Chapter 1 = I'm Strong Woman

4K 229 12
                                    

Kediaman keluarga Rei pagi ini terlihat penuh kesibukkan, lihatlah sang istri yang sibuk mencicipi resep makanan yang baru dia pelajari untuk menyenangkan sang suami, Rei Gaara.

Masakan sudah tertata rapi di meja makan, pakaian kerja sang suami pun sudah ia siapkan dengan baik. Yup, saatnya membangunkan sang kepala keluarga.

"Sayang, bangun"

"Hei, ini sudah hampir jam 7 pagi, bukankah kau sebentar lagi ada jadwal operasi pasien jam 9?"

Sakura masih berusaha membangunkan sang suami, dia harus segera bangun atau dirinya mengalami keterlambatan. Dirinya juga seorang dokter, sama seperti suaminya, Mereka berdua merupakan dokter spesialis di rumah sakit Toronto.

"Hoam.."
"Hemm.. aku bangun"

Sedikit demi sedikit Gaara mulai berusaha mengumpulkan kembali "nyawanya". Masih sedikit letih karena kemarin ia memiliki jadwal operasi maupun pemeriksaan pasien yang lumayan padat.

Sedikit tidak tega melihat sang suami yang masih tampak kelelahan, tapi apa daya dirinya juga sama lelahnya, pekerjaan sebagai dokter dan ibu rumahtangga lumayan menyita waktu dan energinya.

Setelah kurang lebih 30 menit mereka bersiap, dan sekarang mereka sedang sarapan bersama, mungkin dengan sedikit pembahasan.
Mengingat kesibukan mereka di rumah sakit, membuat waktu mereka untuk berkomunikasi sebagai pasangan suami istri juga lumayan tersita.

"Sayang, bagaimana makanannya, apakah enak? Ini resep baru yang ku dapat dari ibu mertua"

Sakura begitu semangat, berharap masakannya bisa membuat sang suami bangga.

Tapi, Gaara tetaplah Gaara, pribadi yang dingin dan sulit ditebak, bahkan selama menikah, dia lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan sang istri.

"Ya, ini lumayan enak, kau harus lebih banyak belajar lagi. Ibu ku sudah baik berbagai denganmu, jangan disia-siakan"

Sebegitu burukkah dirinya, sampai suaminya pun rasanya enggan memuji hasil kerja kerasnya.

"Iya, akan ku usahakan lebih baik lagi" ucapku getir. Sakit, tapi kalaupun aku berani mendebatnya. Mungkin hanya akan memperkeruh suasana pagi ini. Mengalah tidak masalah, asalkan kami baik-baik saja.

********


Jika kalian berpikir bahwa kami dijodohkan, itu tidak benar. Kami menikah karena saling mencintai, pertama kali bertemu di perguruan tinggi, sewaktu semester 4. Saat itu kami beberapa kali mendapat kelas yang sama.

Dia salah satu pemuda populer di perguruan tinggi di Kanada saat itu, wajahnya yang tampan, pendiam, dan keren membuatnya di gemari para kaum hawa.

Saat itu aku dan dia sempat beberapa kali mendapat projek penelitian bersama, apalagi kami merupakan mahasiswa yang sama-sama keturunan asli orang Jepang, jadi kesempatan untuk kami saling dekat satu sama lain semakin mudah. Sampai dia mengungkapkan perasaannya dan memintaku menjadi kekasihnya.

Bahagia, ya sangat. Siapa yang tidak bahagia, aku yang saat itu memang memendam rasa padanya, ternyata perasaanku bak gayung bersambut, cintaku tidak bertepuk sebelah tangan.

Kami melewati masa berpacaran selama kurang lebih lima tahun, dan memutuskan untuk menikah saat kami diterima menjadi dokter tetap di Rumah Sakit Toronto.

Tapi, itu juga yang menjadi awal mula suamiku mulai bersikap semena-mena dan dingin padaku. Dulu memang dia bersikap cuek saat kami masih berpacaran, tapi dia tetap perhatian dan tidak semena-mena padaku.

Perubahan sikapnya semakin terlihat ketika kami menjabat sebagai dokter spesialis. Bahkan ketika kami memiliki jadwal operasi bersama, suamiku terkadang menyepelekan pendapatku.

Aku masih mencoba berpikir positif, perbedaan pendapat disetiap pekerjaan pasti terjadi. Mungkin itu yang terjadi.

Meski aku tidak bisa mengelak, jika terkadang rekan-rekan sesama medisku geram karena sikap suamiku.

"Dia suamimu, memang. Tapi sikapnya seakan-akan menganggapmu sebagai musuh abadinya. Apakah kalian ada masalah dalam rumah tangga kalian?". Komentar-komentar itu menggangguku, jelas. Tapi ini permasalahan rumah tangga kami, orang lain tidak perlu ikut campurkan. Aku cukup menghargai perhatian mereka padaku.

"Kalaupun ada, tidak seharusnya dia membawa masalah itu ke rumah sakit, sangat tidak profesional"

Aku hanya mampu tersenyum atau bahkan hanya tertawa garing, mengatakan bahwa kami baik-baik saja. Mungkin suamiku hanya kelelahan.

Tapi aku juga tidak menampik, mulai adanya keretakan kecil di rumah tangga kami, tapi aku tidak tau letak permasalahannya. Suamiku pun selalu tertutup padaku, jika aku membahas terlalu jauh dia akan mulai membentakku.

Terkadang keretakan disebabkan bukan karena pondasinya yang buruk, melainkan juga ada kesengajaan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Ku harap, itu bukan suatu kesengajaan.

***********


"Sasuke-Sama, Tuan Uchiha kembali merajuk" ucap salah satu asisten kepercayaannya

"Merajuk? Kenapa lagi si cosplayer kakek-kakek itu, Yamato?"

Ini bukan sekali dua kali Kakek berkepribadian anak TK itu berulah, aku tidak tau jika wibawa seorang Tuan Besar madara akan menciut ketika lemaknya berganti menjadi keriput.

"Madara-Sama membuang semua obat-obatannya Tuan. Beliau bilang, tidak suka karena obatnya pahit, beliau menginginkan obat yang ada rasa buah-buahan atau permen karet"

Oh ayolah, apakah aku harus menjadi baby sitter kakekku sendiri. Lama-lama ku botaki juga rambut gondrongnya.

"Hn, biar aku yang berbicara pada Kakek"

Rumah sakit Konoha, merupakan salah satu perusahaan milik keluarga Uchiha, tapi si cosplayer itu tidak berarti bisa bersikap semena-mena juga.
Aku bahkan tidak ingat sudah berapa banyak dokter kelas VVIP yang sudah digantungnya dari lantai 6, hanya karena tidak suka melihat wajahnya.

"Tok-tok-tok"

Aku telah sampai di ruang inap kakekku, beliau sudah sepuluh hari di rumah sakit karena sakit jantungnya sempat kambuh.

"Masuk" suara kakek Madara masih terdengar berwibawa, kecuali jika jiwa cosplayernya kambuh.

"Hn, selamat siang Kakek"

"Oh, saus cake ku yang unyu-unyu datang menjenguk kakek tercintanya ternyata, ku kira kau tidak peduli padaku"

Lihat dia, ku rasa dia pantas untuk ikut casting sinetron azab. Sangat tidak menjiwai, kacau.

"Ku dengar, kakek kembali membuang obat-obatan kakek lagi eh?"

"Oh itu, ayolah Sauscake yang unyu, itu bukan salahku, itu salah produsen obatnya. Kenapa menciptakan obat yang rasanya pahit, kenapa tidak rasa strawberry atau permen karet" ucap kakek Madara dengan wajah sok polosnya.

"Kekek, tolong berhenti berbuat ulah, atau aku yang memasukkan obat itu ke mulut kakek secara paksa!" Aku masih berusaha sabar. Kakek laknat ini memang harus sesekali dicubit ginjalnya.

"Oh tidak terimakasih, wajahmu membuat keadaanku nanti semakin parah, aku butuh dokter yang imut-imut seperti Nezuko-Chan, unch"

Bagi yang butuh pajangan fosil, bisa sekiranya mengadopsi kakek Madara.







TBC

Hai-hai, maaf ya, mimin lama comebacknya

Mimin balik lagi nih, tapi untuk update cerita Sasusaku terbaru, untuk cerita "My Cute Secretary" akan secepatnya mimin update chapter selanjutnya.

Doakan mimin supaya balik fit lagi ya, soalnya mimin lagi sakit hahaha..

Tolong Vote dan berkomentar yang sopan dan baik ya. Segala bentuk kritik dan saran akan mimin tampung kok.

Jangan lupa follow akun mimin untuk update cerita-cerita Sasusaku terbaru lainnya.

Untuk next chapter, diusahakan secepatnya di-update.

Yuk bisa yuk 150 vote buat cerita ini, jgn lupaa.. tekan bintang 🌟

Terimakasih

Patriarki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang