O1O

1.4K 342 74
                                    



°୭̥•

kokonoi berdiri dari duduknya, ia mondar-mandir dengan gusar. kepala nya ia pukul sesekali, menandakan bahwa kokonoi tengah dilanda stress berat. kasian stress mana masih muda lagi.

kokonoi sedang menjadi gila, karena ini sudah 3 hari sejak [name] pergi dari rumahnya. padahal ia sudah mengerahkan semua bodyguard yang ia punya, tetapi sama saja. gadis itu belum juga ditemukan. perasaan bersalah dan tak nyaman selalu menggerogoti Koko setiap detiknya. ea.

empat pasang mata menatap kokonoi risih, bahkan pistol sudah diarahkan ke kepala Koko. siap di tekan pelatuknya, dan duar dan jeder kokonoi menyusul akane lalu bahagia bersama.

"ko, duduk. jangan berlagak seperti orang autis." ucap ran, orang yang mengarahkan pistol ke kepala kokonoi.

sang adik pun ikutan ngangguk, ia mengambil pistol sang kakak lalu dibuang jauh-jauh kesembarang arah. daripada nanti ladang cuan di bonten tewas tertembak mending antisipasi terlebih dahulu, soalnya ran gapernah bercanda.

"ish diam tengik," ketus kokonoi menatap tajam dua bersaudara yang tidak jauh darinya itu.

membuat ran menukikan alisnya kesal, padahal ran dan rindou bau parfum mahal yang habis dibeli kemarin. berani-berani nya Koko mengatai tengik begitu.

ran lalu mendecih, "jangan soker, dasar kadal." katanya.

lalu terjadilah adu jambak antara ran dan Koko, menyebabkan rindou menjadi orang gila karena tidak tahu harus memisah bagaimana. padahal biasanya ran dengan kokonoi itu akur, tapi entah setan mana yang merasuki mereka jadi seperti kucing dan dugong begini.

"udah woi, ampun dah." kata rindou frustasi, ia menarik lengan sang kakak. tetapi malah kena tampol Koko.

suasana markas bonten menjadi sangat ribut, karena koko serta ran yang terus melontarkan ejekan satu sama lain. bahkan takeomi yang sedang merokok pun terbatuk-batuk karena tersedak nyamuk lewat.

mekiy yang sedang memakan dorayaki terpaksa harus berhenti mengunyah, mata tidak minat hidup nya itu menatap kearah sanzu yang dari tadi memandangnya terus. seakan akan tatapan mekiy bilang : urus mereka tod, gwah cape bet.

sanzu segera meluncur ke lantai bawah, setelah memberikan hormat kepada mekiy. tak lupa sebilah pedang ia bawa ditangan kanannya.

kakucho yang sedang ngemil cookies hanya memandang kearah dua orang yang sedang jambak-jambakan tersebut dengan santai. adegan jambak-jambakan pun berhenti, berganti dengan lempar-lemparan barang.

"ranjing sialan, soker dasar buaya darat!" kesal Koko sembari melemparkan sebuah kursi tua.

ran segera menghindar, "babi, kau anak ngen—"

scrashh! shing shing shing!

sanzu segera turun tangan diarena berdebatan, ia mengkosple lancelot mlbb dengan cara menghunuskan pedang ke sofa rusak dekat tangga.

Koko dan ran lantas terdiam, melihat tatapan sanzu bak orang kelaparan apalagi ditambah smirk nya yang mengwerwikwan.

"kalian itu kriminal berbahaya se antero Jepang, gelud doang masih jambak-jambakan!" kata sanzu kesal.

𝗚𝗨𝗖𝗖𝗜! ; kokonoi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang