Kematian Irene membuat putrinya Bae Jisoo berubah menjadi wanita yang pendiam, dingin dan tak tersentuh.
Ditambah lagi tragedi malam itu... Dimana Kim Taehyung saudara tirinya berhasil merenggut sesuatu yang begitu dijaganya.
Kim Taehyung merubah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langkah kakinya berjalan menuju sebuah figure besar yang terpajang didinding rumah mewahnya. Senyuman kecil tersungging dibibir wanita itu kalau mengingat momen2 kedekatannya dengan seseorang yang berada dibalik figure besar itu.
"Ibumu sangat cantik bukan? "
Wanita itu... Bae Jisoo ... Enggan menjawab ataupun sekedar menoleh kearah sumber suara yang berada disebelahnya.
"Wajahmu sangat mirip dengan ibumu Jisoo, namun sayang kalian memiliki sifat yang sangat berbeda, ibumu begitu lembut dan penuh pengertian sedangkan kau? -"
Kim Suhoo menjeda ucapannya saat sang putri menoleh menatapnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oh bahkan sekarang pun penampilan wanita itu jauh dari kata pantas, Jika Irene istrinya masih hidup, wanita itu pasti tidak akan membiarkan Jisoo berpakaian seperti ini.
Menghembuskan nafas beratnya.
"Hufhh kenapa kau jadi begini? Dulu tidak hanya wajahmu, bahkan sikapmu pun sama persis dengannya, namun kenapa sekarang kau berubah? "
"Ayah keadaan lah yang telah merubahku" Dingin wanita itu.
"Kau menyalahkan keadaan? Ini sudah takdir Jisoo"
"this is not destiny!! Tuhan yang telah mengambil ibuku dariku! " Tajamnya kemudian berlalu meninggalkan ruang tengah
Entah kenapa ia selalu merasa emosional jika membahas perihal mendiang ibunya.
"Kim Jisoo kau mau kemana? Kau baru saja sampai dirumah setelah perjanan jauh dari paris ke Korea, setidaknya istirahatlah dikamarmu terlebih dahulu! "Teriak Suhoo.
"Not Kim Jisoo Ded, but Bae Jisoo!," Peringat wanita itu.
Ia hanya merasa bahwa ibunya akan selalu berada di sampingnya jika ia membawa marga sang ibu tercinta pada namanya.
"-Lagi pula aku pulang ke Korea bukan untuk bermain-main, aku kemari untuk mengambil warisanku dan menjadi penerus ayah, itu sebabnya aku tidak punya banyak waktu untuk tinggal dirumah, aku harus mengecek perusahaanku terlebih dahulu"
