the deppest pain

2.6K 380 32
                                    

"menyerah dan melawan itu kuncinya. bahagiakan dirimu. jangan percaya reinkarnasi, karena sejatinya manusia hanya hidup sekali, jangan mau dibodohi opini."

~IBF~

"bisa tidak setiap ke sekolah berangkatlah dengan wajah baik baik saja?" Sungut Jay sebal. Pasalnya ia selalu melihat wajah pucat Haechan setiap hari, lagipula ia ini berteman dengan manusia bukan dengan hantu.

"tanpa luka dan tidak pucat." sambung Soobin.

"apa iblis itu melukaimu lagi?" tanya Jay dengan gamblang.

Haechan terkekeh, meskipun kekehan keluar dari mulutnya namun ia tidak suka ketika Jay menyebut saudaranya dengan sebutan iblis.

"dia hyungku, Jay."

Haechan itu bukan tipe pendendam, ia akan dengan mudah memaafkan dan melupakan. namun berbeda dengan keadaan batinnya.

sekuat apapun ia menggenggam hatinya untuk meyakinkan bahwa akan ada hari dimana ia bisa menghidupi dunia nya yang telah mati, namun rasanya percuma.

karena sesuatu yang mati tidak akan bisa hidup kembali.

"Haechannie kau percaya jika aku menyayangimu kan?"

Haechan mengangguk, "tentu, kalian selalu mengatakan jika kalian menyayangiku."

"kalau begitu tinggalah bersamaku." Pinta Jay memohon.

Haechan tersenyum, ia sangat paham bahwa kedua manusia dihadapannya ini sangat mengkhawatirkan dirinya.

"aku baik baik saja, tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

BOHONG!!!

mulutnya berbicara seperti itu tapi hatinya terus memberontak.

"Haechaniieee."

"tidak apa apa sungguh aku tidak apa apa." lirih Haechan.

Haechan tidak ingin membagikan lukanya dengan orang lain, menurutnya cerita ini adalah cerita tentang hidupnya yang kacau, Haechan yakin siapapun yang mengetahuinya akan ikut merasakan kehancuran dan kesedihan.

Haechan tidak ingin membuat Jay ikut bersedih karena nya.

cukup ia.

tidak yang lain.

"Sampai kapan kau akan bertahan? setelah tuhan memanggil namamu?" ucapan Soobin mampu membuat Haechan terdiam begitupun dengan Jay.

"kau dihidupkan bukan untuk menjadi sarang tinju. tuhan sedih jika umatnya diperlakukan bak binatang. sedangkan tuhan menitipkan seoonggok kekuatan untuk melawan namun mengapa tak pernah kau gunakan?"

"Chan, nyerah bukan berarti kalah, jika aku ada diposisimu aku akan pilih menyerah untuk membahagian diriku."

Soobin menunjuk dada Haechan, "tubuhmu juga punya hak untuk bahagia, bukan malah kau gunakan untuk menampung semua luka."

tanpa sadar Haechan dan Jay menitikkan air matanya, ucapan Soobin sama sekali tak salah, justru hanya kebenaran yang keluar dari mulut pria jangkung itu.

"kau tidak ingin dikasihani kan? jadi biarkan aku mengasihani tubuhmu saja."

"kau orang paling egois yang pernah ku kenal, jika bukan karena sayang mungkin kau sudah ku tinggalkan." Kalimat sarkas Soobin mampu menohok hatinya.

Soobin menarik tangan Haechan pelan lalu mendekap pria mungil itu dengan erat, menumpukan kepalanya diatas kepala haechan.

"menyerah dan melawan itu kuncinya. bahagiakan dirimu. jangan percaya reinkarnasi, karena sejatinya manusia hanya hidup sekali, jangan mau dibodohi opini."

intact but fragile ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang