II

744 163 24
                                    

Jungkook masih terbayang dengan sosok Jung Hoseok yang begitu menarik perhatiannya. Bahkan hingga berhari-hari setelahnya. Orang tuanya yang menyadari kalau saat ini anak semata wayang mereka tengah jatuh cinta sampai penasaran, dengan sosok seperti apa yang berhasil membuat Jungkook sebegitu terpesonanya.

"Jungkook-ah, tahun baru begini jangan hanya malas-malasan! Sana keluar!"

Tuan Jeon dengan brutal menarik selimut Jungkook dan membuat membuat sang anak menggerutu tak jelas masih dengan mata terpejam. "Ini masih pagi, appa..."

"Masih pagi kepalamu! Ini sudah jam 1 siang!"

Jungkook menggeliat lalu merubah posisi tidurnya jadi menungging. Gemas bercampur kesal, tuan Jeon dengan teganya menendang bokong Jungkook hingga pemuda itu tersungkur dari kasurnya.

"Aduh!!"

"Ayo bangun! Eomma minta tolong dibelikan beberapa macaron di bakery langganan kita."

"Kenapa tidak appa saja yang pergi?" Jungkook akhirnya terbangun seutuhnya. Dia berulang kali mengusap bokongnya yang sakit setelah mencium lantai.

"Eomma meminta kamu yang pergi, Jeon Jungkook. Astaga, kenapa aku bisa punya anak pemalas begini?"

Nyonya Jeon melewati depan kamar Jungkook dan langsung mendelik saat mendengar keluhan dang suami. "Harap berkaca, Jeon Jihwan. Dulu kau tak ada bedanya dengan Jungkook sekarang. Jungkook itu menuruni sifat pemalasmu 100 persen."

Jungkook tertawa melihat ayahnya kena skakmat langsung dari ibunya. Dia pun lalu berdiri dan berganti pakaian. "Eomma, nanti uang kembaliannya untukku, ya?"

"Iya. Makanya sana cepat beli."

Jungkook dengan semangat langsung mengambil sweater dan mantel panjangnya di lemari. Cuaca di awal tahun terasa begitu dingin, jadi Jungkook harus memakai pakaian berlapis.

"Tidak cuci muka dulu? Wajahmu kucel, Jungkook..."

"Hanya keluar untuk beli macaron. Buat apa rapi-rapi?" Jungkook mengedikkan bahunya cuek. Dia tahu dirinya tampan. Wajah kucel pun tidak akan mengurangi kadar ketampanannya.

Setelah menerima uang dari ibunya, Jungkook pun keluar rumah dengan sepeda lipat kesayangannya. Meninggalkan kedua orang tuanya yang berdiri mematung di depan teras rumah bersama 3 asisten rumah tangga yang baru selesai mengurus taman bunga di halaman depan rumah. Nyonya Jeon menyikut pinggang sang suami.

"Bukan hanya sifat malas, sifat narsis Jungkook juga turun 100 persen darimu..."

Tuan Jeon menatap ke arah 3 asisten rumah tangganya. "Memangnya aku narsis, noonadeul?"

Berharap dapat pembelaan, 3 asistennya justru mengangguk mengiyakan ucapan nyonya Jeon. "Anda memang sangat narsis dari dulu, tuan besar."

"See? Eonnideul saja setuju denganku." nyonya Jeon berkacak pinggang sambil tersenyum miring. Tak lupa wanita itu juga menaikkan sebelah alisnya. Tuan Jeon terdiam dengan muka datar.

'Seorang laki-laki melawan 4 perempuan. Tentu aku tidak akan menang...'

***

Jungkook memarkirkan sepedanya dengan rapi sebelum memasuki bakery langganan keluarganya.

"Selamat pagi, Jin hyung!" seru Jungkook menyapa si pemilik bakery yang sedang menjaga kasir. Seokjin namanya.

[KookHope] - Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang