PART 04

79 5 0
                                    

Malam yang terasa ramai begitu indah apalagi ini adalah pusat kota Seoul ,lampu-lampu yang menyala begitu mempercantik kota ini.Lusi berjalan-jalan disekitar area kota Seoul sambil melihat kota ini.Tiba-tiba dirinya berhenti saat melihat sebuah kedai yang menyediakan makanan Cina.Lusi tersenyum lebar ,ia sangat merindukan masakan negara asalnya itu.Dirinya langsung melangkah menuju kedai tersebut.Saat memasuki Kedai disana para pelayan langsung tersenyum kepada Lusi agar terlihat ramah oleh para pelanggannya.Lusi membalas senyuman mereka dan langsung duduk ditempat yang sudah disediakan.Seorang pelayan menghampiri Lusi dan mencatat apa yang akan dipesan Lusi.Setelah selesai Lusi disuruh untuk menunggu.Sambil menunggu pesanannya sampai Lusi memainkan ponselnya sambil berjelajah melihat berita terkini.

Waktu dan menit telah dilewati Lusi sampai ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya.

"Wahhh ,apa kau terlalu asik dengan duniamu nona Lusi ?" mendengar suara tersebut Lusi langsung mendongakkan kepalanya dan menatap seorang pria yang ada di depannya tersenyum lebar.Lusi hanya tersenyum canggung sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.Sedangkan ,pria tersebut hanya terkekeh geli melihat tingkah Lusi.

"Apa kau sudah lama disini Chenle ?"

"Tidak ,aku baru saja sampai dan melihat kau berada di kedai ini"Lusi hanya menganggukan kepala mengerti.Chenle menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dan menghela nafas lelah.

"Kau sering kesini ?"Chenle menganggukkan kepala ,ia kembali duduk tegap dan menatap lurus ke arah Lusi.

"Aku terbiasa makan di restoran ,namun disinilah aku biasanya menghabiskan waktuku dengan teman-temanku "

"Owh begitu ,jadi sekarang kau sedang menunggu teman-temanmu ?" Chenle menganggukkan kepala lagi ,entahlah dia lelah hari ini banyak sekali pekerjaan yang harus dirinya kerjakan.Namun ,ajakan temannya tak bisa ia tolak ,secara mereka jarang sekali bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing.

Lusi merasa kasihan kepada Chenle terlihat dari matanya bahwa dirinya kelelahan.Tanpa permisi Lusi berpindah duduk disamping Chenle ,ia langsung memijat pergelangan tangan Chenle.

Chenle jelas terkejut dengan sikap Lusi ,namun ,dirinya langsung tersenyum melihat bagaimana Lusi memijat dirinya yang jelas sedari tadi lelah.Ditambah senyuman Lusi yang begitu manis dan pipi chubby ny yang membuat Chenle gemas.

"Maaf ya ,kalo aku secara tiba-tiba menyentuhmu ,aku merasa kasihan tahu.Asal kau tahu dulu ada seseorang yang sama sepertimu.Dia terlalu pekerja keras ,sampai kalo pulang kerumah pasti dirinya ingin aku memijat badannya yang kelelahan itu"Chenle mengernyitkan dahinya ,merasa ada kalimat yang janggal diucapkan Lusi.

"Di rumah ? bukankah kau yatim piatu ,jadi otomatis kau tinggal di panti asuhan kan ?" Lusi langsung menghentikan kegiatannya ,ia lupa bahwa Chenle tidak pernah tahu bahwa dirinya sudah pernah menikah.

"Eummh ,maksudku Panti Asuhan hehehe iya panti" Lusi menyengir bodoh ,Sedangkan Chenle hanya menatap curiga.Tiba-tiba ada 3 orang yang menghampiri mereka berdua.

"Ya! Chenle ,kau ternyata disini ,aku mencarimu sedari tadi"Chenle hanya mendengus kesal ,apa orang didepannya tidak tahu bahwa dirinya sedang melaksanakan pendekatan dengan Lusi.Orang tersebut yang melihat tangan Lusi masih bertengger di lengan Chenle hanya bisa tersenyum bodoh ke arah mereka berdua.Chenle yang melihat ekspresi temannya itu merasa ngeri.

"Ohohoho ternyata perempuan ini alasanmu belum mencari tempat duduk"Chenle memberi orang tersebut tatapan tajam ,namun orang tersebut masa bodo dengan tatapan Chenle.

"Ah perkenalkan namaku Doyoung ,permisi ya aku ingin membawa temanku ini"Lusi hanya menanggapi dengan senyuman canggung.Sedari tadi sejak kedatangan tiga laki-laki tersebut tatapan Lusi terfokus ke arah pria berhoodie tersebut yang sibuk memainkan ponselnya.Lusi tidak terlalu jelas melihat laki-laki tersebut karena matanya sedikit buram.Mungkin dirinya harus membeli kacamata mulai sekarang agar bisa melihat dengan jelas.

THE ROSE : OBSESSION || HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang