Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Hari-hari berlalu, berjalan dengan sebagaimana mestinya. Lia mulai bersiap-siap untuk mengurus perusahaan serta aset lainnya, dibantu oleh Renjun dan Haechan, juga Mark. Mau tidak mau, Lia terpaksa berhenti bekerja di hotel walaupun gajinya tidak seberapa dibandingkan Jaemin, tapi Lia merasa nyaman bekerja di sana bersama Ryujin.
Sedikit tentang Ryujin, serta hubungannya dengan Haechan yang sudah kembali terjalin seperti semula. Penjelasan Haechan serta Renjun yang menjadi saksinya, langsung membuat Ryujin percaya setelah sebelumnya mengira Haechan menghilang karena selingkuh atau bosan padanya.
Karena Lia belum pernah menghadapi situasi yang mengharuskannya berhadapan dengan tumpukan berkas pekerjaan, dia jadi giat belajar saat ini. Renjun menjelaskannya secara perlahan, sementara Lia dengan tenang duduk sambil mendengarkan lalu mencatat jika ada point penting. Sedangkan Haechan malah menghilang entah ke mana. Katanya sih, kencan dengan Ryujin.
“Jun, kalau kau lelah menjelaskanku. Kita istirahat saja dulu. Kita pesan makanan, ya?” tawar Lia karena jam sudah menunjukkan pukul satu siang.
Renjun menyetujui dan merebahkan tubuhnya di sofa sambil menunggu Lia memesan makanan. Tapi sebelum itu, Jeno muncul dengan membawa dua kantong plastik berisi makanan.
“Aku bawa makanan karena tadi kau bilang akan belajar bersama Renjun. Makanya aku bawa banyak sekalian.” Jeno meletakkan kantong plastik itu di atas meja.
“Bagus kalau begitu. Kita tidak jadi beli.” Renjun segera membuka bungkusannya karena dia benar-benar lapar.
“Kau terlihat capek, Jun,” sahut Jeno.
Lia hanya fokus membuka satu persatu bungkus makanan yang dibawa Jeno dan menjejerkannya di atas meja supaya mereka bisa langsung makan.
“Tidak juga. Lia itu pintar jadi cepat mengerti. Aku hanya menjelaskan beberapa point penting tentang apa yang akan dia lakukan di posisinya itu. Kalau soal hitungan dan yang berkaitan dengan angka, jangan ragukan, Lia selalu langganan juara kelas dulu. Jadi, tidak susah untuk mengajarinya. Beda lagi kalau mengajari Haechan, kau akan butuh ekstra sabar.” Renjun terkekeh yang membuat Lia serta Jeno juga ikut tertawa. “Tapi.. Kenapa kau masih berkeliaran di sekitar ini padahal kau bilang akan segera kembali ke Jepang tempo hari?”
Jeno berdeham pelan. “Tidak jadi, sepertinya. Misiku sekarang adalah membuat Lia berpaling dari Jaemin supaya mau pacaran denganku. Kalau bisa sampai menikah. Selagi Jaemin tidak ada di sini, aku bisa leluasa.”
Bukannya marah, Lia malah tertawa. Baginya, itu hanya candaan Jeno saja. Renjun juga menanggapinya dengan tawa alih-alih kesal.
“Good luck kalau begitu. Semoga Lia bisa berpaling,” sahut Renjun dan melanjutkan makannya.
Hari-hari berikutnya terus diisi dengan proses belajar Lia bersama Renjun. Kadang Mark juga yang menjelaskan beberapa point yang sering Jaemin lakukan saat mengurus tentang pekerjaan, kontrak, proyek dan segala macamnya.
Perihal Pak Jung, pria itu tidak lagi terlihat di kantor. Dia benar-benar menghilang tanpa berpamitan setelah sidang Jaemin tempo hari. Kalau memang masih bisa masuk bekerja setelah apa yang dia lakukan, rasa malunya benar-benar hilang.
Menghilangnya Pak Jung adalah salah satu alasan kenapa Jeno masih belum kembali ke Jepang. Karena belum bisa memastikan keberadaan pria itu. Belum bisa memastikan Lia aman darinya. Tapi sejauh ini, tidak ada tanda-tanda bahaya. Jadi, masih aman. Kalau sampai muncul dan melakukan sesuatu yang fatal, maka dia akan habis di tangan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
Fiksi PenggemarBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...