IV

717 155 11
                                    

     "Jungkook-ssi?"

     Jungkook berbalik dan menemukan Hoseok yang berdiri di belakangnya seraya tersenyum. "Oh, ternyata benar..."

     Jungkook yang tadinya sedang memilih buku sketsa seketika langsung terdiam melihat senyum manis Hoseok.

     "Se-selamat malam, Hoseok-ssi. Ingin...beli alat gambar?"

     Hoseok mengangguk. "Untuk tugas menggambar Minjeong di TK. Jungkook-ssi sendiri?"

     "Ha-hanya membeli kuas dan beberapa cat minyak dan akrilik."

     "Kau seorang pelukis?"

     "Bukan. Cuma sekedar hobi di waktu luang..."

     "Ooh..."

     Setelah itu mereka berdua diam dan kembali sibuk dengan belanjaan masing-masing. Hoseok kembali asyik memilih buku gambar dan crayon untuk Minjeong, sementara Jungkook berusaha sibuk memilih buku sketsa. Walau nyatanya dia tetap saja berulang kali mencuri pandang ke arah Hoseok.

     Jungkook tidak tahu, apa hal seperti ini bisa dikatakan sebagai takdirnya atau tidak. Tapi dia merasa, ke depannya nanti dirinya akan semakin sering bertemu dengan Hoseok. Entah itu insting, atau karena dia sedang jatuh cinta saja. Tapi yang jelas, Jungkook tidak akan mundur untuk mendekati Hoseok meakipun dia belum bisa menunjukkannya secara terang-terangan.

     Bunyi ponsel Hoseok sedikit mengagetkan Jungkook dari lamunannya.

     "Halo, appa..."

     'Oh, dari ayahnya...' Jungkook membatin sambil sesekali melirik Hoseok.

     "Aku masih di mall. Di toko buku lebih tepatnya. Bilang pada Minjeong sebentar lagi aku pulang. Makan malam ingin dibelikan apa?"

     Jungkook tersenyum mendengar betapa perhatiannya Hoseok. Dia menjadi merasa dirinya tidak salah jatuh cinta pada pria manis itu.

     "Oh, eomma sudah masak? Ya sudah kalau begitu Hoseok beli puding dan kue saja untuk dessert, ya? Hoseok tutup dulu teleponnya, appa..."

     Hoseok kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan segera menuju kasir. Di saat itulah Jungkook tak sengaja melihat sosok lelaki tinggi yang mengenakan sweater hitam, celana jeans abu-abu, dan bucket hat hitam. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup kacamata frame bundar dan juga masker. Dia terlihat mengikuti Hoseok, namun dengan menjaga jarak. Jungkook langsung menyusul ke kasir dan berdiri di belakang Hoseok saat sosok itu nyaris mendekat. Lupakan dulu soal buku sketsa yang hendak ia beli tadi.

     Jungkook sengaja diam dan bersikap seolah tidak tahu tentang keberadaan lelaki asing itu. Setelah urusan belanjanya selesai, Jungkook langsung menuju parkiran. Berdasar percakapan antara Seokjin dan Hoseok saat tahun baru kemarin, Jungkook tahu Hoseok adalah tipe yang tidak terlalu suka membawa mobil pribadinya selain untuk kerja. Jadi dia tebak, Hoseok pergi ke mall menggunakan kendaraan umum seperti bus atau taksi.

     Jungkook menyalakan mesin mobilnya dan langsung keluar dari area parkiran mall. Matanya mengedar menatap ke sekitaran jalan mencari Hoseok. Perasaannya langsung lega saat melihat Hoseok yang berjalan memasuki sebuah warung tenda yang ramai. Sementara itu si lelaki misterius hanya berdiri menunggu tak jauh dari warung itu. Sesekali dia terlihat mengecek ponselnya.

     Setelah mendapat tempat parkir, Jungkook segera melapisi sweaternya dengan padding jacket dan syal. Tak lupa dia juga memakai topinya. Jungkook lalu turun dan langsung masuk ke warung yang Hoseok masuki. Hoseok terlihat sedang memesan seporsi tteokbokki pada bibi penjualnya.

[KookHope] - Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang