Don't put the sadness on your heart

3.4K 412 71
                                    

hari ini adalah hari minggu, hari dimana semua aktivitas diberhentikan dan memulai untuk menyusun kembali plan hari yang akan datang.

megistirahatkan sejenak semua luka dan lara yang sempat menghampiri.

menjernihkan pikiran dari hiruk pikuk keogoisan umat manusia.

pagi pagi sekali Haechan dijemput oleh Yibo untuk membawanya ke mansion seperti yang biasa dilakukan dihari minggu sebelumnya.

Yibo ingin memberikan perhatian khusus untuk Haechan agar anak itu merasa hidupnya berguna. setidak nya mengajak Haechan berbahagia walau hanya satu hari itu jauh lebih baik.

"mau tambah?" ujar Bright yang sedari tadi mengamati pergerakan lambat Haechan.

Bright memaklumi cara makan anak itu yang terkesan lama, pipi kiri dan kanan Haechan bengkak, pasti sangat sakit rasanya ketika dibuat mengunyah.

jika tidak dipaksakan makan justru akan berbahaya bagi kesehatan perutnya.

"sudah ya hyung, aku tak sanggup lagi menahannya." lirih Haechan dengan tatapan memohon.

Yibo menghela nafas kasar, tangannya sudah gatal untuk membalas perlakuan mereka pada adik kecilnya, "izinkan hyung pergi ke rumah mu dan membasmi semua kuman itu." kesal Yibo.

Haechan menggeleng lemah, "jangan hiks jangan sakitin mereka."

"tapi kau rela disakiti oleh mereka, dimana letak kewarasan mu ha yangechan." geram Bright.

"hiks jangan, aku mohon jangan hyungggg."

Bright memejamkan mata, berusaha menenangkan pikirannya dan menekan kembali emosinya agar tak menguar begitu saja.

"lupakan, sekarang lanjutkan makan mu sayang."

lagi. Haechan menggeleng, "sakit, tidak kuat."

Yibo meraih susu dengan kandungan protein dan karbohidrat tinggi, sangat cocok untuk pengganti makan, "minum ini saja ya?"

Haechan mengangguk lalu meraih susu itu dari tangan Yibo dan menegaknya hingga tandas.

bohong jika ia mengatakan dirinya sudah kenyang, nyatanya semenjak kemarin ia disiksa diruang bawah tanah ia sama sekali belum mengisi perutnya barang satu tetes air pun.

Bright membawa tubuh Haechan untuk dipangku, "bagian mana yang sakit selain hati?" tanya Bright sambil menatap lekat mata kelam Haechan.

mata yang selalu menyorotkan kesedihan yang amat sangat dalam. bahkan Bright tidak mampu memandang mata itu lama lama.

"hati mu sudah remuk, bagian tubuh mana yang akan kau biarkan rusak?" tanya Bright.

air mata Haechan menetes meluncur di pipi, tatapannya kosong memandang Bright.

"apa kepala ini? kau akan membiarkannya hancur bukan?"

"atau tangan ini? kau bahkan rela membuatnya patah."

"lalu kaki ini? kau bisa menyeret kaki mu berkilo kilo meter meskipun sedang dalam keadaan terluka penuh darah."

Bright mengambil tangan kecil Haechan lalu menggenggamnya. air matanya pun sudah tidak dapat dibendung lagi.

"aku yakin jika anggota tubuhmu bisa bicara, mereka semua akan mengeluhkan hal hal yang itu itu saja."

"kau tidak ingin keadilan? belum tentu kau akan hidup kembali. jangan mudah percaya dengan adanya reinkarnasi. karena sejatinya hal seperti itu hanya ada didalam dongeng imajinasi."

Bright menaruh tangannya tepat didada Haechan, "hatimu memiliki hak untuk bahagia, hidup mu memiliki hak untuk merasakan semuanya."

"sedih dan senang itu harus seimbang, sayang. kalau mau nemerima kemenangan, kau harus lawan meraka, jangan bodoh hanya karena manipulatif seseorang yang fana."

intact but fragile ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang