Haechan berdiri disebuah toko kue. memandang betapa cantiknya kue tart yang tersaji di etalase depan. lalu membawa langkahnya memasuki toko tersebut.
"permisi mbak saya mau chesee cake size small 1 ya, jangan lupa kasih lilin angka 16 diatasnya." ucapanya sambil tersenyum ramah.
"baik kak tunggu sebentar."
Haechan menunggu cukup lama, butuh waktu 15 menit untuk menyiapkan pesanannya.
"ini kak pesanan kakak, total nya 20.000 won."
Haechan mengeluarkan uang yang berada disakunya, menyodorkan kepada pelayan yang berdiri di depannya.
uang yang ia tabung sejak bulan lalu.
setelah mendapatkan apa yang ia mau, Haechan melanjutkan langkahnya menuju tepi sungai Han yang tak terlalu ramai pengunjung. duduk diantara jejeran bangku yang tersedia disana. Haechan membuka bingkisan yang ia pesan tadi, menghidupkan api lilin diatas kue tersebut.
kemudian memandang langit, memejamkan matanya dan mulai membayangkan kedua orang tuanya hadir untuk ikut meniup lilin bersamannya.
hari ini usianya tepat 16 tahun. dan sudah 4 tahun ini ia merayakannya sendiri. tanpa adanya teman, tanpa adannya keluarga, tanpa adannya saudara.
Haechan paham bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai keinginannya, terkadang ia harus menghadapi derasnya arus balik yang membuatnya lumpuh total.
dan disinilah Haechan berada, masih dengan harapan yang sama, harapan akan kembalinya keluarga yang pernah ia rasakan kehadirannya.
'kali ini saja tuhan biarkan aku bahagia ditahun ku' lalu meniup lilin yang hanya tinggal separuh.
'happy brithday to me'
.....
Haechan berjalan gontai menuju rumah megah itu. namun belum sampai didepan pintu, ia merasakan kepalanya berdenyut nyeri.
"dari mana saja kau."
rambutnya ditarik begitu saja, membuatnya terjengkang kebelakang.
"maaf hyung."
"tidak tahu diri. masih untung kau diperbolehkan pulang dan tidur dirumah ini." Jaehyun menatap sengit Haechan. berjalan melaluinya dengan menubrukkan bahu lebarnya dengan bahu sempit milik Haechan.
kegiatan mereka terhenti saat ada satu sosok pria yang lebih mungil darinya memasuki ruang keluarga ini.
"hyung maaf aku baru pulang." ucap sosok itu pelan.
"tidak apa apa Renjun. kau sudah makan belum? hyung membuatkan makanan kesukaan mu dimeja." ucap Taeyong mengelus pelan anak rambut milik Renjun dengan sayang.
Haechan iri. sakit sekali melihat kedekatan kakak adik yang tidak sedarah ini. bagaimanapun ia pernah merasakan berada diposisi Renjun dulu.
hatinya tercabik. munafik jika Haechan mengatakan bahwa ia baik baik saja. perlakuan yang ia terima tidak pantas dikatakan sebagai perlakuan seorang kakak kepada adik kandungnya sendiri.
dipukul.
direndahkan.
diremehkan.
diperlakukan sesuka hati.
namun Haechan bisa apa selain menerima.
ia tidak punya tempat untuk singgah, tidak punya tempat untuk sekedar berbagi cerita.
"Renjun segeralah ke kamar dan ganti bajumu. hyung akan menemanimu makan." pinta Doyoung lembut.
Renjun hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan menuju kamarnya. kamar yang dulu Haechan tempatin. kamar yang dulu Haechan hias sedemikian rupa dengan kedua orangtuanya. kamar yang memiliki banyak kenangan tersendiri dengan para hyungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
intact but fragile ✔️
Teen Fiction✔️ TAMAT ✔️ LEE HAECHAN. Akan ku beritahu cuplikan hidup ku Tapi berjanjilah untuk tidak mengasihani ku