap Tsukasa dengan tatapan penuh kemenangan karena dibela oleh (name).

"apa yang dikatakan Tsukasa-chan benar ousama~ lagipula ousama dan Ritsu-chan tidak kasihan dengan (name)-chan yang menahan tubuh kalian?"

"kenapa aku juga kena, Nacchan?"ucap Ritsu tanpa membuka matanya.

"apa (name) keberatan?"Leo menatap (name) dengan wajah memelas.

"ku rasa sedikit? bahu dan pahaku mulai kaku menahan kepala kalian"

Ritsu membuka matanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Begitu juga Leo langsung menegakkan kepalanya dari bahu (name).

"seharusnya (nickname)chan memberitahuku~"

"benar~ apakah mau ku pijat?"

"tidak tidak tidak perlu, aku baik-baik saja"

"kalau Leo-san meminjat onee-sama, yang ada malah tambah sakit"

"Suo~ hidoii~"

"ara~ ara~ sepertinya kalian sangat menyukai (name)-chan ya~"

"tentu saja! (name) itu baik~"

Sepasang mata biru terang menatap kedekatan mereka, ingin rasanya ia ikut bergabung tapi takut malah memperburuk suasana. Lebih baik dia diam di sofa sambil memperhatikan interaksi adik dan teman-temannya.

~~~

Berapa lama aku hilang? TUGAS LAGI GA NGOTAK

Ehem-

Sampai jumpa di next chapter~

Twins?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang