11

4.8K 415 11
                                    


Happy reading!!!

Di sore hari Mark sudah pulang, tapi dia tidak langsung pergi ke rumah Taeyong. Dia pergi untuk menemui daddynya yang meminta untuk ke markas kemarin. Mark tidak tau untuk apa lagi dia ke markas yang baginya cukup menakutkan tapi karena ini adalah perintah daddynya dia pasti akan menuruti, Mark mengayuh sepedanya dengan kuat agar lebih cepat sampai ke tujuan.

Mark turun dari sepedanya lalu dia memarkirkan sepedanya di antara mobil besar, Mark memasuki tempat itu.

"Dad, ada apa? "

"Mark kau sudah datang ternyata, ayo ikut daddy. " Jaehyun melangkah di ikuti oleh Mark, mereka menyusuri lorong yang cukup panjang dan berhenti setelah sampai pada lapangan yang luas, di sana ada beberapa papan yang Mark ketahui adalah papan tembak.

"Daddy kenapa kesini? "

"Aku ingin kau belajar tentang menembak, sampai besok mommy mu tidak ada di rumah dia pergi untuk mengunjungi keluarganya di Jeju jadi aku ingin kau belajar menembak saat ini. " Pinta Jaehyun, dia memang kuat dan banyak anak buahnya yang siap mengorbankan nyawa mereka demi keluarganya tapi jika Mark tidak di dasari oleh kekuatan dasar bagaimana bisa dia melindungi dirinya sendiri jika tidak ada yang melindungi?

Mark hanya mengangguk, mungkin saat ini dia harus mengurangi rasa takutnya untuk membunuh, dia mengetahui  kehidupan daddynya, yang setiap nafas nyawanya terancam.

Mark berlatih dengan giat, beberapa kali peluru yang ia lesatkan meleset, setiap peluru itu meleset Mark berdecak kesal. Kesal karena tidak ada peluru yang bisa ia tepat sasaran.

Jaehyun melihat dari kejauhan, dia bisa melihat kalau Mark adalah anak yang tidak suka kegagalan, Jaehyun kagum akan hal itu, untuk orang yang baru belajar dengan hal tembak menembak Mark sudah masuk ke tahap tengah, karena pelurunya tidak benar benar melewati papan peluru, hanya sedikit saja maka Mark bisa melesatkan pelurunya dengan tepat.

"Mark lihat arah angin, angin juga bisa mempengaruhi kecepatan pelurunya. " Intruksi Jaehyun.

Mark mengangguk, dia terus menembak papan itu. Mungkin setelah ini tembak menembak akan menjadi hobinya.

"Kemari Mark, kita sudahi latihan dan tinggal satu latihan yang harus kau lakukan. "

Mark mengikuti kemana Jaehyun pergi, sampai mereka berhenti tepat di depan sebuah sel. Mark ingat tempat ini, dimana dia dulu di kurung selama satu hari karena hampir menembak mommynya.

"Kau masih mengingat wanita itu bukan? " Jaehyun menunjuk seorang wanita yang sudah lemas, banyak luka di sekujur tubuhnya bahkan bercak darah masih terlihat.

"Tau dad, jadi apa yang harus aku lakukan saat ini? " Tanya Mark.

"Siksa dia dan bunuh, jangan sampai ada rasa kasihan sedikitpun. "

Tubuh Mark bergetar saat mendengar perintah Jaehyun, menembak orang saja dia tidak berani apalagi membunuh. Mark memundurkan langkahnya perlahan tapi sayang pergelangan tangannya di tahan oleh Jaehyun.

"Kau harus melakukannya, ini demi dirimu. Aku tidak bisa selalu berada di sampingmu untuk melindungi, buang rasa takut dan perasaan kasihan karena terkadang rasa itu menjadi boomerang untuk dirimu sendiri. "

"Aku tidak bisa. "

"Kau harus bisa, bayangkan saja  jika mommy mu pernah di siksa oleh wanita itu. Oh aku lupa Mark wanita itu pernah membuat mommy terluka di bagian dahi walaupun itu luka kecil tidakkah kau merasa marah? " Ucap Jaehyun, sedikit meracuni otak anaknya tidak apa apa kan? Ini untuk kebaikannya. Dan caranya memang berhasil, dia melihat tangan Mark terkepal cukup kuat "kau lihat pisau itu, tusuk dia mark sebanyak yang kau mau untuk meredam kemarahanmu tapi berikan juga siksaan padanya, orang sepertinya jangan sampai di biarkan mati begitu saja. "

Secret IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang