Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Three years ago..
Jika ditanya Lia lebih sayang nenek atau orang tuanya, maka jawabannya adalah nenek. Karena wanita paruh baya itu adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Berjasa dalam membeaarkannya hingga menjadi sosok yang kuat dan mandiri.
Keinginan Lia selama hidup sangatlah sederhana untuk dirinya dan nenek yaitu Lia ingin membuat nenek bahagia dan tinggal di tempat yang bagus. Karena kemarin, mereka hanya menyewa rumah yang sangat kecil untuk ditinggali. Lalu, Lia ingin nenek bangga dengan melihatnya bekerja tetap bukan paruh waktu lagi dan mendapat gaji yang tetap.
Sayangnya, nenek lebih dulu dipanggil oleh Tuhan tepat sebulan sebelum Lia wisuda. Padahal Lia ingin sekali melihat nenek bahagia dan senang di hari pentingnya. Satu-satunya support system yang Lia punya sejak dulu sebelum bertemu dengan Jaemin.
Lia tidak menangisi kepergian nenek karena Lia tahu semua yang bernyawa pasti akan mati. Tapi yang membuat Lia sedih adalah fakta bahwa Lia belum bisa membuat nenek bahagia dengan layak dan fakta bahwa sekarang Lia tidak punya siapa-siapa lagi dari pihak keluarga.
“Aku cuma punya dirimu. Kalau kau pergi, aku tidak tahu bagaimana hidupku nantinya.” Lia melangkah dengan pelan lalu memeluk Jaemin yang saat itu menemaninya di pemakaman nenek.
“Aku di sini, selalu di sini. Tidak akan pernah pergi dan tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri.” Jaemin membalas pelukan Lia seraya memberi tepukan kecil pada pundak Lia. “Justru kau tahu.. Kalau misalnya aku pergi darimu, kau masih bisa hidup dengan semestinya tanpaku karena kau terdidik mandiri sedari kecil. Bisa mengusahakan hidupmu sendiri. Sedangkan aku.. Kalau kau pergi dariku maka aku hancur. Aku tidak bisa apa-apa tanpamu, sayang.”
“Tapi kau masih punya orang tua sedangkan aku sendiri. Benar-benar sendirian. Satu-satunya anggota keluarga yang aku punya yaitu nenek sudah pergi.”
“Tidak apa-apa, aku di sini. Kau punya aku, kau bisa mengandalkanku. Aku tidak akan ke mana-mana, aku di sini.”
Lia meletakkan setangkai mawar putih di atas makam nenek. Bersimpuh di sampingnya kemudian memanjatkan doa untuk nenek.
Jam sudah menunjukkan tujuh malam dan Lia baru saja pulang bekerja. Kemarin Jaemin sudah berjanji untuk menjemputnya, mengatakan bahwa Lia harus menemaninya pergi membeli sepatu tapi sayangnya laki-laki itu tak kunjung datang dan pada akhirnya mengirim pesan kalau dia tidak bisa karena ada beberapa urusan. Jadi, di sinilah Lia saat ini.. Di makam nenek.
Walaupun hari sudah malam, tapi Lia sama sekali tidak merasa takut karena sudah terbiasa datang malam-malam.
“Nek, dulu Jaemin bilang padaku bahwa dia akan selalu ada untukku, tetap di sampingku dan tidak akan ke mana-mana. Tapi sekarang, rasanya seolah aku telah kehilangannya.” Lia berujar lirih. Segala sesuatu yang terpendam, Lia pasti menceritakannya pada nenek. “Dia bukan Jaeminku yang dulu. Aku tidak tahu dia kenapa tapi Jaeminku yang dulu telah hilang. Dia berubah, nek. Jaemin yang sekarang jadi lebih menyeramkan. Tidak ada perilaku baik dan sopan seperti dulu, tidak ada tatapan teduh yang selalu dia berikan padaku. Sekarang Jaemin jadi orang yang otoriter, bersikap semaunya dan terkadang menatapku dengan tajam kalau aku membantahnya. Aku sedih, nek. Tapi aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja walaupun dia berubah karena aku masih mencintainya. Aku akan berusaha membawanya kembali ke jalan yang benar dan akan membuatnya sadar.”
Ada satu hal yang masih sangat melekat di kepala Lia sampai detik ini. Yaitu ucapan nenek ketika sudah bertemu dengan Jaemin, dulu. Yang sampai saat ini Lia belum tahu alasan pasti kenapa nenek bilang begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanficBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...