Chapter 5 = Go Away

1.3K 206 26
                                    

Sakura datang ke rumah sakit dengan raut wajah lesu, ia tidak nafsu lagi untuk sarapan setelah sindiran pedas mertuanya terlontar kembali.

Miris, apakah pengabdiannya pada sang suami tidak pernah dianggap oleh keluarga mertua maupun suaminya? Selama ini dirinya hanya diam ketika penindasan terus dia alami, ke mana dia harus mengadu? Orangtuanya? Temannya? Tidak.

Permasalahan rumah tangga adalah hal privasi. Dia takut orang-orang akan mencari celah dari keretakan rumah tangganya. Jika memang sudah lelah, mungkin dia lebih memilih berpisah saja kedepannya.

"Hei dokter Pink, kau bisa kerasukan jika melamun terlalu lama, lagi pula ini masih terlalu pagi untuk berwajah lesu seperti ini" seseorang menepuk pundak kiri Sakura.

"Mau sarapan bersama di kantin? Kau bisa membaginya denganku jika kau mau" Tsunade sedikit tahu permasalahan apa yang menimpa dokter muda kesayangannya ini.

"Ah Tsunade-sama, selamat pagi. Hahaha aku hanya sedikit kurang tidur saja semalam, tidak perlu cemas. Aku juga sudah sarapan pagi ini" Sakura mencoba tersenyum meyakinkan mantan dokter pembimbingnya ini.

Sakura merasa sudah terlalu banyak merepotkan Senior atau bisa dibilang gurunya ini. Dia tidak mau terlalu banyak membebani orang lain.

"Baiklah. Ngomong-ngomong kau tidak datang dengan suamimu eh? Padahal aku ingin menginformasikan mengenai sesuatu. Datanglah ke ruanganku jam 10 nanti, jangan lupa, aku mengandalkanmu Sakura" menepuk pelan pipi Sakura sebelum pergi menuju arah lain.

"Hah.. mungkin menjauhkan Sakura sementara dari orang-orang itu bisa membuatnya lebih baik. Haruskah aku mencuci otak Sasuke agar memilih Sakura" batin Tsunade berkecamuk, dirinya sudah tidak tahan melihat Sakura yang sudah dianggap sebagai anaknya terpuruk karena perlakuan suami dan mertuanya.

Oh, jangan tanyakan dia tahu darimana, perlakuan Gaara yang buruk pada Sakura bahkan sudah dihapal oleh semua pekerja di rumah sakit, terutama mengenai gosip lainnya.

******

Di sini Sakura berada, di depan ruangan kepala rumah sakit. Niat hati yang ingin menyapa suaminya, ia urungkan.

Gaara lebih memilih mengajak bicara dengan Mina, "Kau tau kenapa kita dipanggil ke sini?" Itu suara suaminya.

"Hemm... Tidak hehe, ah Sakura-san apa kau tau alasan kita dipanggil sekarang? Aku sedikit takut"

Mina duduk di samping Sakura, tidak enak hati berbicara dengan suami orang lain disaat ada istrinya di depanmu kan.

"Tidak, sejujurnya aku juga sedikit takut jika kita dipanggil karena sudah membuat kesalahan" ucap Sakura dengan senyum yang sedikit di paksakan.

"Aku tidak merasa pernah membuat kesalahan, jadi jangan menyebut "kita". Nada bicara Gaara yang datar dan sinis membuat Mina menatap Sakura iba.

"Oh Tuhan, jauhkan aku dari laki-laki seperti ini" Mina diam-diam merapalkan doa dalam hati.

Mina mengusap tangan Sakura pelan, memberi senyuman menenangkan.

Hanya itu pembicaraan mereka sampai Dokter Tsunade muncul dari dalam ruangannya untuk memanggil mereka.

******


Ketika memasuki ruangan, mereka langsung disambut oleh dua orang laki-laki yang salah satunya berparas sangat tampan

Patriarki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang