Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Tiga hari berlalu sejak hubungan Jaemin dan Lia menjadi renggang. Sejak hari itu, tidak ada interaksi sama sekali yang terjadi. Saling hubungi via telepon atau pesan saja tidak apalagi bertemu.
Jaemin tidak langsung berlari mencegat Lia hari itu tapi membiarkan Lia pergi begitu saja. Lia juga tidak berharap akan dikejar karena dia sangat jelas tahu dan merasakan kalau Jaemin semakin berubah. Tidak apa-apa, kalau misalnya Jaemin ingin hubungan mereka berakhir. Tapi yang jelas Lia tidak akan meninggalkan lebih dulu, karena dia sudah berjanji akan selalu ada di samping Jaemin. Tapi jika Jaemin ingin pergi, silahkan. Lia tidak akan menahan.
Jaemin juga semakin disibukkan dengan pekerjaannya, itu sebabnya dia belum menemui Lia untuk meminta maaf.
Perihal kecurigaannya pada Pak Jung semakin hari semakin berlanjut. Apalagi pria itu sudah tidak mendorongnya lagi untuk membalas dendam pada mafia Jepang yang katanya adalah pelaku utama. Setiap kali bertanya sampai mana perkembangannya, Pak Jung selalu menjawab belum menemukan bukti.
“Paman, dari mana Paman tahu kalau mafia Jepang itu pelaku pembunuhan orang tuaku?” celetuk Jaemin saat mereka kini sedang berada di ruang rapat setelah rapat selesai.
Jelas saja Pak Jung langsung menegang karena sangat tidak menduga bahwa Jaemin akan menanyakan hal itu.
“Dia satu-satunya musuh ayahmu dalam berbisnis barang ilegal. Jadi, siapa lagi pelakunya kalau bukan dia.”
“Jadi, ini hanya prasangka saja dan tidak ada bukti jelas kalau dia pelakunya?”
Dengan wajah datar dan suara yang tenang, Jaemin semakin memojokkan Pak Jung yang juga semakin bingung harus menjawab apa.
“Tapi.. Aku heran, kenapa ada perjanjian kerja kalau memang bermusuhan. Bukankah perjanjian kerja dibuat karena memang kedua belah pihak sudah saling mengenal dan tahu satu sama lain?”
“Itu..”
Pak Jung belum sempat menjawab tapi Jaemin tiba-tiba beranjak berdiri dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.
“Maaf, Paman. Aku harus pergi. Kita lanjutkan bicaranya nanti saja.”
“Iya.”
Entah apa tujuan Jaemin dengan terus memojokkan Pak Jung. Tapi yang pasti, Jaemin hanya perlu memastikan satu hal lagi yaitu pelaku sebenarnya dari kematian orang tuanya. Setelah itu, barulah Jaemin akan mengambil keputusan.
Prasangkanya terhadap Pak Jung sangat kuat, tapi buktinya tidak ada. Jadi, Jaemin belum bisa menuduhnya begitu saja. Bukti lain tentang pengkhianatan pria itu seperti tiba-tiba mendatangkan tim audit memang ada. Tapi bukti jelas bahwa dia yang membunuh orang tua Jaemin, belum ada.
Dengan kecepatan tinggi, Jaemin melajukan mobilnya menuju apartemen Lia. Pekerjaan yang diurusnya sudah berkurang jadi sekarang waktunya memohon dan meminta maaf. Semoga masih ada stok maaf untuknya.
Jam menunjukkan pukul lima sore tapi Lia belum juga pulang. Jaemin sudah menunggu sejak tiga puluh menit yang lalu. Hingga akhirnya pada pukul enam sore setelah penantian panjang, Lia pulang.
Jaemin langsung berdiri dan menghampiri Lia tapi Lia acuh dan berlalu ke kamarnya. Rasa kesalnya tiga hari yang lalu masih terasa.
“Jaemin membentakmu, sepertinya dia sangat marah malam itu. Bahkan dia tidak mengejarmu.”
Ucapan Ryujin sejenak terlintas di kepalanya. Mereka berbincang sewaktu istirahat.
“Bagaimana jika dia ingin putus? Katakan saja dia bosan denganmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanfictionBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...