Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Satu persatu benda pecah belah yang ada di mansion mulai menjadi korban dari emosi Jaemin. Mulai dari asbak yang berbahan kaca, gelas minumannya, vas bunga kecil yang menjadi hiasan meja, lukisan yang menggantung di dinding, hingga vas bunga besar yang ada di sudut ruangan. Padahal, vas bunga besar itu baru datang seminggu yang lalu. Tapi sekarang, benda itu sudah hancur. Lantai jadi kotor karena tanahnya ikut berceceran. Tak sampai di sana, Jaemin masih meraih pecahan-pecahannya lalu melemparinya ke dinding hingga menjadi pecahan yang lebih kecil.
Bibi Kim mengelus dada, berusaha tetap tenang saat melihat kelakuan Tuannya itu. Kalau ditegur, Jaemin akan semakin menjadi dengan memecahkan banyak benda lainnya. Jadi, Bibi Kim memilih diam.
Sepertinya Jaemin belum puas, dia berjalan ke arah lukisan kaca yang menggantung di dinding sebelah lalu melemparinya dengan pecahan vas bunga hingga lukisan itu pun pecah.
Kemarahannya semakin menjadi saat Lia menonaktifkan ponselnya karena Jaemin mencoba menghubunginya.
“Sialan!” desisnya seraya berjalan ke kamarnya. Jaemin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya sejenak. Besok, dia akan menemui Lia dan meminta maaf.
Banyak panggilan masuk dari orang-orang penting yang akan membicarakan masalah pekerjaan. Tapi Jaemin mengabaikannya. Moodnya sedang memburuk karena dunianya sedang menjauhinya.
Belum lagi masalah Sungchan hari ini, Jaemin semakin memijit kepalanya yang pening. Bahkan Jaemin belum bisa menyimpulkan apa motif dibalik perbuatan Sungchan. Apakah itu disengaja atau memang tidak disengaja.
Jaemin mengumpat kesal saat ponselnya kembali berdering untuk yang kesekian kalinya. Saat menatap nama pemanggil, Jaemin langsung berdecak kesal dan memilih mengangkatnya.
“Ya?”
“Tuan, besok tim audit publik akan datang. Mereka akan melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangannya.” Pak Jung mengabari.
Jaemin mengembuskan napas kasar. “Kenapa tiba-tiba sekali? Bukankah mereka harus mengabari sehari sebelumnya supaya kita bisa bersiap-siap?”
“Entahlah, saya juga tidak tahu. Saya mendapat laporan tadi sore.”
“Baiklah, siapkan saja apa yang diperlukan.”
Dengan langkah gontai, Jaemin meraih jaket serta kunci mobilnya. Rencananya dia akan menemui Lia besok tapi masalahnya besok akan ada rapat mendadak bersama tim audit. Bisa-bisa Jaemin tidak fokus dan akan berakibat fatal terhadap perusahaannya. Malam ini, dia harus mendapatkan maaf dari Lia.
Walaupun jalanan masih ramai, Jaemin tetap saja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sementara itu, orang-orang di mansion sedang menggerutu dan mengelus dada saat membersihkan pecahan-pecahan kaca yang masih berserakan di lantai.
Tak butuh waktu lama, Jaemin sampai. Kali ini Jaemin tidak mengumpat lagi tapi sepanjang perjalanan malah berdoa supaya Lia tidak mengganti password apartemennya.
“Please..” gumam Jaemin seraya memencet passwordnya dan ternyata terbuka. “Thank you, love.”
Dengan langkah cepat, Jaemin segera masuk dan mencari di mana Lia berada. Di ruang tengah tidak ada, dapur tidak ada, dan tujuan terakhir adalah kamar. Ternyata Lia sedang berdiri di depan meja riasnya dengan tatapan kosong. Bahkan Lia tidak sadar ada yang datang kalau saja Jaemin tidak langsung memeluknya dari belakang.
“Lepas,” gumam Lia sambil berusaha melepaskan kaitan tangan Jaemin yang melingkar di pundaknya. “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak menemuiku? Aku tidak mau melihatmu. Aku tidak mau melihat wajah orang yang sudah berbohong padaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanficBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...