Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Jaemin baru saja masuk mobil dan hendak menghubungi Lia untuk memberitahunya bahwa malam ini dia akan terbang ke Jeju dan akan kembali besok sore. Akan memberitahu bahwa dia tidak bisa mampir walaupun sebentar, rencananya juga akan video call selagi dalam perjalanan.
Tapi Jaemin terkejut dengan pesan yang didapatnya dari Lia. “Antar aku ke apartemen Lia sekarang juga,” sahutnya pada Mark yang akan mengantarnya sekaligus menemaninya ke Jeju malam ini.
“Tapi Tuan, kita bisa ketinggalan pesawat.”
“Antar!”
“Baik.” Mark tidak bisa membantah lagi atau dia akan kena marah. Dia segera melajukan mobilnya menuju apartemen Lia.
Bagaimana bisa Jaemin bepergian di saat pesan Lia terasa aneh baginya. Tiba-tiba minta maaf dan bilang tidak akan ikut campur urusannya lagi. Oh tidak, Jaemin tidak akan bisa tenang.
Tanpa diperintah lagi, Mark terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi padahal sebentar lagi mereka harus segera ke bandara untuk menuju Jeju.
“Tunggu saja keputusanku nantinya, kita bisa membeli ulang tiket pesawat kalau terlambat,” sahut Jaemin sembari melepas seatbeltnya ketika sudah sampai di depan gedung apartemen. “Bila perlu aku akan membeli pesawat-pesawat itu nantinya.”
“Baik, Tuan.”
Dengan langkah cepat, Jaemin segera berlari menuju unit Lia. Pikirannya benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut sesuatu terjadi pada Lia karena aneh saja, Lia tiba-tiba mengirim pesan dan bilang maaf.
Tangannya dengan cekatan memencet password dan segera masuk. Gelap, Jaemin langsung menyalakan lampu dan mendapati Lia sedang duduk dengan tatapan kosong di tengah kegelapan.
“Ya Tuhanku, apa yang terjadi padamu?” Jaemin segera merengkuh tubuh Lia ke dalam pelukannya. Helaan napasnya terdengar lega sebab Lia terlihat baik-baik saja. “Kenapa kau tiba-tiba mengirim pesan seperti itu? Apa kau mabuk?”
Lia tersenyum tipis dalam pelukan Jaemin. Satu hal yang sangat Lia sukai dari Jaemin yaitu cepat tanggapnya sebagai seorang pacar. Bukan bermaksud mengerjai supaya Jaemin datang, tapi itu bisa membuktikan kalau Jaemin sangat menyayanginya dan Lia suka.
“Mau ke mana? Rapi sekali padahal sudah malam, pakai parfum juga.” Lia melepaskan diri dari dekapan Jaemin dan menatap pacarnya itu lekat.
“Katakan apa maksud dari pesanmu?”
“Tidak ada. Aku tiba-tiba sadar kalau mungkin saja aku terlalu ikut campur dalam urusanmu. Itu sebabnya aku meminta maaf dan tidak akan ikut campur lagi. Tapi tetap hati-hati karena aku tidak mau kau kenapa-kenapa.”
Jaemin menggeleng dan kembali menarik tangan Lia lalu memeluknya erat. Mengecupi pipi Lia berkali-kali lalu sesekali menggigitnya gemas. Lia terkekeh dan melayangkan cubitannya pada pinggang Jaemin.
“Itu namanya bukan ikut campur, sayang. Tapi bantuan. Aku menganggapnya sebagai bantuan darimu. Kau banyak memberiku nasihat selama ini dan semuanya positif. Lagi pula, walaupun kau menganggapnya ikut campur, tidak apa-apa. Kau ikut campur demi kebaikanku, kan?” Jaemin benar-benar menghujani pipi Lia dengan kecupannya. “Jadi jangan pernah bilang begitu lagi atau aku akan marah dan membawamu tinggal di mansion.”
Lia mengangguk pelan. “Mau ke mana?”
“Ke Jeju, terkait proyeknya. Tapi sepertinya sudah terlambat dan ketinggalan pesawat. Tadinya aku tidak akan ke sini dan akan mengabarimu lewat video call. Tapi aku tidak bisa tenang setelah mendapat pesan darimu makanya aku datang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanficBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...