be felt with the heart

3K 434 81
                                    

Haechan berjalan was was menuju ke arah Jaehyun.

"Hyung." lirih nya pelan.

Jaehyun berdengung, melihat ke arahnya dengan tatapan tak suka.

"Be-besok pembagian rapor bisa minta tolong ambilkan rapor ku hyung?" Haechan berujar takut.

"Kenapa aku?"

"Maaf hyung. sekolah mewajibkan pengambilan rapor dilakukan oleh wali murid."

"BODOH BUKAN ITU YANG KU MAKSUD. KENAPA KAU MEMINTA AKU YANG MENGAMBILKANNYA?." teriak Jaehyun penuh emosi.

"Ka-karena tidak ada yang mau mengambilkannya untukku hyung."

"dan kau fikir aku mau? Aku tidak mau, buang buang waktu ku saja." Jaehyun berlalu meninggalkan Haechan yang masih berdiam ditempatnya.

Haechan termenung, berfikir dengan cara apa ia bisa mengambilnya tanpa harus meminta bantuan kepada hyungdeulnya.

'Mark hyung? apakah bisa?'

Haechan mendekat kearah Mark yang serius membaca serial novel ditangannya.

"hyung."

Mark menoleh, keningnya berkerut saat tahu siapa pemilik suara yang baru saja memanggilmya.

"boleh aku minta tolong sesuatu?."

"TIDAK." bentak Mark kasar. Haechan bahkan belum sempat mengutarakan permintaannya kepada Mark.

'harus minta tolong ke siapa lagi?' batin Haechan.

Haechan beranjak dari sana, berjalan menuju kamarnya.

'aaah apa aku minta tolong bibi saja?."

"Permisi, bibi sibuk tidak?." Haechan ikut jongkok menyamakan tingginya dengan pembantu dirumah mereka yang sedang mencabuti rumput dibelakang.

"Aaahhh tidak Haechan, ada apa ya?."

bukan maksud bibi Han tidak sopan. tapi Haechan sendiri yang meminta wanita tua itu untuk memanggil namanya saja tanpa perlu embel embel tuan.

"Bibi, bisa minta tolong tidak, ambilkan rapor ku besok disekolah?."

Bibi Han tersenyum teduh ke arah Haechan.

"Baiklah besok bibi ambilkan rapor nya Haechan."

"Wahhh yang benar bi? Terimakasih yaaaa." ucap Haechan kegirangan.

bibi Han tersenyum penuh arti. merasa kasihan dengan majikan kecil nya ini. masih muda tapi sudah menanggung semua.

.....

PUKUL 08.00 DI NEO HIGH SCHOOL

Haechan sedih sekali saat melihat ada Jaehyun disana. duduk disamping Renjun yang tengah asyik membagi ceritanya kepada pemuda berdimple itu.

kemarin Haechan meminta nya untuk datang kesini tapi ditolak mentah mentah, sekarang justru ia melihat Jaehyun datang tanpa disuruh oleh Renjun. rasannya sakit.

"absen 18. lee haechan." bibi Han berjalan menuju meja guru, menerima rapor yang diberikan oleh wanita muda dihadapannya. "apakah anda wali dari Haechan.?"

bibi Han mengangguk.

"anak didikmu sangat pintar dan genius. lagi dan lagi ia berhasil mendapatkan nilai sempurna disemua mata pelajaran." ujar miss Dahlia.

Haechan tersenyum semakin lebar dibangkunya saat mendengar perkataan miss dahlia. ia bangga pada dirinya sendiri.

"sudah ku katakan berapa kali bahwa kau yang terhebat haechan." Jay berseru.

intact but fragile ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang