Hai~ sesuai janji Panda kemaren, hari ini Panda apdet lagi 😁
Besok-besok Panda bakal apdet Boy in Luve yang sisa 1 chapter doang deh...
Pada nungguin ya~??? 🤭Sabar ya cintah~ 😆
Happy reading~
.
.
.
Sebelum hari persidangan, Hoseok perlahan memberitahu Minjeong soal apa yang terjadi dan siapa ayahnya yang sebenarnya. Dia menjelaskan semua secara terpeinci dimulai dari pertama kali Wendy hamil menggunakan bahasa sesederhana mungkin agar bisa dipahami oleh si kecil. Hoseok menatap raut wajah Minjeong yang nampak tenang, tak menunjukkan ekspresi terkejut atau apa. Justru Hoseok dan orang tuanya sendiri yang terkejut mendengar ucapan Minjeong setelah dia selesai memberitahu semuanya.
"Kalau begitu, yang namanya Chanyeol itu bukan papa Minjeongie. Dali awal dia tidak mau telima eomma yang sedang hamil, kan? Dia menolak kebeladaan Minjeongie, kan? Untuk apa Minjeongie anggap dia papa?" Minjeongie bertanya lurus. Hoseok dan orang tuanya masih diam.
"Di sini Minjeongie sudah punya papa Oci yang sayang pada Minjeongie. Papa yang hebat, kelen, selalu membuat Minjeongie bahagia. Jadi Minjeongie tidak butuh papa lain yang jahat sepelti itu. Dan dua olang tua yang waktu itu menalik paksa Minjeongie, meleka juga bukan halmeoni dan halabeoji. Minjeongie tidak mau punya kelualga yang isinya olang jahat."
Hoseok menangis mendengar ucapan Minjeong yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Dia tidak kaget soal kenyataan bahwa Hoseok bukan ayah kandungnya. Dia sama sekali tidak sedih ataupun kecewa. Bagi gadis kecil itu, papanya adalah Hoseok. Mau mereka terhubung darah atau tidak, Minjeong hanya akan menganggap Hoseok sebagai sosok ayah satu-satunya.
Minjeong mengusap air mata yang mengalir di pipi Hoseok kemudian memeluknya erat. "Minjeongie sayaaang sekali dengan papa Oci, halmeoni, dan halabeoji. Pokoknya ini kelualga Minjeongie, bukan olang lain."
Hoseok membalas pelukan gadis kecilnya dengan erat. "Papa juga sayaaang sekali pada Minjeongie. Apapun yang terjadi, papa Oci akan bertarung untuk mempertahankan hak asuh Minjeongie. Wendy eomma juga pasti akan memantau dari atas sana..."
Minjeong melonggarkan pelukannya lalu mendongak menatap langit sore yang sedikit mendung. "Kalau ada eomma di sini sekalang, eomma pasti akan ikut membela papa juga."
Hoseok tersenyum menatap gadis kecilnya itu. Kedua orang tuanya juga ikut tersenyum. Mereka kini bisa sedikit lebih tenang menghadapi persidangan yang akan dilakukan besok. Kerja sama antara Hoseok, pengacaranya, Jimin, dan juga hakim ketua yang ditunjuk berjalan dengan lancar dan keluarga Park tidak mengetahui sedikitpun tentang itu. Jimin benar-benar menutupi rencananya dengan baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hoseok dan keluarganya baru saja tiba di gedung pengadlan negeri dan langsung disambut dengan banyaknya flash yang berasal dari kamera wartawan. Minjeong yang kaget dengan kilatan cahaya itu langsung menutup matanya akibat silai. Jadinya Hoseok bergegas menggendong Minjeong dan melindunginya dari para wartawan yang haus berita itu. Pertanyaan yang mereka lemparkan pun termasuk template.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KookHope] - Our Destiny
FanfictionHoseok, 30, tidak tahu harus bagaimana saat ada seorang pemuda tanggung yang mendekatinya. Pahitnya kisah cintanya di masa lalu membuat Hoseok tidak berani untuk membuka hati. Tujuan hidupnya saat ini hanyalah Minjeong, anak gadis semata wayangnya. ...