Chapter 9 = Don't Believe It

1.2K 225 11
                                    

"Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan jantung Anda bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Apakah Anda suka minum minuman beralkohol dengan kadar tinggi Uchiha-sama?"

Sakura memperhatikan dengan seksama lembar demi lembar hasil pemeriksaan kakek Madara. Sebelumnya dia sudah melihat beberapa berkas pemeriksaan dari dokter sebelumnya.

"Yah tentu, no alkohol no life. Aku bahkan punya satu botol di sini, mau lihat? Jangan beritahu Sasuke, oke?" Ucap kakek Madara sambil menunjukkan satu botol wine di laci bagian dalam mejanya.

Sakura hanya tersenyum kemudian mendekat untuk mengambil botol wine itu.

"Wow.. Anda memiliki selera minuman yang bagus Uchiha-sama" Two Island Red Wine Pinot noir, merk dari wine yang saat ini Sakura pegang. Jelas sekali itu wine kualitas terbaik.

"Tentu saja" ucap Madara dengan bangga.

"Tapi, laci itu terlalu beresiko. Sasuke-san bisa menemukan kapan saja jika Anda lengah. Bagaimana kalau saya yang menyimpan wine ini untuk anda?" Tawar Sakura.

"Hn, kau tidak sedang mencoba mengelabuhiku kan?" Dia sedikit curiga jika dokter pink ini bekerjasama dengan cucunya untuk menyita semua minuman alkoholnya.

"Tidak Uchiha-sama, saya hanya menyimpankan untuk Anda. Ngomong-ngomong ini juga wine favorit saya"

"Oh, kau juga memiliki selera yang bagus, dokter. Kalau begitu, wine itu untukmu saja. Aku masih punya banyak di gudang bawah tanah, asistenku bisa membawakan lagi untukku nanti" Sakura berhasil mengelabuhi Madara juga kali ini. Bagaimanapun menghadapi pasien kaya raya yang seenaknya memang harus selalu membuatnya memutar otak agar mereka tidak mudah tersinggung.

Kakek Madara sudah mulai lunak jika berhadapan dengan Sakura, sikapnya yang sopan tapi tegas terkadang membuat dirinya hanya bisa menurut.

Sasuke kali ini membawa dokter yang benar-benar berkompeten, terkadang yang membuat Madara enggan percaya dengan dokter-dokter sebelumnya adalah karena mereka terlihat seperti penjilat. Menjadi dokter untuk dirinya hanya untuk pundi-pundi uang yang besar, bersikap baik hanya ketika berada di depannya, tapi ketika di belakang dirinya, mereka mengutuk orang tua renta ini. Ketika Madara lengah sedikit saja mereka akan bertindak semena-mena, menganggap tidak masalah sedikit bersantai toh keluarga Uchiha yang lain tidak akan tahu.

"Agar kondisi kesehatan Anda semakin membaik, bagaimana jika kita berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah sakit, Uchiha-sama?"

Selama dua minggu Sakura merawat kakek Madara, dirinya belum melihat kakek Madara keluar dari kamarnya.

"Hn tidak. Dunia luar terlalu bising, lebih baik aku di sini saja. Lagipula kakiku sedang malas berjalan" Kakek Madara kembali bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan mata.

"Saya akan membawakan kursi roda untuk anda"

Kakek Madara sontak membuka mata dan menegakkan tubuhnya, "Ck.. aku masih bisa berjalan, dokter pink. Aku masih terlalu muda untuk duduk di kursi roda"

"Baik, kalau begitu saya akan meminta Juugo-san untuk menggendong anda, Uchiha-sama" Sakura segera merogoh saku jas dokternya untuk mengambil ponsel.

"Tunggu-tunggu, aku tidak mau digendong. Ck.. kenapa kau keras kepala sekali sih"

Pelototan mata Kakek Madara hanya dianggap angin lalu oleh Sakura. "Udara luar dan sinar matahari baik untuk anda, Uchiha-sama. Jika Anda masih tidak mau juga, maka....."

"Cekrek cekrek" Sakura mengambil beberapa foto wine yang baru saja dia ambil dari Madara.

"Hemm.. foto wine yang bagus, akan saya kirim ke Sasuke-san sekarang juga" ucap Sakura balik melotot pada kakek Madara yang saat ini cengo di tempat melihat sikap berani Sakura.

Patriarki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang