Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Dengan sisa tenaga yang ada, Renjun berlari tertatih bersama Haechan untuk segera menjauh dari kawasan rumah Pak Jung. Tangan kanannya menggenggam erat sebuah flashdisk yang berisi beberapa dokumen yang akan menyelamatkan Jaemin.
Wajah mereka mulai dipenuhi keringat, serta pucat mulai menghiasi sebab rasa lapar membuat mereka melemas. Tapi itu tidak penting sekarang. Mereka hanya ingin cepat-cepat sampai ke apartemen Lia.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, itu artinya satu jam lagi rapat akan dimulai. Mereka harus segera bergegas sebelum terlambat.
Sepanjang perjalanan mereka berdoa supaya Lia ada di apartemennya. Karena mereka sadar kalau hari ini adalah hari senin, yaitu hari kerja. Kalau misalnya Lia tidak ada, mungkin saja mereka akan lebih dulu pingsan sebelum sampai ke hotel tempat Lia bekerja.
Kenapa mereka berlarian alih-alih naik angkutan umum supaya lebih cepat sampai? Itu karena uang mereka benar-benar habis. Lembaran 10 ribu won yang kemarin hilang entah di mana.
“Jun, sepertinya aku akan pingsan. Kau saja yang berlari, gedungnya sudah terlihat di depan.” Haechan berhenti sejenak sambil mengatur napas. “Jangan hiraukan aku, pergi saja. Pikirkan aku nanti.”
“Tidak, kau pasti bisa. Sedikit lagi, cepat.” Renjun berusaha menyeret Haechan supaya mereka tetap bersama.
Gedung apartemen Lia sudah terlihat dengan jelas, hanya tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai di lobi dan naik ke lantai atas menggunakan lift.
Napas mereka tersengal, keringat semakin bercucuran. Tapi mereka terus berusaha menjangkau tujuan karena harus bertemu dengan Lia. Walaupun flashdisknya sudah ada di tangan tapi orang yang akan menjadi bukti kuatnya adalah Lia.
Kini mereka sudah masuk ke lift. Karena tidak kuat berdiri, Haechan tergeletak seraya menunggu pintu lift terbuka. Beruntung tidak ada orang yang naik bersama mereka. Bisa-bisa Renjun akan dituduh macam-macam pada Haechan.
Begitu pintu lift terbuka, mereka segera berlari menuju unit Lia lalu dengan cepat memencet bel. Berdoa, berharap supaya Lia ada di dalam.
Sementara itu, Lia memang ada di dalam. Dia mengambil cuti beberapa minggu dan ingin beristirahat sejenak. Menenangkan segala kegaduhan yang menghantam kepalanya dalam satu waktu.
Lia sedang duduk menonton televisi, menikmati beberapa film action dan romance serta komedi untuk menghilangkan penat. Ketika akhirnya dia mendengar bel berbunyi.
Lia meletakkan bungkus snacknya lalu beranjak untuk membuka pintu. Betapa kagetnya dia saat melihat dari layar monitor bahwa yang datang adalah Renjun dan Haechan. Segera saja Lia membuka pintu tanpa berpikir lagi.
“Terima kasih, Tuhan.” Renjun bergumam pelan ketika pintu terbuka dan menampakkan Lia dengan wajah paniknya. “Cepat ganti bajumu dan ikut kita.”
Lia yang masih heran, menatap mereka dengan tatapan penuh tanya. Apalagi melihat kondisi mereka yang sangat-sangat kacau. Keringat bercucuran, napas tersengal dan putus-putus, wajah pucat pasi. Jelas Lia jadi khawatir. Belum lagi kemunculan mereka yang tiba-tiba setelah menghilang berbulan-bulan lamanya.
“Ada apa? Memangnya mau ke mana?”
“Aku akan menjelaskanmu nanti di perjalanan. Ini tentang Jaemin. Jadi cepat ganti bajumu dan ikut kita.”
“Tapi..” Lia bingung akan situasi mendadak ini. Tapi sepertinya sangat serius. “Ok, aku akan ikut tapi kalian masuk dulu. Tunggu di dalam dan selagi aku ganti baju, kalian makan dulu, ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG WAY [JAELIA✔️]
FanfictionBagi Jaemin, Lia adalah pusat dari hidupnya. Segala-galanya. Hidup yang awalnya tidak punya tujuan menjadi lebih terarah sejak bertemu dengan Lia. Sayangnya, karena suatu kejadian, Jaemin seolah kehilangan arah dan mengambil jalan yang salah. Lia ta...