Chapter 11 = Upss.. It's Been Sent

1.2K 234 21
                                    

Juugo menutup pelan pintu ruangan atasannya, pandangannya terfokus pada lembaran kertas di genggamannya. Sebuah foto dan dokumen identitas seorang dokter yang dia ketahui sebagai suami dari dokter Sakura.

"Cari tahu tentang latarbelakang laki-laki itu berserta perempuan yang menjadi selingkuhannya, Juugo. Kumpulkan bukti perselingkuhannya sebanyak mungkin, lakukan dengan rapi. Tugas ini kupercayakan padamu dalam waktu satu minggu"

"Hah..." Juugo menghela nafas pelan, dari begitu banyaknya perempuan yang mendekati bosnya, kenapa malah perempuan yang sudah bersuami yang berhasil menarik perhatian Sasuke.

Tapi semesta seperti berpihak padanya, siapa yang akan menduga jika suami dari perempuan yang dia taksir ternyata berkhianat. Pucuk dicinta ulam pun tiba, harapan untuk mendapatkan cinta kekasih hati terbuka lebar untuk Sasuke. Sakura terpuruk dan dikhianati suaminya disaat dia jauh dari sanak-saudaranya, Sasuke yang memang pada dasarnya pintar memanfaatkan keadaan, pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Bukti-bukti perselingkuhan yang akan dia kumpulkan, kemungkinan akan digunakan Sasuke untuk diserahkan pada Sakura. Yah.. diserahkan dengan niat terselubung, selain untuk membantu kemungkinan juga untuk meyakinkan Sakura untuk lepas dari suaminya.

"Yo~ Juugo, lama tidak bertemu. Sedang apa kau berdiri seperti patung di sini"

"Naruto-sama, selamat pagi. Apa Anda ingin bertemu dengan Sasuke-sama?"
Juugo segera mengamankan kertas yang ada di tangannya.

"Seperti itulah, apa dia ada di dalam?" Naruto tersenyum lima jari menatap Juugo yang sedikit berperilaku aneh pagi ini.

"Ya, silakan masuk, Naruto-sama" Segera setelah melihat sahabat bosnya menghilang di balik pintu, Juugo meraih ponsel di saku celananya, menghubungi seseorang untuk membantunya mengumpulkan informasi secepatnya.

*********

"Hn ayah... Sampai kapan ayah akan seperti ini? Sebaiknya ayah kembali ke mansion jika sudah sehat" Fugaku duduk bersidekap menatap kakek Madara yang sibuk menatap tablet tanpa mengindahkan ucapannya sedari tadi.

"Ayah, sud-"

"Shtt.. diamlah. Apa kau tidak lihat aku sedang sibuk" Kakek Madara dengan sadis menggeser layar tablet ke atas-bawah berulang kali.

"Hm.. dilihat dari sudut manapun, jelas aku dan Sasuke lebih baik dari laki-laki murahan ini"

Fugaku yang sedari tadi mendengar gumaman tidak jelas ayahnya, mulai bangkit dan mendekat. Di layar tablet terlihat foto seorang laki-laki berambut merah berjas dokter dari rumah sakit Toronto.

"Ayah, jangan lagi. Sudah cukup membuat para dokter itu kabur dari sini. Lebih baik ayah pulang saja ke mansion. Apa ayah tidak merindukan cicit laki-laki ayah" Fugaku memijat dahinya, berpikir jika kemungkinan akan ada lagi dokter yang pindah karena ulah ayahnya.

"Apa? Tentu saja aku rindu pada cicit imutku. Dan jangan berpikir aneh-aneh hanya karena aku melihat foto dokter jelek ini ya!"

"Lalu, untuk apa ayah melihat profile dokter itu jika bukan untuk dipindahkan ke sini? Atau ayah akan memecat dokter lagi?"

"Ck.. sebenarnya aku malas memberitahu mu, tapi mungkin ini bisa menjadi suatu kesepakatan untuk kita nanti" Kakek Madara menyandarkan tubuhnya, sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Kau tahukan kalau Sasuke membawa dokter baru ke sini? Dokter perempuan berambut merah muda, sangat cantik dan pintar. Sampai-sampai membuat suatu ketertarikan sendiri untuk Sasuke"

Patriarki (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang