I

890 178 25
                                    

     Seoul, Desember 2021 . . .

     .

     "Maaf, Jungkook. Appa dan eomma masih di rumah sakit sekarang. Ada kasus kecelakaan 2 minibus. Beberapa orang harus operasi cito. Makan malamnya diundur besok saja, ya?"

     "Sudahlah, eomma. Namanya juga kejadian tidak terduga. Mau bagaimana lagi? Aku tidak apa-apa..." Jungkook menanggapi ucapan ibunya di seberang telepon dengan santai. Setelah mengucapkan salam, Jungkook pun memutus sambungan teleponnya. Matanya menatap berbagai macam dekorasi natal yang terpasang di sepanjang jalan. Rumah warga, apartemen, toko-toko kecil, sampai mall, semuanya berhiaskan tema natal. Wajar saja. Saat ini sudah memasuki akhir Desember dan orang-orang bersuka cita menyambut natal dan tahun baru.

     Jungkook banyak melihat sekeluarga yang menghabiskan malam natal dengan makan-makan di restoran, bermain salju, ataupun sekedar jalan-jalan sederhana mengelilingi area sekitar kompleks perumahan mereka. Melihat hal itu membuat Jungkook menghela nafas.

     "Harusnya sekarang kita sedang makan malam sekeluarga. Tapi appa dan eomma masih harus bekerja. Nasib jadi dokter ya begini. Dan bodohnya aku justru kuliah kedokteran juga..." gerutunya sambil terus berjalan tak tentu arah. Walaupun tadi Jungkook mengatakan tidak apa-apa pada sang ibu, tak dipungkiri dalam hatinya ia tetap saja merasa kesal.

     "Lebih baik aku beli es krim saja." gumamnya seraya menuju kedai es krim terdekat. Masa bodoh dengan salju. Cuaca dingin ataupun tidak, cemilan yang paling Jungkook sukai dari dulu adalah es krim. Apalagi yang rasa cokelat dan ditambah berbagai macam topping. Masa bodoh juga dengan tingkat gula dan kalorinya. Meskipun anak dokter dan mahasiswa kedokteran, Jungkook lebih sering acuh dengan kesehatannya sendiri.

     "Ahjussi, aku mau 2 scoop es klim vanilla."

     "Vanilla saja? Tidak dicampur rasa stroberi seperti biasa?"

     "Ne. Soalnya papa sudah buatkan Minjeongie kue stloberi!"

     "Pasti enak, ya?"

     Jungkook melirik ke sebelahnya dimana ada seorang anak kecil yang memesan es krim seorang diri. Pegawai yang melayaninya hanya tersenyum seraya membuatkan pesanan anak itu. Terlihat mereka sudah saling kenal dan akrab.

     "Pakai topping apa?"

     Suara pegawai yang bertanya padanya membuat atensi Jungkook kembali ke depan. "Ah, berikan topping oreo crumbs, sprinkles, saus cokelat dan potongan brownies."

     "Baik."

     Setelah memastikan pesanannya, Jungkook lagi-lagi melirik anak kecil tadi. "Apa orang tuanya tidak menemani?" ucapnya bermonolog. Dilihat dari besarnya, Jungkook menebak anak itu berusia 4 atau 5 tahun. Dulu di usia segitu, Jungkook bahkan tidak boleh pergi ke depan rumahnya sendirian tanpa pengasuhnya. Anak ini justru sudah pergi beli es krim sendiri. Jungkook tidak tahu harus menganggap anak itu yang terlalu mandiri, atau orang tuanya yang terlalu careless.

     "Dia memang sudah terbiasa beli es krim di sini sendiri, tuan..." pegawai yang tadi menjawab monolog Jungkook.

     "Ah, begitu..."

     Jungkook melalukan pembayaran di kasir lalu menerima es krim pesanannya. Setelah itu dia menuju ke taman dan duduk di salah satu bangku yang tersedia. Suasana taman yang ramai setidaknya tidak membuat Jungkook merasa kesepian.

     "Pelmisi, boleh Minjeongie duduk di sini?"

     Jungkook menoleh dan mendapati anak kecil tadi kini berada di samping bangkunya. Tanpa berkata apapun Jungkook hanya mengangguk. Anak kecil bernama Minjeong itu (yang Jungkook yakin itu memang namanya karena anak itu berulang kali menyebut dirinya 'Minjeongie') menaruh cup es krimnya lalu bersusah payah menaiki bangku yang terbilang cukup tinggi untuk anak sekecil dia. Setelah berhasil, Minjeong merapikan baju dan roknya lalu mulai memakan es krimnya. Sesekali anak itu melirik es krim cone milik Jungkook.

[KookHope] - Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang