aku pamit bentar ya, mungkin bakal balik lagi hari jum'at. mau fokus uas biar dapet IP tinggi wkwkwkwk, tau kan habis uas ada apa? ada libur. nah waktu libur nanti aku bakal fokus garap semua book ini termasuk book brothership yang paling dinanti nantikan banyak orang.
jadi hari ini aku pamit.
sampai ketemu hari jum'at sayangggg.
.....
Haechan berjalan keluar dari kamarnya, melewati dapur untuk jalan jalan dipagi hari. saat ia tiba didapur tak sengaja matanya menatap ke arah ruang makan dimana renjun dengan para saudarannya sedang sarapan sambil bergurau.
Haechan tersenyum miris, "aaahh andai aku berada ditengah mereka pasti rasanya akan sangat bahagia." batin Haechan lalu melanjutkan jalannya.
Haechan keluar dari rumah itu, entah ia akan pergi kemana. niatnya hanya satu, pergi dari sana hingga menjelang senja.
hiruk pikuk perkotaan di hari libur ini tidak ada apa apanya dibandingkan hiruk pikuk yang ada dirumahnya.
langkah Haechan terhenti pada sebuah bangunan kosong yang berada di ujung kota. tidak ada orang disini, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat.
Haechan terdiam mengamati rumah megah yang dibiarkan terbengkalai. namun lamunan nya buyar ketika ia mendengar rintihan laki laki di pinggir jalan.
Haechan berjalan mendekat. mempertajam pendengarannya.
tidak salah lagi, ada yang terluka disini.
hingga matanya menatap sosok yang sudah tergeletak dengan darah dipelipisnya juga motor besar yang tergeletak tak jauh darinya.
"hey kau tak apa?." Haechan menghampiri pemuda itu lalu membawanya menuju kedalam rumah kosong tersebut.
Haechan membantu membuka jaket yang dikenakan pria itu, ia kaget saat melihat cukup banyak luka baret disana.
"jangan kemana mana aku akan membeli beberapa obat merah untuk mengobatinya, aku janji tidak akan lama."
Haechan berlari kencang menuju apotik yang berada lumayan jauh dari tempatnya. tidak ada yang bisa ia lakukan selain berlari kencang untuk menyelamatkan pria itu.
Haechan mengelap peluh yang menetes diwajahnya. tubuhnya memerah karena kelelahan, nafasnya tersenggal senggal, menghirup oksigen dengan rakus.
"pak tolong berikan aku obat merah, alkohol, kapas juga perban." ucap Haechan.
tak lama penjaga apotik itu memberikan apa yang ia pesan, Haechan langsung membayarnya dan kembali berlari menemui pria yang sedang menunggunya dirumah kosong itu.
"maaf aku lama."
"maaf aku meropotkanmu."
Haechan menggeleng, "tidak merepotkan sama sekali."
Haechan dengan telaten membersihkan luka luka yang ada ditubuh pria itu.
"namaku Wang Yibo, siapa namamu?"
"nama ku Lee Haechan."
Yibo melihat wajah serius Haechan, "lucu." pikirnya.
"kau kelas berapa?"
"masih kelas 1 sma."
"karena aku lebih tua, panggil aku hyung."
Haechan mengangguk lucu. Yibo tersenyum, namun senyumnya luntur saat ia menatap manik mata Haechan yang tersirat banyak luka di sana.
Yibo adalah mahasiswa psikologi tentu saja ia tau maksud dari gerak gerik seseorang.
"bukankah kau yang harus mengobati lukamu sendiri?" tanya Yibo yang masih asyik menatap wajah Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
intact but fragile ✔️
Novela Juvenil✔️ TAMAT ✔️ LEE HAECHAN. Akan ku beritahu cuplikan hidup ku Tapi berjanjilah untuk tidak mengasihani ku