Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Sesuai permintaan Lia kemarin, hari ini Jeno pergi mengantar dan menemaninya ke kantor polisi untuk berkunjung.
Padahal dia akan bertemu dengan Jaemin, tapi kenapa Lia malah gugup dan detak jantungnya jadi dua kali lipat. Bahkan Lia sampai harus menghirup udara perlahan dan memgembuskannya supaya detak jantungnya normal lagi. Apa mungkin karena status mereka kini sudah berubah? Menjadi sepasang mantan kekasih? Mungkin.
Tapi, lebih tepatnya Lia gugup karena belum tahu bagaimana Jaemin akan menyambutnya. Apakah dengan sebuah senyum ataukah wajah datar yang terkesan dingin? Entah. Hubungan mereka sudah berakhir dua minggu yang lalu.
Lia tidak apa-apa, maksudnya, bukan dia yang meninggalkan tapi Jaemin. Itu artinya, janji Lia untuk selalu ada di sampingnya sudah ditepati hanya saja laki-laki itu yang memilih untuk pergi.
Detak jantung Lia semakin cepat saat kini mereka sudah sampai. Sebelum keluar dari mobil, Lia berkali-kali mendoktrin dirinya supaya tetap tenang. Bagaimana pun respon yang dia dapatkan nanti, terserah. Lia hanya ingin mengunjungi Jaemin dan memastikan bahwa dia baik-baik saja.
“Ayo,” suara Jeno menginterupsi ketika Lia termenung sejenak. Lia mengangguk dan mengikuti langkah Jeno.
Setelah memberitahu maksud dan tujuan mereka, mereka diarahkan untuk menunggu di balik kaca besar sebagai pembatas.
Selagi menunggu Jaemin keluar, Lia benar-benar dilingkupi rasa gugup dan detak jantung yang semakin berpacu. Bahkan tangannya sedikit bergetar. Jeno yang melihat itu langsung menggenggamnya.
“Tidak apa-apa, jangan gugup. Santai saja,” bisik Jeno pelan dan Lia mengangguk kecil sebagai jawaban.
Tepat pada saat itu, Jaemin muncul. Tatapannya tak luput dari perlakuan kecil Jeno pada Lia yang langsung membuatnya tersenyum tipis. Jaemin beranjak duduk sementara Lia masih menunduk, dia belum mampu mengangkat kepalanya untuk menatap Jaemin saat ini. Terlalu sedih, kalau mereka saling tatap kemungkinan Lia hanya akan menangis. Apalagi ekor matanya sedikit menangkap bahwa Jaemin mengenakan pakaian tahanan.
Tak dapat dipungkiri, Jaemin begitu senang melihat kedatangan Lia. Itu artinya, masih ada sedikit kepedulian untuknya dari Lia. Tapi Jaemin juga malu dalam satu waktu, karena malah muncul dengan keadaan yang tidak ingin Lia lihat. Dengan keadaan yang selama ini menjadi ketakutan terbesar Lia.
Lia mengembuskan napas sejenak lalu perlahan mengangkat kepalanya dan akhirnya pandangan mereka bertemu. Jaemin langsung membuang muka dan mengumpat dalam hati saat melihat kondisi mata Lia yang bengkak.
“Kau memang brengsek, Na Jaemin,” batinnya dalam hati, mengumpati dirinya sendiri karena menyebabkan Lia menangis.
Sementara Lia, air matanya ingin menetes lagi saat melihat Jaemin yang langsung memalingkan wajahnya. Tidak ada senyum seperti yang Lia harapkan. Yang ada hanya raut wajah datar setelahnya.
“Mau apa?” pertanyaan itu sukses membuat Lia tertegun. Selain karena suara Jaemin terkesan dingin, Jaemin juga menunjukkan wajah datarnya. “Mau ke sini pamer pacar baru, ya?”
Hatinya mencelos. Lia menangis, lagi. Bahkan Jeno melayangkan tatapan tajamnya pada Jaemin. Mempertanyakan kenapa bisa dia bertanya seperti itu pada Lia.
“Aku.. Aku..” suara Lia tidak bisa keluar dengan sempurna karena isak tangisnya. Jeno mengelus pelan punggung Lia. “Aku ke sini ingin mengunjungimu. Tapi kenapa responmu seperti itu?”
“Hm, terima kasih.”
Kali ini, Jeno yang berharap tidak ada kaca pembatas di antara mereka. Dia ingin memberikan Jaemin pukulan saat ini. Pukulan supaya laki-laki itu sadar dan tidak lagi bersikap dingin pada Lia yang sudah mengunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanfictionBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...